Cerita Nabi Hud dan Kaum Aad

Penulis Al Putra | Ditayangkan 21 Apr 2020

Cerita Nabi Hud dan Kaum Aad

kisa Nabi Hud - Image from Syahida.com

Nabi Hud mengingatkan mereka agar bersyukur kepada Allah atas nikmat nikmat yang Allah berikan kepada mereka.​

Nabi Hud 'alaihissalam berkata: “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?.” (QS. Al A’raaf: 65).

Lantas kaum Aad pun bertanya kepada Nabi Hud: “Siapakah sebenarnya engkau wahai Hud sehingga mengatakan kata-kata seperti itu?”.

Nabi Hud menjawab: “Sesungguhnya aku adalah rasul yang dapat dipercaya bagimu. Oleh karena itu, bertakwalah kamu kepada Allah dan taatilah aku.” (QS. Asy Syu’ara: 125-126).

Setelah mendengarnya, kaum Aad pun merasa marah dan menyombongkan diri dan membantah perkataan Nabi Hud dengan perkataan yang sangat kasar, sembari berkata: “Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. Al A’raaf: 66).

Namun dengan sabar Nabi Hud menjawab perkataan mereka: “Wahai kaumku! Tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam.– Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.” (QS. Al A’raaf: 67-68)

Kendati demikian bukan hilang kesombongan mereka malah semakin bertambah Sombong sembari menantang Nabi Hud 'alaihissalam.

“Wahai Hud! Kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.” (QS. Huud: 53-54)

Walau Nabi Hud dicerca dengan kalimat yang kasar dan merendahkan, tapi Nabi Hud tetap sabar dan tetap mengingatkan kaumnya agar kembali kepada Allah dan menghilangkan keburukan yang telah mereka kerjakan.

Sekian lama Nabi Hud berdakwah kepada kaumnya namun alhasil Nabi Hud tidak mendapati kaumnya selain sebagai manusia yang telah mati hatinya dan menjadi keras seperti batu.

Kaum Aad tetap bersikukuh keras untuk teguh terhadap kesesatan dan penyimpangan yang mereka lakukan, mereka juga senantiasa membalas perkataan Nabi Hud dengan kalimat yang zalim.

Sehingga Nabi Hud berkata kepada mereka:

”Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan yang lain, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguhan kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu, dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu.” (QS. Huud: 54-57)

Azab yang ditimpakan kepada kaum Nabi Hud ‘alaihissalam, kaum Ad tetap saja menyombongkan diri dan berbangga diri sembari berkata:

“Siapakah yang lebih kuat kekuatannya daripada kami?” (QS. Fushshilat: 15)

Nabi Hud pun menjawab.

“Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakan nya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu.” (QS. Al A’raaf: 71)

Baca Juga:

Dikarenakan perkataan mereka dan sikap mereka yang selalu menyombongkan diri, maka Allah pun mengazab mereka dengan menurunkan hawa yang sangat panas, yang membuat sumur dan sungai mereka menjadi kering, tanaman dan buah-buahan pun mati, hujan pun berhenti dalam kurun waktu yang cukup lama.​

Lantas kemudian datanglah awan yang sangat besar yang berwarna hitam, seketika kaum Aad melihat awan tersebut mereka merasa bangga dan mengira bahwa hanya awan itu yang akan memberikan curah hujan kepada mereka.

Namun ternyata awan besar itu meniupkan angin yang sangat kencang yang menimpa mereka selama 8 hari 7 malam tanpa henti.

Saking dahsyatnya angin yang Allah turunkan kepada mereka hingga membinasakan mereka semua.

Gambaran azab ini telah Allah tuliskan di dalam Al-Qur'an. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

“Maka ketika mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.' (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta agar datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya. Maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa." (QS. Al Ahqaaf: 24)

Dan Allah subhanahu wa ta'ala menyelamatkan Nabi Hud beserta sedikit kaum Aad yang beriman kepadanya.
“Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang besar dari Kami, dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan mereka bukanlah orang-orang yang beriman.” (QS. Al A’raaf: 72)

Nabi Hud ‘alaihissalam pun pergi bersama orang-orang yang beriman ke tempat yang lain; yang di sana mereka beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Kisah Nabi Hud dan Kaum Aad

Nabi Hud adalah nabi yang diutus oleh Allah kepada kaum Aad di daerah yaman di suatu tempat yang bernama Al-ahqof.

Kaum Aad merupakan kaum yang memiliki nasab dari nabi Nuh, mereka memiliki rumah dengan tiang-tiang yang besar sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

“(Yaitu) penduduk Iram (ibu kota tempat tinggal kaum ‘Aad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain.” (QS. Al Fajr: 7-8)

Keunggulan Kaum Aad yang Allah Berikan

Kaum Aad memiliki peradaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum yang lain.​Mereka unggul memiliki keunggulan pada bidang pertanian karena melimpahnya mata air.

Mereka juga memiliki harta dan binatang ternak yang sangat banyak, serta mereka dikaruniakan oleh Allah disediakan ladang yang subur dan hijau yang penuh dengan kebun-kebun yang indah.

Tidak hanya itu Allah juga mengaruniakan kepada mereka dengan fisik yang kuat yang berbeda dengan kaum yang lain.

Apabila mereka berperang dengan kaum yang lain atau menyerang suatu kaum maka kemenangan mutlak akan mereka dapatkan.

Hal ini juga di gambarkan oleh Allah di dalam Alquran, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

“Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang yang kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku, dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak, dan kebun-kebun dan mata air.” (QS. Asy Syu’ara: 130-134)

Kaum Aad juga ahli dalam membangun istana-istana dan benteng-benteng yang sangat megah dan kuat, Mereka membanggakan diri dengan keunggulan keunggulan yang Allah berikan kepada mereka dan menjadikan mereka sombong.

Sebagaimana digambarkan di dalam Al Quran, Allah ber firman:

“Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main (bermewah-mewah) –Dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud agar kamu kekal (di dunia)?.” (QS. Asy Syu’ara: 128-129)

Semua kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka namun mereka tidaklah bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Bahkan mereka mensekutukan Allah dengan menyembah patung-patung setelah Allah selamatkan mereka dari banjir di zaman Nabi Nuh, sebagaimana dalam firman Allah:

“Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) setelah lenyapnya kaum Nuh, dan Allah telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S Al A’raaf: 69)

Bukan hanya itu, mereka juga mengerjakan berbagai macam maksiat dan dosa dan mengadakan kerusakan di muka bumi.

Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Hud 'alaihissalam untuk bisa mengajak mereka kembali menyembah Allah subhanahu wa ta'ala dan mengajak mereka melakukan kebaikan.​

Dakwah Nabi Hud Pada Kaum Aad

Cerita Nabi Hud dan Kaum Aad

Castle - Image from Wallup.net

Cerita Nabi Hud dan Kaum Aad

Dakwah Nabi Hub - Image from Republika

Azab Allah Kepada Kaum Aad

Cerita Nabi Hud dan Kaum Aad

Awan Panas - Image from ABC

SHARE ARTIKEL