Dear Ayah! Meski Kerja Siang Malam, Anda Tetap Ayah Paling Rugi di Dunia Kalau Tak Melakukan ini

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 08 Jul 2018

Dear Ayah! Meski Kerja Siang Malam, Anda Tetap Ayah Paling Rugi di Dunia Kalau Tak Melakukan iniGambar dilansir dari Kompas

Kerja siang malam, meski hartamu segunung

Itu tidak ada nilainya kalau jadi ayah belum melakukan hal hal ini...

Merugilah ketika orang tua hanya sibuk bekerja, namun jarang berinteraksi dengan anak-anaknya.

Berinteraksi dan bercanda dengan anak adalah masa-masa yang sangat menyenangkan bagi orang tua dan anak.

Setiap Canda yang terjadi maka semakin dekat pula jalinan antara orang tua dan anak.

Banyak penelitian yang dilakukan oleh pakar perenting tentang sejuta manfaat dari berinteraksi dan bercanda ini. 

Menurut mereka aktivitas bercanda akan mengatifkan sensori motorik, verbal, intusi, dan juga intelegensi anak.

Terutama bila interaksi menyenangkan ini di lakukan pada masa balita maka akan membantu mengembangkan keterampilan hidup sang anak.

Sebagaimana yang disampaikan oleh  peneliti Elena Hoicka, Ph.D. "Menghabiskan waktu melakukan hal ini  dengan anak-anak membantu mereka belajar bagaimana melakukannya sendiri dan memberi mereka satu set keterampilan yang penting dalam masa kanak-kanak dan seterusnya."

Rasulullah SAW pun sering mencontohkan pada kita bagaimana bermain dan bercanda dengan anak.

Abu Hurairah Ra pernah menceritakan bagaimana Nabi Saw bermain dan bercanda dengan cucu beliau, Al-Hasan. “Rasulullah Saw pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali Ra. Iapun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau dengan riang gembira”.

Anas bin Malik Ra menuturkan, bahwa beliau juga senang bercanda dengan Zainab. “Rasulullah sering bercanda dengan Zainab, putri Ummu Salamah Ra, beliau memanggilnya dengan: Ya Zuwainab, Ya Zuwainab, berulang kali”. Zuwainab artinya Zainab kecil.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, “Mereka (anak-anak itu) berkata, “Ya Rasulullah, mengapa engkau bercanda dengan kami?” Kemudian Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam pun menjawab,
“Ya, akan tetapi aku selalu berkata benar, walau dalam senda gurau.” (HR Ahmad)

Di antara candaan beliau adalah apa yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa beliau memanggilnya dengan sebutan, “wahai orang yang berkuping dua.” (HR Abu Daud).

Seorang anak kecil bernama Abu Umair adalah anak Ummi Sulaim yang sering diajak bercanda oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam. Pada suatu hari, terlihat wajah anak ini kelihatan murung. Rupanya dia sedang bersedih karena burung pipit peliharaannya mati. Kemudian Rasulullah pun menghampirinya dan mencoba untuk menghiburnya dengan berkata, “Hai Abu Umair, apa yang dilakukan burung pipitmu?” (Muttafaq ‘alaih)

Pada kesempatan lain, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam nampak asyik saat bercanda dengan anak-anak (kedua cucunya), sering kali Rasulullah digelantungi oleh mereka berdua.

Al-Barra berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam digelantungi Hasan, dan Beliau berkata, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah ia.”
(HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).

Al-Barra’ juga mengatakan, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memperhatikan Hasan dan Husain, lalu berkata, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku mencintai keduanya, maka cintailah keduanya.”
(HR Tirmidzi) seperti dilansir dari thayyiba.com

Tahukah  anda, wahai orang tua bahwa bercanda itu memiliki sejuta manfaat bagi anak dan orang tua. Bagaimana bisa?

Beberapa Manfaat dari Bercanda/ bersenda gurau:

1. Merangsang naluri berkasih sayang anak.

Bercanda dan bermain adalah waktu paling dekat antara orang tua dengan anak.

Disinilah anak akan merasakan kasih sayang, perhatian dan juga cinta dari orang tua.

Banyaknya derai tawa yang tercipta semakin menumbuhkan rasa percaya anak pada orang tua, anak akan mengangap orang tua adalah teman bermain yang menyenangkan.

Mereka tidak akan kesepian bahkan akan menjadikan orang tua tempat bertanya segala hal karena tidak ada rasa takut, tentu rasa tidak takut ini bukan bearti tidak ada rasa hormat pada orang tua.

2. Merangsang naluri mempertahankan diri anak

ketika anak bermain dan bercanda dengan orang tua, sesungguhnya mereka tengah mengembangkan keberanian dan rasa percaya dirinya.

Setiap candaan dan godaan yang di berikan pada mereka akan menstimulus anak untuk memberikan respon.

Tentu respon yang mereka berikan dengan harapan akan setimpal sebagaimana yang dirasakannya. sehingga bila bermain  orang tua sebaiknya mengeluarkan beragam ekspresi yang total, tertawa, pura-pura sedih, pura-pura marah, takut, bahagia dll.

Sehingga anak pun belajar untuk mengidentifikasi setiap ekspresi yang muncul.

Disini  anak akan belajar strategi, menumbuhkan intusi dan daya inovatifnya. contoh jika sang ayah melemparkan bola dengan melambung dia akan mencoba dengan gaya yang sama atau mungkin dengan gaya modifikasi di pantulkan atau hanya di lempar vertikal.

Disinilah orang tua memberikan banyak suport dan pujian atas hasil yang dilakukan maka rasa percaya diri, keberanian dan segala kreatifitas anak akan terstimulus.

BACA JUGA: "Ayah aku ini kertas putih, hitam putihku tergantung dirimu" Buat Ayah yang Selalu Masabodoh

3. Merangsang naluri Beragama anak

Saat bermain dan bercanda, orang tua juga bisa menyisipkannilai-nilai aqidah.

Misal, begitu besarnya nikmat yang diberikan oleh Allah pada diri anak.

Contoh " ih abang ganteng siapa yang ciptain pipi gemesin ini!" sambil mengelitik si anak.

Bisa dilanjutkan dengan anggota tubuhnya yang lain sehingga anak tertancap bahwa segala yang ada pada dirinya adalah  karunia dari Allah swt yang harus dijaga.

Atau bermain di alam," ayo balapan, pegang ciptaan Allah yang paling tinggi disini, yang kalah gendong abi!" tentu anak akan merespon menolak karena abinya lebih berat dari situ bisa menjelaskan bagaimana rahmat Allah mampu menumbuhkan beragam makhluknya dengan porsinya masing-masing. " bisa coba menggoda anak dengan " subahannallah, allah ciptakan cancing sebesar ini, coba kalau sebesar ini!" sambil mencoba mengapai anak dan memeluknya.

Tentu candaan dan pola bermain seperti ini semakin menguatkan rasa syukur anak dan kreatifitas mereka.

4. Memperbanyak kosa kata anak

Dengan bertambahnya usia anak, maka pembendaharaan anak akan terus meningkat.

Frekuensi bermain dan bercanda anak akan menambah koleksi kata yang mereka pahami. karena kadang kala saat bermain kita memberikan aturan bermain, sehingga anak akan belajar memahami setiap kalimat yang diberikan kepadanya.

Untuk anak aktif tentu akan bertanya maksud dari kalimat yang disampaikan dan belum dimengerti, tapi untuk yang cenderung pasif maka dia akan cenderung diam dan menunggu instruksi yang dia pahami baru beraksi.

Maka disinilah orang tua harus semakinjelas dan lugas dalam menjelaskan ke anak. semakin sering orang tua berkomunikasi positif dan menyenangkan pada anak, maka akan sangat berpengaruh pada kecerdasan bahasa yang dimiliki oleh anak.

5. Sebagai ajang orang tua untuk mengeksplor kemampuan anak.

Orang tua akan mampu melihat setiap potensi yang dimiliki oleh anak. saat orang tua mengajak bercanda berbau seni misalnya melukis, bernyanyi atau bermain irama musik maka akan terlihat mana anak yang jiwa seni mereka yang lebih tinggi dibandingkan saudaranya yang lain, saat bermain berbau fisik atau oleh raga pun akan menonjol anak-anak yang unggul dari sisi motorik kasarnya.

Begitu juga bila bercanda dengan berbau sastra atau keragaman bahasa misal tebak kata, atau tebak gerak tubuh,akan terlihat siapa yang memiliki kreatifitas dan keefektifan cara berkomunikasi. ataupun bila bercanda dan bermain dengan ilmu sains atau alam. akan memunculkan calon-calon ilmuwan tanpa orang tua sadari.

6. Bercanda mampu membangun dan mencairkan suasana hangat antara orang tua dan anak.

Mood atau emosi anak kerap kali berubah karena banyak hal.

Bercanda mampu menjadi obat yang mujarab bagi sang anak. selain mengalihkan mood negatif mampu juga membangun suasana yang lebih menyenangkan.

Saat anak bersedih atau kecewa bercanda mampu sedikit membangun motivasi dalam jiwa mereka, misal  saat anak jatuh tersandung batu " cup.. maaf ya batu, kaki adek ga lihat jadi kesandung deh!" sembari berekspresi menghibur sang anak.

BACA JUGA: Orangtua Pikirkan 4 Bahaya ini Sebelum Menyekolahkan Anak Terlalu Dini

Namun selain manfaat, aktivitas bercanda memiliki bahaya yang tidak bisa diremehkan. aktivitas ini membawa mudharat saat kita melakukannya dengan cara yang tidak tepat.

1. Bercanda dengan menyandingkan ciptaan Allah dengan sifat yang jelek.

Contoh: "ih, hidungnya adek ilang kemana?" maksudnya mau menggoda karena punya hidung pesek. hal ini akan menumbuhkan rasa minder pada anak sekali pun tujuan awal hanya bercanda. sekaligus menghilangkan rasa syukur pada allah atas nikmat hidung.

2. Bercanda dengan berbohong atau menipu.

Terkadang tanpa disadari bercanda dengan ada unsur ini menjadi hal yang biasa bagi orang tua. maksud disini menipu atau berbohong seperti  " ayo, sini ikut nanti ayah kasih cokelat!" setelah  anak ikut malah bilang "nanti ya setelah pijetin ayah dulu" padahal awal bilang akan memberi anak cokelat tapi di waktu yang sama mengingkari dengan membuat perjanjian baru. justru bercanda seperti ini akan menghilangkan kepercayaan anak pada orang tua.

2. Bercanda dengan menakut-nakuti, cara seperti ini kerap kali dilakukan.

Bagi orang dewasa memang lucu tapi tidak bagi anak-anak bercanda model ini justru menghancurkan keberanian dan merusak keyakinan anak. contoh " hayoooo.... itu ada hantuuuu...hihihi..." seolah-olah menirukan  suara  hantu beneran.

Maka sesungguhnya hal itu justru membuat anak takut bukan pada tempatnya. anak akan merasa ada suatu hal yang lebih ditakuti dibandingkan murkanya Allah swt.

4. Bercanda berlebihan dengan menjadikan kesalahan jadi lelucon.

Misal menggoda anak dengan memelorotkan celana anak, hal ini bertentangan dengan konsep menjaga aurat bagi seorang muslim.

Berhati-hatilah saat mencontohkan pada anak dengan menggoda dengan kejahilan maka suatu saat akan meniru dan mempraktekkannya pada orang lain atau pada orang tua. bisa dibayangkan jika anak kita bercanda dengan memelorotkan celana temannya atau celana orang tuanya.

Contoh lain bercanda dengan mengambil makanan yang dipegang anak hingga anak mencari atau menangis kadang hal ini dianggap hiburan padahal justru anak menganggap ini adalah sungguhan. sehingga anak akan jauh lebih protektif atas barangnya sekaligus mudah menaruh curiga.

5. Bercanda dengan menggunakan kata-kata yang tidak ahsan/ kotor. sudah barang tentu bercanda tipe ini lebih menimbulkan mudharat di bandingkan manfaat.

Jadilah orang tua yang bijaksana dan cerdas untuk memilih cara bercanda yang tepat sekaligus menghindari hal-hal yang justru mendatangkan kerugian pada anak di masa yang akan datang.

Luangkanlah waktu Anda, dan bersenang-senanglah dengan anak anda! Semoga bermanfaat.
SHARE ARTIKEL