3 Hal yang Dilakukan Keluarga Pelaku Bom Bunuh Diri Sebelum Meledak, No 2 Agak Aneh
Penulis Unknown | Ditayangkan 17 May 2018
foto via tribunnews.com
Sebelum aksi meledakkan bom bunuh diri....
Ada 3 hal yang dilakukan pelaku, namun satu hal yang aneh...
Minggu pagi (13/5/2018) bom bunuh diri meledak di tiga gereja di Surabaya. Para pelaku adalah keluarga Dita Oepriarto, 48 tahun. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menegaskan bahwa Dita adalah Ketua Sel Jamaah Ansor Daulah (JAD) Surabaya.
Mereka tinggal di perumahan daerah Rungkut, Surabaya, Jawa Timur. “[Bom] dirakitnya di rumah tersebut,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan usai menggeledah rumah pribadi yang ditinggali sejak 2014 itu, Minggu (13/5/2018).
Di rumah itu ditemukan bahan baku untuk bom. Beberapa di antaranya belerang, aseton, HCL, Aquades, H2O, black powder, korek api kayu dan styrofoam. Polisi juga sempat meledakkan tiga bom dengan daya rusak tinggi di rumah keluarga itu.
Tapi ada hal aneh sebelum mereka beraksi, keluarga tersebut melakukan beberapa rutual.
Sebelum melakukan aksi meledakkan diri dengan bom, ini 3 hal yang dilakukan Dita Suprianto bersama anak istrinya.
1. Salat Subuh Berjemaah

foto via tribunnews.com
Ternyata sebelum beraksi, keluarga ini sempat salat Subuh berjemaah di musala dekat kediaman mereka.
Baca Juga : Seperti ini Cara Puji Kuswati Rayu 4 Anaknya Agar Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri
Dita Oeprianto bersama keluarga tinggal di kompleks Perumahan Jalan Wonorejo Asri XI, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Dita diketahui seorang pengusaha. Menurut tetangga, Dita kerap menjual berbagai jenis minyak, seperti wijen dan kemiri.
2. Berpelukan Setelah Salat

foto via pojoksatu.com
Dita Oeprianto bersama istri dan empat anaknya melakukan bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya.
Sebelum beraksi, Dita sekeluarga sempat salat Subuh berjemaah di musala dekat kediamannya.
Usai salat, ada hal berbeda dilakukan oleh keluarga ini. Mereka berpelukan sambil menangis. Tak lama berselang, bom bunuh diri meledak memporak-porandakan tiga gereja di Surabaya.
Aneh, jika mereka senang, kenapa menangis. Apa itu tangisan bahagia, atau mereka ditekan / diancam oleh pihak pihak tertentu?
Baca Juga : Keseharian Pelaku Bom Bunuh Diri yang Mengarah Pada Terorisme
3. Ibu Lilitkan Bom ke Anaknya

foto via tribunnews.com
Puji Kuswati berjalan bersama dua anaknya Fadila dan Pamela, masuk ke Gereja GKI di Jalan Diponegoro setelah diturunkan oleh Dita, sang ayah.
Ketiganya yang berjalan ke parkiran motor, sempat dihalangi satpam gereja. Tiba-tiba bom meledak.
Puji yang saat itu memakai cadar hitam, melilitkan bom di pinggangnya. Kedua putrinya yang masih di bawah umur, juga dililitkan bom di paha.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkapkan, jenis bom ini membuat bagian perut terduga pelaku tidak utuh.
"Sementara bagian atas tubuh dan bagian kaki, relatif masih utuh," katanya di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu, 13 Mei 2018.