Hasil Pengembangan Kasus Vanessa Angel, Polisi Kantongi 45 Nama Artis Bertarif Rp25-300 Juta

Penulis Penulis | Ditayangkan 07 Jan 2019

Hasil Pengembangan Kasus Vanessa Angel, Polisi Kantongi 45 Nama Artis Bertarif Rp25-300 Juta
Sumber gambar style.tribunnews.com

Terus didalami pihak kepolisian, bisnis esek-esek dikalangan artis mulai temui hasil.

Sudah ada 45 daftar nama artis yang menjadi incaran polisi, tidak main-main tarif yang di patok puluhan hingga ratusan juta.

Bisnis  esek-esek di kalangan artis sepertinya banyak terkuat, sebelumnya artis FTV Vanessa Angel terjerat kasus bisnis haram bersama temannya di Hotel Surabaya bersama seorang pengusaha berinisial R.

Dari penyelidikan polisi diketahui tarif untuk sekali kencan Vanessa Angel senilai Rp.80 Juta sedangkan untuk temannya di hargai Rp. 25 Juta.

Setelah ditangkap polisi Vanessa Angel meminta maaf kepada publik, puluhan artis lain yang terlibat bisnis esek-esek dipastikan tak akan tidur nyenyak.

Sebab, Polda Jatim telah mengantongi nama 45 artis dan 100 model yang terlibat dalam jaringan esek-esek yang kini ditanganinya.

"Nama-nama sudah kami pegang semuanya, tarifnya juga sudah ada, sesuai dengan tingkat kepopulerannya," terang Luki Hermawan Kapolda Jawa Timur seperti yang dikutip dari style.tribunnews.com.

Tarif dari sederet artis dari posisi tersebut yakni sekitar mulai dari Rp 25 juta, Rp 80 juta Rp 100 juta hingga lebih dari Rp 300 juta.

Baca juga:

Luki Hermawan mengungkapkan, untuk jaringan dari dua mucikar Endang (37) dan Tantri (28) asal Jakarta Selatan, ternyata telah mencakup hampir seluruh daerah di Indonesia.

Data yang diperoleh dari Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim menyebutkan, hasil pengembangan yang dilakukan ternyata seluruh konsumennya dari bisnis esek-esek yang menyediakan para artis dan model Indonesia berasal dari hampir seluruh kota di Tanah Air dan bahkan ada pesanan dari luar negeri.

Oleh karena itu, Luki Hermawan mengaku, pihaknya tengah mendalami kasus itu dengan memanggil satu persatu saksi untuk dimintai keterangan.

Bahkan, masih ada beberapa orang yang tengah diburu personelnya.

Sayangnya, Luki enggan menyebutkan secara detail berapa total dan identitas dari orang yang telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) itu.

"Ini merupakan jaringan yang cukup besar, nanti kami panggil satu per satu orang-orang yang terlibat dalam jaringan, kami sudah punya foto-fotonya, sudah punya nama-namanya," pungkasnya.
SHARE ARTIKEL