Alasan Dokter Gigi Tak Mau Cabut Gigi Saat Masih Sakit, Ternyata Efeknya Mematikan

Penulis Anisa Nurfadila | Ditayangkan 08 Oct 2018
Alasan Dokter Gigi Tak Mau Cabut Gigi Saat Masih Sakit, Ternyata Efeknya Mematikan
cabut gigi via hellosehat.com

Pernah sakit gigi?

Mudah-mudahan tidak ya, bagi yang pernah, pasti merasa kesal saat datang ke dokter gigi mau mencabut gigi karena dokter tak mau melakukannya..

Nah, baca artikel ini, kenapa dokter gigi tak mau mencabut gigi yang masih bengkak ataupun sakit..

Meski gigi permanen sebaiknya dipertahankan seumur hidup, tapi ada beberapa alasan yang menyebabkan pencabutan gigi perlu dilakukan.  Alasan tersebut bisa saja karena gigi mengalami infeksi, kerusakan, hingga terlalu banyak gigi di dalam mulut.

Sebuah gigi patut dicabut ketika sudah sangat rusak. Jika tidak dicabut, gigi yang rusak ini dapat mengganggu gigi lain dan kesehatan rongga mulut Anda. Rasa sakit yang terus-menerus bisa menjadi pertanda utama gigi Anda perlu dicabut. Rasa sakit ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya lubang gigi yang infeksi, infeksi gusi, hingga terjadi patah gigi.

Yuk simak selengkapnya tentang cabut gigi berikut ini!

Apa cabut gigi sakit ? Sakit banget dong. Setelah gigi dicabut, Anda akan merasakan nyeri dan bengkak di sekitar area pencabutan selama tiga hari hingga dua minggu. Sama seperti semua tindakan medis lain, pencabutan gigi juga berisiko menimbulkan komplikasi.
  • Infeksi atau proses penyembuhan yang lambat. Umumnya disebabkan kebiasaan merokok di masa penyembuhan.
  • Lubang bekas gigi yang telat dicabut dapat terasa nyeri, mengeluarkan rasa atau bau, terutama ketika Anda tidak mengikuti petunjuk perawatan setelah pencabutan dari dokter.
  • Risiko gangguan saraf yang dapat menyebabkan nyeri atau bahkan mati rasa pada bibir, lidah, dagu, gigi, dan gusi. Komplikasi ini umumnya bersifat sementara tapi bisa menjadi permanen juga.

Sebagian besar dokter gigi percaya bahwa pencabutan gigi lebih aman dilakukan di usia muda ketika akar gigi belum terbentuk sempurna. Pada usia ini, proses penyembuhan juga dapat terjadi lebih cepat.

Dari komplikasi diatas serta pembengkakan setelah cabut gigi diatas apa cabut gigi berbahaya ?

"Prinsipnya, cabut gigi itu aman dan tidak berbahaya, kok," kata drg Benny Poliman, MKes, dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta. Sebagai ilustrasi, setiap hari, di seluruh dunia, ribuan kali dilakukan pencabutan gigi, dan buktinya aman-aman saja. Kalaupun ada yang kemudian menjadi fatal, bisa jadi itu hanya kasus. Misalnya, ternyata pasien punya penyakit berat tertentu sebelumnya.

Kenapa cabut gigi tidak boleh saat sakit ?

Alasan Dokter Gigi Tak Mau Cabut Gigi Saat Masih Sakit, Ternyata Efeknya Mematikan
cabut gigi saat sakit via hellosehat.com

Penyakit apa saja yang tidak boleh cabut gigi ? Simak penjelasan

Sebelum dikalukan cabut gigi pasien harus sudah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada pasien dan kondisi umum pasien semuanya dalam kondisi baik (misal tekanan darah, waktu pembekuan darah).

Meski demikian, keputusan dokter gigi untuk mencabut gigi pasien yang sedang infeksi perlu dilandasi dengan pemahaman mendalam tentang diagnosa pasien, terutama mengenai perbedaan abses gigi dengan selulitis.

Sebelum melaksanakan prosedur cabut gigi saat sakit perlu dilakukan pengecekan. Bila yang terjadi adalah abses yang terbatas di daerah radikular (ujung akar) maka pencabutan dapat dilakukan tanpa perlu premedikasi terlebih dulu.

Sedangkan bila calon gigi sakit dicabut yang terjadi adalah selulitis yang sifatnya akut, nyeri yang parah dan menyeluruh, beukuran besar, dengan pembengkakan yang tidak berisi nanah, dan umumnya disertai demam, maka pasien sebaiknya mengkonsumsi antibiotik terlebih dulu untuk mengembalikan kondisi dan meredakan infeksi tersebut. Barulah setelah itu gigi penyebab infeksi dapat dicabut.

Pada kasus dimana pasien mengalami  infeksi yang menyebar secara cepat dan progresif, sulit bernafas dan menelan, infeksi melibatkan spatium-spatium di sekitar wajah, demam tinggi, dan mulut sulit dibuka (kurang dari 1 cm), maka pasien harus segera dirujuk ke dokter gigi spesialis bedah mulut untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan mencegah kondisi yang lebih parah dan mengancam jiwa.

Apa saja yang tidak boleh dilakukan setelah cabut gigi ?

  • Jangan berkumur dalam 24 jam setelah cabut gigi, meludah dengan kencang, atau mencolek/menyentuh area bekas cabut gigi dengan lidah atau obyek lainnya.
  • Hindari minuman keras dalam 24 jam setelah cabut gigi. Alkohol mendorong perdarahan dan menunda penyembuhan.
  • Hindari makanan atau minuman panas atau pedas sampai sensasi kebas mereda. Anda tidak dapat merasakan sakit saat sedang mati rasa dan dapat membakar mulut Anda. Jangan pula gunakan sedotan saat minum (gerakan menyeruput yang menekan sisi dalam mulut dapat memecahkan bekuan darah).
  • Jangan menggigit pipi — sengaja atau tidak.
  • Jangan mendengus atau buang ingus. Tekanan dapat menggeser atau memecahkan bekuan darah. Jika Anda sedang pilek atau alergi, gunakan obat yang tepat untuk mengobatinya.
  • Hindari merokok dalam 24 jam setelah cabut gigi, dan kalau bisa teruskan dalam beberapa hari ke depan. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah yang merisikokan perdarahan, sehingga memperlambat proses pemulihan. Gerakan mengisap rokok juga bisa mengempiskan gumpalan darah.
  • Hindari olahraga selama 3-4 hari setelah cabut gigi. Jika Anda penggiat olahraga rutin, sadari bahwa asupan cairan dan kalori normal Anda akan berkurang pasca operasi. Olahraga setelah operasi dan aktivitas fisik berat lainnya dapat meningkatkan perdarahan, pembengkakan, dan sensasi tidak nyaman. Kegiatan yang harus Anda lakukan setelah cabut gigi hanya dibolehkan istirahat atau duduk di sofa. Tapi usahakan jangan berbaring telentang. Sangga kepala dengan bantal untuk menghindari perdarahan.

Apakah cabut gigi atas dapat menyebabkan kebutaan ?

Alasan Dokter Gigi Tak Mau Cabut Gigi Saat Masih Sakit, Ternyata Efeknya Mematikan
cabut gigi bikin buta via wajibbaca.com

Benarkah apakah cabut gigi atas berpengaruh pada mata ? Dan cabut gigi efeknya apa ?

Menurut Profesor Bambang Irawan, pencabutan gigi yang dilakukan sembarangan memang bisa membahayakan, namun tidak sampai menyebabkan kebutaan. Bahaya cabut gigi yang mungkin terjadi adalah timbulnya infeksi yang mengakibatkan bengkak.

Faktanya, saraf gigi dan saraf mata itu berbeda sehingga tidak ada hubungan antara cabut gigi atas dengan kerusakan mata. Perlu diketahui, baik saraf gigi maupun saraf mata berasal dari saraf otak yang disebut sebagai saraf trigeminal.

Namun pada dasarnya tidak terdapat hubungan langsung antara saraf gigi dan saraf mata, sehingga tidak benar bahwa cabut gigi geraham atas dapat menyebabkan masalah pada mata seperti kebutaan. Bila saraf gigi kelima, maka saraf mata kedua.

Jika memang dapat memengaruhi saraf, yang terkena adalah saraf yang berada disekitar mulut di mana komplikasinya adalah rasa nyeri pada bagian bibir, lidah, gigi dan rahang, terutama pada pencabutan gigi geraham bungsu. Komplikasi ini umumnya bersifat sementara tapi bisa menjadi permanen juga.

Mencabut gigi merupakan tindakan terakhir yang harus dilakukan karena gigi sudah tidak bisa lagi dipertahankan. Bila terjadi kerusakan gigi yang belum begitu parah, biasanya dokter akan mempertahankan gigi supaya jangan sampai dicabut.

Jika gigi yang bermasalah harus dicabut maka sebaiknya pastikan dulu gigi sedang tidak sakit. Pencabutan gigi tidak diperbolehkan saat gigi sedang sakit karena bisa memicu infeksi.

Penyebaran infeksi inilah yang harus diwaspadai, karena bila pencabutan dilakukan pada gigi rahang atas maka infeksi dapat saja menyebar dan menyebabkan pembengkakan hingga ke daerah mata. Sebaiknya tunggu sampai gigi sudah tidak terasa sakit lagi bila ingin mencabutnya.

Lalu jika tidak berpengaruh pada syaraf mata, apa efek samping cabut gigi tersebut ?

Pencabutan gigi yang sesuai prosedur dan sesuai indikasinya tidak akan menimbulkan efek negatif pada jaringan sekitarnya dan juga tubuh. Dampak jangka panjang dari pencabutan gigi yang tidak digantikan dengan gigi palsu adalah gigi sebelahnya akan cenderung miring ke arah gigi yang hilang, dan jika yang dicabut adalah gigi bawah maka biasanya gigi atas akan turun karena gigi lawan sudah tidak ada dan sebaliknya. Idealnya gigi yang telah dicabut tersebut harus dibuatkan gigi tiruan.

Pada dasarnya efek samping tindakan semua pencabutan gigi adalah sama, memang Anda akan sedikit mengalami rasa sakit pada saat penyuntikan dan setelah pencabutan saat efek obat biusnya hilang tapi Anda akan diberikan obat anti nyeri jadi rasa sakit dapat diatasi. Pada saat penyuntikkanpun kini sudah ada obat bius yang dioles sehingga pada saat penyuntikkan tidak terlalu terasa.

Sebaiknya jangan terburu-buru untuk mencabut gigi, apalagi gigi tersebut masih kiuat dan sisa mahkota masih banyak. Cabut gigi jangan dijadikan alternatif perawatan, namun HANYA sebagai jalan terakhir satu-satunya. Karena setelah cabut gigipun masih ada perawatan yang harus dilakukan, yaitu pembuatan gigi palsu. Oleh karena itu lebih baik diskusikan perawatan gigi lainnya yang lebih cocok untuk kebutuhan Anda dengan dokter gigi.

Kenapa cabut gigi bisa meninggal ?

Salah-salah merawat gigi atau mengatasi problem gigi berlubang, hasil fatal dapat terjadi. Seperti yang dialami oleh gadis asal Cilacap, Jawa Tengah ini. Gadis bernama Cucu Putri Asih ini menderita tumor yang berkembang menjadi kanker setelah mencabut gigi gerahamnya. Parahnya, hal ini justru mengakibatkan gadis manis ini kehilangan nyawanya. Ngeri bukan ?

Sebelumnya, kisah Cucu Putri Asih sempat menjadi viral di internet setelah diunggah oleh akun Bintang Starking di situs jejaring sosial Facebook. Gadis berusia 17 tahun tersebut menderita ginggivitis yang kemudian berkembang menjadi tumor lalu kanker setelah menjalani prosedur pencabutan gigi geraham.

Cucu sebenarnya adalah sosok anak yang manis dan ceria, dirinya terdaftar sebagai siswi SMA Negeri 1 Dayeuluhur, Kabupaten Cilacap. Semasa hidupnya, gadis yang tubuhnya tinggal tulang dan kulit sebelum meninggal tersebut adalah anggota Paskibra dan menjadi salah seorang siswi yang cerdas di sekolahnya.

Cucu tak berasal dari keluarga yang berada, setelah menjalani perawatan
berbulan-bulan dengan biaya yang tak murah akhirnya Cucu menyerah pada kondisinya. Ginggivitis sendiri merupakan keadaan dimana gusi menjadi bengkak karena bakteri pada mulut. Risiko timbulnya penyakit ini disebabkan oleh faktor umur, kurangnya perawatan pada gigi, merokok, faktor genetik dan lainnya.

Demikianlah artikel tentang cabut gigi. Semoga bermanfaat. Konsultasikan kepada dokter dahulu sebelum cabut gigi.
SHARE ARTIKEL