Sedih! Mulai Terserang Penyakit, Begini Nasib Memilukan Pengungsi Gempa Lombok

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 15 Aug 2018
Sedih! Mulai Terserang Penyakit, Begini Nasib Memilukan Pengungsi Gempa Lombok
Korban gempa di Desa Sembalun, Lombok Timur, NTB. Kompas.com/Fitri Rachmawati

Tak habis-habis cobaan yang menimpa saudara kita di lombok.

Setelah mengalami gempa dasyat yang menghancurkan rumah mereka, kini harus mengalami nasib memilukan di pengungsian.

Ratusan ribu pengungsi yang tinggal di posko-posko pengungsian di Kabupaten Lombok Utara mulai terserang sejumlah penyakit pascagempa bumi 7 skala Richter (SR) yang mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu malam, 5 Agustus 2018.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan NTB, Marjito membenarkan saat ini para pengungsi yang mendiami lokasi pengungsian terserang penyakit, baik penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), maag, stres ringan, hingga diare.

"Paling banyak keluhannya itu ISPA dan diare," ujar Marjito di Tanjung, Senin, 13 Agustus 2018.

Ia mengatakan, ada sejumlah penyebab para pengungsi ini diserang penyakit, antara lain lingkungan yang tidak bersih, minimnya ketersediaan air bersih, dan tidak adanya fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) yang memadai di lokasi pengungsian.

Sementara menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi, kondisi ini diketahui saat timnya melakukan pelayanan kesehatan keliling ke sejumlah titik pengungsi korban gempa Lombok di kota tersebut.

"Tim kami melakukan monitor pelayanan kesehatan ke lokasi pengungsi. Banyak kasus pengungsi mengidap penyakit ispa dan diare," kata Usman, seperti dikutip dari antara.com, Selasa (14/8/2018)

BACA JUGA: Astaghfirullahal Adzim, Gerhana dan Gempa Tanda Kiamat Sudah Dekat Sesuai Hadis Rasulullah

Dia mengatakan, pengungsi terserang ispa karena tinggal di tempat terbuka, sementara cuaca sangat dingin dan berdebu. Pengungsi yang terserang penyakit ispa juga rentan terkena infeksi paru-paru.

Sementara penyakit diare, lanjutnya, dikarenakan selama berada di pengungsian pola makan masyarakat tidak teratur, begitu juga dengan pola tidur sehingga daya tahan tubuh menurun.

"Pelayanan kesehatan di lokasi pengungsian juga kami prioritaskan untuk bayi, anak-anak, dan ibu hamil. Untuk ibu hamil, saya sarankan sebaiknya tidak tinggal di ruang terbuka terlalu lama," ujarnya.

Sedangkan untuk ketersediaan obat-obatan dan vitamin untuk para pengungsi korban gempa Lombok, sejauh ini masih mencukupi.

Kita doakan semoga saudara-saudara kita di lombok tetap tabah dalam menghadapi cobaan, serta segera mendapatkan pertolongan.

Dan yang paling penting, kita doakan agar Allah segera memberikan jalan bagi masalah mereka. Aamiin.
SHARE ARTIKEL