Jangan Disepelekan, Ini Rahasia Besar Mengapa Kita Harus Membaca Doa "Ibadurrahman"

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 09 Nov 2018
Jangan Disepelekan, Ini Rahasia Besar Mengapa Kita Harus Membaca Doa
Gambar ilsutrasi berdoan, dilansir dari muslimah.or.id

Kenapa seorang pria harus membaca doa "Ibadurrahman"?

Ternyata, doa tersebut bukan hanya untuk mendapatkan istri dan anak yang menyejukkan mata saja.

Namun, inilah rahasia besar di balik doa tersebut!

Doa "Ibadurrahman":

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".

Allah menyebutkan doa Ibadurrahman, sebagai salah satu contoh doa yang dianjurkan untuk dibaca bagi kaum muslimin.

Allah berfirman,

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. al-Furqan: 74).

Berikut rahasia besar dibalik doa "Ibadurrahman" tersebut:

Imam Bagi Keluarga

Di bagian awal doa, kita meminta kepada Allah agar dianugerahkan keturunan yang soleh.

Ibnu Katsir berkata, “Mereka (hamba yang beriman) berdo’a kepada Allah agar mendapatkan keturunan yang taat kepada Allah dan menyembah Allah semata tidak berbuat syirik kepada-Nya.”

Masya Allah … Tafsiran yang sangat bagus. Yang orang beriman harap adalah mendapatkan keturunan yang rajin ibadah dan bertauhid kepada Allah, bukan keturunan yang berbuat syirik.

Lihat pula perkataan ulama lainnya.

Ibnu ‘Abbas berkata,

يعنون من يعمل بالطاعة، فتقرُّ به أعينهم في الدنيا والآخرة.

Yaitu mereka (ibadurrahman) meminta agar mendapatkan keturunan yang gemar beramal ketaatan sehingga sejuklah mata mereka di dunia dan akhirat.

‘Ikrimah berkata,

: لم يريدوا بذلك صباحة ولا جمالا ولكن أرادوا أن يكونوا مطيعين.

Yaitu mereka (orang yang beriman) tidaklah menginginkan keturunan yang memiriki paras cantik, akan tetapi yang mereka inginkan adalah keturunan yang taat.”

Al Hasan Al Bashri ditanya mengenai ayat di atas. Beliau pun berkata,

أن يُري الله العبد المسلم من زوجته، ومن أخيه، ومن حميمه طاعة الله. لا والله ما شيء أقر لعين المسلم من أن يرى ولدا، أو ولد ولد، أو أخا، أو حميما مطيعا لله عز وجل.

Yang ingin dilihat Allah pada hamba muslim dari istri, saudara, dan sahabat karibnya adalah mereka semua taat pada Allah. Wallahi, demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan pandangan mata seorang muslim melebihi ketaatan pada Allah yang ia lihat pada anak, cucu, saudara dan sahabat karibnya.

Ibnu Juraij berkata mengenai ayat tersebut,Hamba beriman meminta pada Allah agar keturunannya dapat beribadah dan memperbagus ibadahnya kepada Allah, tidak berbuat maksiat dan tindak kejahatan.”

‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam  berkata, “Orang beriman meminta kepada Allah agar istri-istrinya dan keturunannya mendapatkan hidayah Islam.

Imam bagi orang yang bertaqwa

Sedangkan ayat,

وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

Ibnu ‘Abbas, Al Hasan Al Bashri, Qotada, As Sudi, Ar Robi’ bin Anas menafsirkan ayat tersebut, “Ya Allah, jadikanlah kami sebagai imam yang dapat menunjuki dalam kebaikan.

Sebagaimana ada manusia yang dijadikan oleh Allah sebagai imam bagi orang yang bertaqwa, ada juga manusia yang dijadikan oleh Allah sebagai imam dalam kesesatan.

Allah berfirman,

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنصَرُونَ

Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.” (QS. al-Qashas: 41).

Dilansir dari konsultasisyariah.com, karena itulah, orang soleh di masa silam sangat mereka berdoa kepada Allah untuk dijadikan pemimpin bagi orang yang bertaqwa.

Ibnu Umar berdoa kepada Allah,

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ أَئِمَّةِ الـمُتَّقِينَ

Ya Allah, jadikanlah aku pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Ibnu Abdil Bar menjelaskan doa Ibnu Umar,

وفي هذا الأسوة الحسنة أن تكون همة المؤمن تدعوه إلى أن يكون إماماً في الخير، وإذا كان إماماً في الخير كان له أجره وأجر من عمل بما علمه، وائتم به فيما علمه

Dalam doa ini terdapat contoh yang baik, bahwa hendaknya cita-cita seorang muslim mendorong dia untuk menjadi pemimpin dalam kebaikan. Karena ketika dia menjadi pemimpin dalam kebaikan, maka dia mendapatkan pahala dari kebaikan yang dia lakukan dan pahala setiap orang yang mengamalkan kebaikan yang dia ajarkan, mengikuti yang dia ajarkan. (al-Istidzkar, 2/542).


Masya Allah...

Inilah alasan besar kenapa seorang muslim jangan sampai segan untuk mengamalkan doa Ibadurrahman.

Ingatlah, jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara.

Sebagaina disebutkan dalam hadist:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631).

Demikian, Wallahu A'lam.
SHARE ARTIKEL