Hati-hati Jangan Sampai Menolak Ajakan Suami, Hingga Suami Marah Malaikat Akan Melaknat

Penulis Penulis | Ditayangkan 26 Feb 2018
Hati-hati Jangan Sampai Menolak Ajakan Suami, Hingga Suami Marah Malaikat Akan Melaknat
Sumber gambar muslimah.co

Jangan sampai suami tidur dalam keadaan marah dan tidak ridha, karena disinilah para isteri kemudian akan mengundang amarah Allah sehingga malaikat pun melaknatnya hingga pagi.

Saat lelah, saat suasana hati tak menentu namun ternyata suami tengah bersemangat. Reaksi pertama tentu ingin menolak. Maka ingatlah akan hadits ini; Dari Abu Hurairah radhiyallahu`anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu `alayhi wa sallam bersabda, “Apabila seorang suami mengajak istrinya ketempat tidur, tetapi istri menolak untuk datang, lalu suaminya tidur malam itu dalam keadaan marah kepadanya, Istri itu dilaknat oleh malaikat sampai subuh.” (HR. Muslim, Bukhari, Abu Dauddan Ahmad)

Jangan sampai kemudian suami tidur dalam keadaan marah dan tidak ridha, karena disinilah para isteri kemudian akan mengundang amarah Allah sehingga malaikat pun melaknatnya hingga pagi.

Isteri memang sebaiknya tidak menolak saat suami mengajaknya. Namun, terkadang ada hal-hal lain yang membuat jadi tak bersemangat.

Bahkan ada pula suami yang tak segan mengancam perceraian jika keinginannya tak dituruti oleh istri, saking merasa berhaknya mendapat pelayanan tiap kali ia menginginkan.

Padahal tentu saja ada beberapa kondisi syari yang memperbolehkan seorang istri menolak keinginan suaminya untuk berhubungan intim, kondisi apa sajakah yang dimaksud?

1. Ketika datang bulan

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ‘Haid itu adalah suatu kotoran.’ Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid.” (QS. al-Baqarah: 222)

Dikutip dari ruangmuslimah.co tidak dapat dipungkiri, istri berhak menolak melayani suami berhubungan intim ketika haid. Akan tetapi, jika suami ingin dipuaskan dengan cara masturbasi menggunakan tangan istri, diharapkan istri mampu memenuhinya.

2. Ketika istri sakit 

Bahkan ketika sakit pun seseorang akan mendapat keringanan untuk shalat dengan cara duduk atau berbaring, atau bahkan tidak berpuasa di bulan Ramadhan meskipun itu adalah kewajiban.

Disebabkan Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah manusia dan sama sekali tidak melawannya.

Dengan demikian, ketika istri sedang mengalami sakit, tidak semestinya suami memaksakan istri untuk melayani keinginannya. Suami perlu memahami bahwa kondisi istri yang sedang sakit tentu saja tidak mampu untuk menjalankan kewajibannya.

BACA JUGA Ragu Dengan Orang yang Baru Dikenal Begini Cara Ketahui Orang itu Baik Atau Tidak

Hati-hati Jangan Sampai Menolak Ajakan Suami, Hingga Suami Marah Malaikat Akan Melaknat

3. Jika suami selalu melakukan kekerasan ketika melakukan hubungan intim 

Suami selalu melakukan kekerasan ketika berhubungan intim? Misalnya memukul, menyilet badan istri, atau mencambuk? Ini adalah ciri-ciri kelainan seksual yang perlu diwaspadai.

Istri memiliki hak untuk menolak tindak kekerasan dan menyakiti secara fisik yang dilakukan oleh suami. Bahkan Islam telah mengindikasikan seorang mukmin yang terbaik adalah yang berlaku paling baik terhadap istrinya.

”Sesempurna-sempurna iman orang mukmin adalah yang paling baik akhlaqnya dan yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, Tirmidzi mengesahkannya)

Semestinya, istri melaporkan kelainan seksual yang dialami suaminya pada orang-orang yang dipercaya bisa menjadi jembatan untuk menemukan solusi terhadap hal ini.

4. Jika suami memiliki penyakit seksual dan juga tidak mempedulikan kebutuhan istri

 "Jika seseorang di antara kalian menggauli istrinya maka hendaknya ia bershodaqah kepadanya. Jika ia telah menunaikan kebutuhannya maka hendaklah jangan terburu-buru sampai istrinya menunaikan kebutuhannya (HR Abu Ya'la, lihat majmauzzawaid 4/295)

Seorang istri perlu berkomunikasi dengan suami apabila ia merasa tidak pernah mendapatkan kenikmatan dalam berhubungan intim, entah karena suami memiliki penyakit seksual atau sejenisnya. Karena hal ini merupakan fondasi penting dalam rumah tangga.

Begitu pula jika suami memiliki penyakit seksual menular, tentu saja istri berhak menolak ajakan suami untuk berhubungan intim karena hal ini dapat membahayakan kesehatan istri juga.

Apabila hal tersebut disebabkan suami mempunyai masalah seksual, berupa penyakit atau kendala psikologis, bisa dikonsultasikan pada pakar agar mendapat kesembuhan, sehingga pasutri sama-sama bisa memenuhi kebutuhannya tanpa ada yang dizolimi.

Bagaimanapun, kenikmatan dalam berhubungan intim tidak hanya hak suami, melainkan juga hak istri. Dengan dikomunikasikan, maka diharapkan suami akan mencari jalan agar dapat memenuhi kebutuhan biologis istrinya dengan lebih baik.

5. Ketika hamil muda yang membahayakan kondisi janin jika melakukan hubungan intim

Ada beberapa kondisi kehamilan yang rentan dan membahayakan janin jika pasutri tetap melakukan hubungan suami istri, khususnya saat usia kandungan masih sangat muda.

Jika memang sedang dalam kondisi capek atau sakit, maka jelaskanlah baik-baik kepada suami agar dia mengerti. Namun, jika masih dapat mengatasi rasa lelah dan menggantinya tuk memburu pahala, maka segeralah sambut ajakan suami. 
SHARE ARTIKEL