Gejala DBD Pada Anak dan Balita, Bunda Wajib Tahu!

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 03 Jan 2020

Gejala DBD Pada Anak dan Balita, Bunda Wajib Tahu!

Ilustrasi Gejala DBD Pada Anak - Image from www.alodokter.com

Gejala DBD Pada Anak dan Balita, Bunda Wajib Tahu! Ketahui gejala DBD pada anak untuk penanganan sejak dini.

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyebab kematian anak yang cukup tinggi di sebagian negara Asia, termasuk di Indonesia. 

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala DBD pada anak agar penanganan dapat segera dilakukan. 

Baca Juga :

Gejala DBD Pada Anak

Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk penyebab DBD ini bisa menggigit siapapun tanpa pandang bulu. 

Akan tetapi dikutip dari Infodatin Kemenkes 2017, anak-anak berusia kurang dari 15 tahun-lah yang paling rentan terkena DBD. 

Jadi apabila Anda mencurigai adanya gejala demam berdarah pada anak, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan diagnosa yang pasti.

Penyakit demam berdarah ada tiga macam, yaitu demam dengue, demam berdarah dengue (DBD), dan dengue shock syndrome. 

Dan berikut kami akan ulas satu persatu ciri-ciri demam berdarah pada anak sesuai jenis keparahan penyakitnya.

Gejala Demam Dengue Pada Anak

Demam dengue sebenarnya sering tidak menimbulkan gejala atau ciri yang spesifik. 

Terlebih jika sebelumnya anak Anda sama sekali tidak pernah mengalami demam berdarah. 

Seringkali gejala demam dengue disalah artikan sebagai gejala flu atau infeksi virus lain.

Dan berikut beberapa gejala DBD pada anak anak yang patut diwaspadai :

  • Demam tinggi parah selama 3-14 hari setelah digigit nyamuk
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan pegal linu di seluruh tubuh
  • Muncul ruam merah pada kulit
  • Mual
  • Kelenjar getah bening membengkak

Selain itu, ada kemungkinan anak Anda terjangkit demam dengue apabila saat tes darah, jumlah sel darah putihnya rendah.

Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak

Jika demam dengue pada anak bertambah parah, maka gejala tersebut dapat disertai dengan pendarahan pada beberapa bagian tubuh sehingga disebut sebagai demam berdarah dengue (DBD).

Munculnya gejala DBD pada anak bisa disebabkan oleh diagnosis yang terlambat. 

DBD juga bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh anak tidak cukup kuat untuk melawan virus dengue meskipun sudah mendapat perawatan medis.

DBD pada anak bisa menjadi fatal apabila tidak terdiagnosis secara cepat atau terlambat mendapatkan penanganan dari dokter.

Oleh karena itu, orangtua harus memperhatikan betul gejala DBD pada anak 1 tahun di rumah. 

Gejala DBD pada anak usia 1 tahun sendiri umumnya dimulai dalam waktu 24-48 jam setelah suhu tubuh anak menurun.

Dan berikut beberapa gejala DBD pada anak yang harus diwaspadai :

  • Sakit perut atau perutnya terasa nyeri ketika ditekan.
  • Suhu tubuh anak berubah drastis, dari kondisi demam bisa menjadi hipotermia.
  • Muntah terus-menerus.
  • Muntah bisa berupa darah, atau feses yang keluar saat BAB mengandung darah.
  • Mimisan terus-menerus.
  • Gusi berdarah tiba-tiba tanpa sebab.
  • Dokter menemukan adanya kebocoran plasma ketika diperiksa.
  • Jumlah trombosit darah menurun.
  • Kerusakan pada sistem kerja organ limpa.
  • Terlihat lelah, merasa gelisah, mudah marah, atau mudah tersinggung.

Anak dengan sistem imun yang lemah atau yang sebelumnya pernah terjangkit demam dengue. 

Beresiko lebih besar terkena demam berdarah dengue dibandingkan anak yang belum pernah terkena sama sekali.

Ciri-ciri Demam Berdarah Pada Anak yang Disertai dengan Syok (Dengue Shock Syndrome)

Gejala DBD pada anak 2 tahun yang tidak ditangani dengan cepat, dapat berubah fatal. Kondisi ini dikenal dengan Dengue Shock Syndrome atau DSS.

DSS merupakan jenis demam berdarah yang paling parah. 

Gejala DSS pada anak meliputi semua gejala demam dengue dan gejala DBD pada anak 3 tahun yang sudah disebutkan diatas. 

Kemudian ditambah dengan syok yang ditandai dengan :

  • Pendarahan tiba-tiba dan terus menerus dari bagian tubuh mana pun, misalnya dari hidung, gusi, mulut, bahkan feses.
  • Tekanan darah menurun drastis yang menyebabkan kesadaran anak menurun dengan cepat.
  • Adanya kebocoran pada pembuluh darah.
  • Adanya kegagalan fungsi organ dalam.
  • Jumlah trombosit anak bisa merosot hingga mencapai angka di bawah 100.000/mm3.
  • Denyut nadi melemah.

Ciri-ciri demam berdarah syok pada anak ini bahkan bisa menyebabkan kematian apabila tidak segera mendapat penanganan medis. 

Bagaimana Mencegah Gejala DBD Pada Anak Terjadi?

Gejala DBD pada anak 5 tahun dapat ditangani dengan cara :

1. Membersihkan bak mandi seminggu sekali

Gejala DBD Pada Anak dan Balita, Bunda Wajib Tahu!

Ilustrasi membersihkan bak mandi - Image from bangka.tribunnews.com

Mencegah gejala DBD pada anak usia 3 tahun dapat dilakukan dengan cara membersihkan bak mandi secara teratur. 

Hal ini karena air merupakan tempat berkembang biak favorit nyamuk Aedes aegypti. 

Nyamuk betina bertelur pada dinding bak yang terisi air, kemudian larva nyamuk akan mendapatkan makanan dari mikroorganisme yang hidup di sekitarnya.

Nah, selama masa itu berlangsung, larva nyamuk akan melepaskan kulit pelindung mereka serta berkembang biak hingga mencapai tahap terakhir. 

Ketika larva nyamuk sudah cukup kuat, maka selanjutnya larva tersebut akan berubah menjadi pupa.

Ketika memasuki tahap pupa, tidak dibutuhkan makanan. 

Karena pupa hanya akan mengalami perubahan bentuk sampai akhirnya menjadi nyamuk biasa yang siap terbang.

Semua siklus tersebut berlangsung selama 8 – 10 hari saja dalam suhu ruang. 

Oleh karena itu, membersihkan bak mandi setidaknya satu minggu sekali dapat memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti.

2. Menutup perabotan rumah tangga yang menampung air

Gejala DBD Pada Anak dan Balita, Bunda Wajib Tahu!

Ilustrasi menutup perabotan rumah tangga yang menampung air - Image from www.dekoruma.com

Perabotan rumah tangga seperti bak atau baskom yang berisi air, vas bunga, ember. 

Serta wadah lainnya yang dapat menampung air berpotensi menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti bersarang. 

Oleh karena itu, bersihkanlah tempat-tempat tersebut setidaknya dua kali dalam seminggu guna mengurangi risiko munculnya nyamuk pembawa DBD.

3. Menggunakan kasa nyamuk

Gejala DBD Pada Anak dan Balita, Bunda Wajib Tahu!

Ilustrasi kasa nyamuk - Image from blogmaterialbangunan.com

Kasa nyamuk berfungsi untuk mencegah masuknya nyamuk dari luar rumah. 

Anda bisa memasang kasa nyamuk ini di pintu dan jendela rumah.

4. Tidak menumpuk atau menggantung baju terlalu lama

Gejala DBD Pada Anak dan Balita, Bunda Wajib Tahu!

Ilustrasi menumpuk atau menggantung baju - Image from lifestyle.kompas.com

Sebenarnya sah-sah saja menggantung baju, akan tetapi sesekali perhatikanlah gantungan baju Anda di balik pintu. 

Karena baju kotor yang menumpuk berpotensi menjadi tempat favorit untuk dihinggapi nyamuk.

Memang tumpukan baju kotor bukanlah tempat nyamuk berkembang biak, akan tetapi merupakan tempat favorit nyamuk untuk hinggap. 

Hal ini dikarenakan nyamuk menyukai aroma tubuh manusia. 

Oleh karena itu jika memang Anda harus menyimpan kembali baju yang telah dipakai. 

Letakkan baju tersebut pada tempat yang bersih dan juga tertutup.

5. Menggunakan lotion anti nyamuk atau kelambu

Gejala DBD Pada Anak dan Balita, Bunda Wajib Tahu!

Ilustrasi menggunakan lotion anti nyamuk - Image from parenting.orami.co.id

Ketika hendak keluar rumah, Anda disarankan untuk menggunakan lotion anti nyamuk terutama pada bagian tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian. 

Selain itu, Anda juga tetap harus melindungi diri dari gigitan nyamuk ketika sedang tidur. 

Hal ini karena nyamuk demam berdarah aktif pada malam hari hingga menjelang waktu subuh.

Oleh karena itu, mengoleskan lotion ketika anak akan tidur, serta memakaikan kelambu di kamar tidurnya. 

Dapat mencegah terjadinya gejala DBD pada anak 6 tahun.

Nah, itulah tadi beberapa gejala DBD pada anak 12 tahun kebawah ini, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan rumah. 

Agar tidak memberikan 'kesempatan hidup' pada nyamuk Aedes Aegypti. Semoga bermanfaat. 

SHARE ARTIKEL