Tata Cara Taubat Nasuha yang Benar Menurut Ustad Somad
Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 15 May 2018
Foto via istiqomah.com
Sebentar lagi kita akan memasuki Bulan Ramadhan..
Tak ada salahnya, jika kita bertaubat atas semua salah salah kita yang terdahulu, agar ibadah semakin mantab...
Manusia tempatnya salah dan dosa, besar maupun kecil, bila kita tak mulai taubat dari sekarang dosa yang mula kecil akan bertambah besar, yang besar semakin besar, jangan beralasan tidak tau cara bertaubat, berikut ini bisa anda lakukan.
Sholat taubat adalah cara untuk meraih salah satu amal yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah, yaitu taubat nasuha. Taubat adalah sikap menerima setiap kesalahan yang kita lakukan dan menyesalinya, serta berjanji untuk tidak mengulanginya kembali.
Allah telah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Allah mendesain manusia dengan berbagai keterbatasan bukan berarti tanpa tujuan. Disini terkandung hikmah yang besar, yang dengannya kita bisa menggali banyak pelajaran.
Baca juga : Lafaz Niat Mengganti Puasa Ramadhan Tahun Lalu Lengkap Latin dan Arab
Pada artikel kali ini, kita akan mempelajari tentang cara sholat taubat sebagai salah satu ikhtiar kita dalam melakukan taubat nasuha.
Manusia dan Kesalahan
Sebuah pepatah arab mengatakan jika manusia adalah tempatnya khilaf dan lupa. Meski pepatah ini tidak bisa dikatakan sebagai dalil bahwa manusia adalah makhluk yang cenderung berbuat salah, akan tetapi secara tersirat Allah telah menunjukan tentang karakteristik sejati dari manusia tersebut.Baca juga:
Bahkan semenjak penciptaan manusia yang pertama, kehidupan manusia telah diwarnai dengan kesalahan dan dosa. Nabi Adam as yang ketika pertama kali diciptakan di tempatkan oleh Allah di syurga, karena satu kesalahan maka Allah menghukum dengan menurunkannya ke dunia.
Allah mengabadikan kisah ini di dalam Al Qur’an,
يَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٣٥) فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيۡطَـٰنُ عَنۡہَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬ۖ وَلَكُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ۬ وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ۬ (٣٦) فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَـٰتٍ۬ فَتَابَ عَلَيۡهِۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Allah mendesain kisah Nabi Adam dengan sedemikian rupa sehingga kita bisa mengambil hikmah yang besar dari sana. Pada ayat diatas di jelaskan bahwa pada saat Nabi Adam di kenai hukuman dari Allah dengan diturunkannya ke bumi, ternyata Allah tidak membiarkannya begitu saja.
Allah pun mewahyukan kepada Nabi Adam sebuah kalimat taubat. Kalimat taubat ini pun Allah abadikan dalam firmanNya yang lain dan dalam kisah yang lebih lengkap.
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
Inilah syariat pertama dan itu tentang pertaubatan. Hal ini menunjukan jika manusia memang memiliki kecenderungan dan tabiat dalam berbuat dosa dan salah, namun disisi lain Allah pun telah menunjukan bagaimana cara menghindari dan cara agar mendapatkan pengampunan dariNya.

Maka semenjak Nabi Adam, kaum dan para nabi setelahnya bahkan sampai kepada kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, syariat taubat terus menerus menjadi materi yang disampaikan.
Bahkan Nabi Muhammad SAW, sebagai sosok kekasih Allah dan orang yang pasti telah terjamin masuk syurga telah bersabda,
“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
Mestinya hadist diatas menjadi peringatan bagi kita, dimana sosok seorang Rasul pun yang telah maksum (terjamin dari kesalahan) tetap memohon ampun bahkan hingga 100 kali dalam satu hari.
Maka kita sebagai umatnya mestinya jangan pernah merasa bosan untuk meminta ampun dan melakukan pertaubatan untuk berbagai kesalahan kita, baik yang disengaja ataupun tidak.
Mengenal Asma Allah : Yang Maha Pemaaf
Pada artikel tentang asmaul husna, kita telah mengenal 99 nama Allah yang mewakili berbagai sifatNya. Salah satu sifatNya yaitu Allah Yang Maha Pemaaf.Sifat Allah Yang Maha Pemaaf ini dalam asmaul husna diwakili oleh العفو ( Al Afuww ) yaitu Yang Maha Pemaaf. Selain itu ada pula asma-asma lain yang memiliki makna serupa, yaitu التواب ( At Tawwaab ) Yang Maha Penerima Tobat, الغفور ( Al Ghafuur ) Yang Maha Memberi Pengampunan dan الغفار ( Al Ghaffaar ) Yang Maha Pengampun.
Dengan asma ini, Allah memperkenalkan bahwa Ia adalah Yang Maha Pemaaf. Hal ini tercatat dalam Al Qur’an,
ذَٲلِكَ وَمَنۡ عَاقَبَ بِمِثۡلِ مَا عُوقِبَ بِهِۦ ثُمَّ بُغِىَ عَلَيۡهِ لَيَنصُرَنَّهُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ۬
Pada penjelasan diatas kita memahami jika Allah telah mendesain manusia dengan segala karakter dan kecenderungannya untuk berbuat salah. Nah disisi lain Allah pun memposisikan dzat-Nya sebagai Yang Maha Pemaaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan oleh manusia.
Allah SWT membuktikan sifat ini dengan berfirman di dalam Al Qur’an,
قُلۡ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ (٥٣) وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُ ۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
Ayat diatas bisa kita fahami sebagai kabar gembira dari Allah SWT. Bagaimana tidak, ketika kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk dengan kecenderungan berbuat salah, ternyata Allah dengan Maha Pemaaf-Nya membuka pintu ampunan dan membuka pintu harapan.
Bahkan Allah mengingatkan sebelum turunnya adzab yang pedih disebabkan kelalaian manusia.

Allah SWT membuka pintu taubat sebagai bentuk pemaafan atas berbagai kesalahan yang telah dilakukan oleh manusia.
Tidak ada satu pun kesalahan yang tidak akan Allah ampuni, dengan catatan manusia tersebut meminta kepada Allah ampunan. Bahkan diayat lain Allah pun masih membuka pintu ampunan bagi orang-orang yang telah membuat konsep trinitas atas nama-Nya.
Meski ada ayat di dalam Al Qur’an yang menyatakan jika Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, akan tetapi hal itu jika orang musyrik tersebut meninggal tanpa pernah bertaubat dari dosanya. Setidaknya pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu katsir dalam kitab tafsir karangan beliau.
Setelah mengenal asma Allah Yang Maha Pemaaf, semestinya kita bisa membangkitkan rasa optimisme lebih tinggi lagi akan ampunan Allah. Tanpa pernah sedikit pun menganggap remeh atas setiap dosa yang kita lakukan.
Allah SWT membuktikan sifat ini dengan berfirman di dalam Al Qur’an,
قُلۡ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ (٥٣) وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُ ۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
Ayat diatas bisa kita fahami sebagai kabar gembira dari Allah SWT. Bagaimana tidak, ketika kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk dengan kecenderungan berbuat salah, ternyata Allah dengan Maha Pemaaf-Nya membuka pintu ampunan dan membuka pintu harapan.
Bahkan Allah mengingatkan sebelum turunnya adzab yang pedih disebabkan kelalaian manusia.
Allah SWT membuka pintu taubat sebagai bentuk pemaafan atas berbagai kesalahan yang telah dilakukan oleh manusia.
Tidak ada satu pun kesalahan yang tidak akan Allah ampuni, dengan catatan manusia tersebut meminta kepada Allah ampunan.
Bahkan diayat lain Allah pun masih membuka pintu ampunan bagi orang-orang yang telah membuat konsep trinitas atas nama-Nya.
Baca juga : "Empat saja kurang, apalagi cuma satu"
Berikut penjelasan ustad Abdul Somad LC.MA mengenai taubat nasuha :
Taubatlah karena Allah maha pemaaf
Meski ada ayat di dalam Al Qur’an yang menyatakan jika Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, akan tetapi hal itu jika orang musyrik tersebut meninggal tanpa pernah bertaubat dari dosanya. Setidaknya pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu katsir dalam kitab tafsir karangan beliau.Setelah mengenal asma Allah Yang Maha Pemaaf, semestinya kita bisa membangkitkan rasa optimisme lebih tinggi lagi akan ampunan Allah. Tanpa pernah sedikit pun menganggap remeh atas setiap dosa yang kita lakukan.

Syarat-syarat Taubat Nasuha
Sementara itu, untuk mendapatkan keberhasilan dalam melaksanakan taubat nasuha ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.Menyesali segala perbuatan dosanya.
Penyesalan ini diawali dengan pengakuan sepenuh hati dengan penuh kejujuran jika apa yang telah kita lakukan itu adalah perbuatan salah dan melanggar. Ini penting guna membangkitkan tingkat kesadaran sehingga di kemudian hari tidak ada lagi rasa permisif dalam melakukan dosa.Setelah itu baru melahirkan rasa sesal, sedih, marah dan takut atas segala perbuatan dosa yang telah kita lakukan. Rasa ini timbul setelah kita mengetahui berbagai ancaman Allah terhadap perbuatan dosa tersebut dan juga berharap dengan penuh tawakkal terhadap rahmat Allah SWT.
Berazzam untuk tidak akan pernah mengulanginya kembali.
Seseorang bisa dikatakan bertaubat jika perbuatan dosanya tersebut telah benar-benar ditinggalkan dan tidak pernah diulangi kembali. Hal ini bisa dikatakan sebagai hijrah secara mental. Proses hijrah secara mental ini perlu agar semua pintu kemungkinan berbuat dosa tertutup rapat dan tidak membuka peluang perbuatan tersebut akan terulang kembali.Berjuang dengan sepenuh tenaga untuk istiqomah di jalan hidup yang baru.
Pada akhirnya, setelah kedua syarat diatas terpenuhi maka Allah akan menguji kembali hamba yang telah melakukan taubat tersebut.Ujian tersebut berupa dorongan untuk kembali melakukan dosa yang telah kita tinggalkan atau dorongan untuk melakukan dosa yang lainnya.
Allah akan mencatat setiap amal dan ikhtiar yang kita lakukan guna menghindar sejauh mungkin dari perbuatan dosa tersebut sehingga tidak satu pun amal yang hilang dengan sia-sia.
Meminta maaf kepada sesama manusia, jika kesalahan itu terkait hubungan kita dengan sesama.
Sampaikanlah permintaan maaf dengan sepenuh hati dan dengan lapang dada. Mintakan pula ampunan kepada Allah melalui lisannya.
Terima dengan lapang dada jika pihak yang pernah kita sakiti tersebut masih memendam amarah atau melontarkan cemoohan, sebaliknya mintalah ampunan kepada Allah untuknya.
Sholat Taubat
Sebagai salah satu bentuk penyempurnaan dalam proses taubat kita, maka empat madzhab fiqih menganjurkan untuk melaksanakan sholat taubat. Sholat taubat adalah bukti keseriusan kita bahwa kita benar-benar ingin bertaubat dan segala dosa kita benar-benar ingin diampuni.Sholat taubat sendiri hukumnya sunnah, berdasarkan hadist dari Abu Bakar ra., Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang hamba melakukan shalat dua rakaat kemudian meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini. “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imron : 135) (HR. Tirmidzi)
Waktu Pelaksanaan Sholat
Sholat taubat termasuk sholat sunnah yang dikerjakan hanya apabila ada kejadian-kejadian tertentu yang menjadi penyebabnya. Sholat dangan karakteristik seperti ini juga ditemukan pada sholat hajat dan istikhoroh. Sholat dengan karakteristik ini juga secara khusus tidak ada pembatasan waktu pengerjaannya.Sholat taubat sebagai bentuk keseriusan kita menggapai taubat nasuha
Adapun terkait kapan waktu yang idealnya, sebagian ulama berpendapat jika sholat taubat baiknya dikerjakan sesegera mungkin, setelah kita menerima hidayah dari Allah SWT.Hal ini bertujuan agar pengampunan atas dosa yang kita lakukan tidak Allah tangguhkan, sementara kita sendiri tidak tahu batas dari usia hidup kita.
Sementara sebagian ulama lain berpendapat untuk melaksanakan sholat taubat pada waktu kapan saja akan tetapi dengan pengecualian yaitu pada waktu dilarangnya melaksanakan sholat sunnah.

Waktu-waktu tersebut diantaranya, pada saat shubuh hingga terbit matahari (Syuruq) dan Ashar hingga matahari tenggelam.
Niat
Niat sholat taubat adalah dengan menghadirkan keinginan untuk taubat dari berbagai kesalahan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan berwudhu dan melaksanakan sholat 2 rakaat.Adapun secara rukunnya, niat itu bertempat dihati sehingga hadirnya keinginan dan azzam untuk melaksanakan sholat taubat sebenarnya sudah cukup dikategorikan sebagai niat.
Namun untuk menegaskan kembali bisa di lafazkan dengan lafaz yang telah diajarkan oleh para ulama.
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّوْبَةَ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya: Saya niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah.
Sholat Taubat Nasuha
Sebagaimana yang disebutkan dalam hadist, hendaknya sebelum melaksanakan sholat taubat didahului dengan bersuci dengan baik. Jika ia bertaubat dari keadaan kafir atau non-muslim maka disunnahkan untuk melakukan mandi besar, sedangkan jika untuk bertaubat dari dosa-dosa yang lainnya cukup diawali dengan wudhu.Baca juga : Ini Alasan Kenapa Doa Sepertiga Malammu Tidak Akan Pernah Sia-sia
Tata cara sholat taubat
Sholat taubat sendiri dilaksanakan sebanyak 2 rakaat dengan rukun sebagaimana sholat seperti biasa.Namun jika mau, kita bisa memperpanjang sujud terakhir untuk secara khusus bermunajat dan mengakui berbagai dosa kita serta memohon ampunan dengan segala kerendahan diri dihadapan Allah SWT. Sebagaimana seperti yang disebutkan dalam hadist,
“Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.”(HR. Muslim)
Do’a dan Dzikir Selepas Sholat
Sebagai penyempurna dari amalan sholat taubat kita, maka ada baiknya kita memperbanyak membaca istighfar. Meminta ampun dengan istighfar ini ada baiknya pula di sertai dengan dzikir-dzikir menyebut asma-Nya.Selain itu ada pula beberapa do’a yang secara khusus di peruntukan untuk dibaca selepas sholat taubat, diantaranya,
Do’a Sholat Taubat 1
استغفرالله العظيم الذى لااله الاهو الحي القيوم واتوب اليه توبة عبد ظالم لايملك لنفسه ضراولا نفعا ولاموتا ولاحياة ولانشورا.
Do’a Sholat Taubat 2
أللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Do’a Sholat Taubat 3
اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْاَلُكَ تَوْ فِيْقَ اَهْلِ الْهُدَى وَاَعْمَالَ اَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ اَهْلِ الصَّبْرِ وَجِدَّ اَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ اَهْلِ الرَّ غْبَةِ وَتَعَبُّدَ اَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ اَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى اَخَافَكَ . اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْاَلُكَ مَخَا فَةً تَحْجُزُ نِى عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى اَعْمَلَ بِطَا عَتِكَ عَمَلاً اَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاكَ حَتَّى اُنَا صِحَكَ فِىالتَّوْ بَةِ خَوْ فًا مِنْكَ وَحَتَّى اَخْلِصَ لَكَ النَّصِيْحَةَ حُبًّا لَكَ وَحَتَّى اَتَوَ كَّلَ عَلَيْكَ فَ اْلاُمُوْرِ كُلِّهَاوَحُسْنَ ظَنٍّ بِكَ . سُبْحَانَ خَالِقِ نُوْرٍ
Demikian penjelasan seputar sholat taubat, yang mulai dari penjabaran mengenai taubat dan tata cara praktis tentang sholat taubat itu sendiri.
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayah dan taufiq agar menjadi orang-orang yang senantiasa bertaubat, sehingga termasuk orang-orang yang disukai oleh Allah. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٲبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ