Arti Marhaban ya Ramadhan dan Pesan Rasulullah di Bulan Ramadhan 

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 06 Aug 2019


Arti Marhaban ya Ramadhan dan Pesan Rasulullah di Bulan Ramadhan Marhaban Ya Ramadhan - Image from : tribunnews.com

Marhaban ya Ramadhan artinya? 

Setiap menjelang Bulan Ramadhan, kata ‘Marhaban ya Ramadhan’ pasti akan kita dengarkan di mana-mana. 

Entah sekedar ucapan dari teman lama, spanduk di sepanjang jalan, hingga ungahan-ungahan di media sosial. 

Lantas apa arti dari marhaban ya ramadhan dan apa maknanya?

Dalam KBBI, Marhaban berarti kata seru (afektif) untuk menyambut atau menghormati kedatangan tamu (yang berarti selamat datang)

Meski arti secara bahasa sangat sederhana, Marhaban ya Ramadhan memiliki makna yang luas dan mendalam, lho. 

Lantas apa makna dari Marhaban Ya Ramadhan?

Sudah sering kita lihat dan dengar kebiasaan umat islam di Indonesia apabila mendekati bulan Ramadhan, saling berbagi ucapan "Marhaban Ya Ramadhan".

Rasa antusias menyambut bulan suci tersebut sontak membuat media sosial dipenuhi dengan beragam ucapan "Marhaban Ya Ramadhan". 

Tetapi apakah kamu tahu arti marhaban ya ramadhan?

Berikut adalah penjelasan arti marhaban ya ramadhan dan maknanya yang telah dirangkum oleh wajibbaca.com: 

Mengapa umat islam ramai-ramai menyambut bulan ramadhan dengan ucapan marhaban ya ramadhan?

Bagi umat islam, bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa, bulan yang penuh kemuliaan dan kebaikan. 

Oleh karena Ramadhan itu bulan yang istimewa, maka umat islam menyambutnya dengan suka cita dan penuh rasa gembira. 

Sehingga tak ada sedikitpun rasa terpaksa, menggerutu atau bahkan kemalasan. 

Arti Marhaban Ya Ramadhan

Jika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata "Marhaban" mengandung makna kata seru yang diucapkan untuk menyambut atau menghormati tamu (selamat datang).

Sementara itu, menurut bahasa Arab, "Marhaban" merupakan kata turunan dari awal kata "rabh" yang memiliki arti "luas atau lapang".

Sehingga ucapan ini menunjukkan sebuah kelapangan dada atas kehadiran tamu dalam lingkungan mereka.

Kemudian ia akan menerima dengan penuh kegembiraan dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menyambut tamu dan membuatnya merasa nyaman. 

Akar kata Marhaban juga sama dengan rabhat yang memiliki arti "ruangan luas atau kendaraan, guna memperoleh kebaikan atau kebutuhan pengendara sehingga bisa melanjutkan perjalanan".

Sehingga jika direnungkan, marhaban ya ramadhan artinya ialah kami menyambut datangnya bulan ramadhan dengan penuh kegembiraan. 

Dan telah persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja, yang berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami.

Sehingga dengan begitu, datangnya bulan ramadhan tidak diisi dengan sikap malas, mengeluh atau bahkan marah karena tidak terima dengan datangnya bulan Ramadhan yang seolah membatasi berbagai aktivitas. 

Melainkan bersiap dan antusias menghadapi bulan suci ramadhan dengan persiapan keimanan dan ketaqwaan yang kokoh untuk menjalaninya. 

Marhaban ya ramadhan, kami menyambutmu dan siap untuk melakukan apa saja demi memperoleh kemuliaan dan keberkahan di dalamnya. 

Marhaban ya ramadhan, selamat datang tamu agung yang jika dianalogikan, tamu agung yang berkunjung ke satu tempat.

Tidak akan datang menemui setiap orang di lokasi tersebut meskipun setiap orang disana mendambakannya. 

Sedangkan Ramadhan terambil dari akar kata yang berarti “membakar” atau “mengasah”.

Ia dinamai demikian karena pada bulan ini dosa-dosa manusia pupus, habis terbakar, karena kesadarannya dan juga amal sholeh yang dilakukan. 

Bulan Ramadan juga diibaratkan sebagai tanah subur yang siap ditaburi benih-benih kebajikan. 

Marhaban, kami bergembira dengan kedatanganmu, karena seperti sabda Rasul SAW: 

“Seandainya umatku mengetahui (semua) keistimewaan Ramadan, niscaya mereka mengharap agar semua bulan menjadi Ramadan.” 

Di bulan Ramadan ada qadr, malam penentuan yang akan menemui setiap orang yang sudah mempersiapkan diri dengan sebaik baiknya.

Sejak dini hingga waktu yang telah ditentukan, yakni di malam terakhir di bulan Ramadan. 

Kebaikan dan kemuliaan malam Lailat Al-Qadr hanya bisa diraih oleh para pejuang tangguh yang khusyuk beribadah di siang hari dan menghidupkan 10 malam terakhir dengan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca JugaUcapan Menyambut Ramadhan yang InsyaAllah Membawa Banyak Beberkahan

Pesan Rasulullah dalam Menyambut Bulan Ramadhan

Rasulullah SAW berpesan agar melakukan empat hal pokok dalam bulan ini. 

Dua di antaranya menjadikan Allah rida, yaitu mengakui keesaan-Nya dan memohon ampunan-Nya, sementara dua yang lainnya ialah memohon surga dan berlindung dari neraka.

Mengesankan Allah buka sekedar mengakui wujud-Nya yang tidak terbilang, tidak berunsur, tidak beranak dan diperanakkan. 

Tetapi juga tidak mempersekutukan-Nya dalam beribadah, yakni tidak pamrih. 

Bahkan tidak berkelompok-kelompok yang saling berseberangan sehingga berakibat terpecahnya kesatuan masyarakat (QS. Ar-Rum [30]: 32).

Memohon ampunan-Nya menuntun pengakuan dosa disertai dengan penyesalan yang mendalam yang mengantar kepada permohonan maaf dan ampun, baik terhadap Allah maupun sesama manusia.

Untuk itu, di Bulan Ramadhan kita tentu akan meningkatkan amalan-amalan kita, mulai dari tidak pernah telat sholat wajib, sholat sunnah, zikir, mengaji, sedekah, dan lainnya. 

Shalat sunah di waktu malam baik, tapi jangan itu menjadi penyebab terabaikannya kewajiban di kantor. 

Mengkhatam al-Qur’an baik, tetapi lebih daripada itu adalah mempelajarinya dan memahami maknanya lalu mengamalkannya walau hanya sekian ayat.

Demi tujuan meraih surga dan menghindari neraka, Nabi saw. berpesan, “Hindarilah neraka walau dengan separuh kurma.” 

Maksud beliau, jangan segan melalukan kebaikan walau terasa kecil atau sedikit karena yang kecil lebih baik daripada tidak pernah sekalipun. Apalagi jika sedikit yang berulang bisa menjadi banyak. 

Beliau juga menyampaikan bahwa, “Seorang yang bergelimang dosa diampuni Allah karena memberi minum seekor anjing.”

Di kali lain beliau bersabda, “Seorang wanita dimasukkan ke neraka karena mengurung seekor kucing tanpa memberinya makan atau melepaskannya mencari sendiri makanannya.” 

Kedua contoh di atas adalah amal-amal sederhana, tapi Allah menilainya besar karena keikhlasan dan kasih sayang orang yang memberi minum anjing dan karena keangkuhan dan ketidakpedulian seseorang saat mengurung kucing itu.

Itulah arti Marhaban ya Ramadhan dan juga makna yang tergantung di dalamnya.

Jadi tak salah jika banyak umat Islam yang mengucapkan Marhaban ya Ramadhan ketika bulan suci itu datang. 

Sebab mereka menyadari begitu besarnya kesempatan kita dalam meraih ridho dari Allah di momen tersebut.

Sehingga membuat umat islam berlapang dada dan bergembira menyambut bulan suci Ramadhan dengan menyebarkan ucapan "Marhaban Ya Ramadhan"

Semoga memberikan wawasan dan juga bermanfaat bagi setiap yang membaca. Marhaban Ya Ramadhan. 

SHARE ARTIKEL