Bukan Dengan Medis, Kanker Bisa Dicegah Dengan Shalat Tahajjud Lho

Penulis Unknown | Ditayangkan 31 Jan 2018
Bukan Dengan Medis, Kanker Bisa Dicegah Dengan Shalat Tahajjud Lho
foto via kawaiibeauty.com dan kabarmakkah.com

Masyaallah, ternyata manfaatnya sungguh luar biasa...

Pasti sebagian besar orang masih bertanya-tanya, apakah benar dengan shalat tahajjud bisa sembuhkan berbagai penyakit seperti "KANKER". Tapi faktanya menurut medis memang benar.

Shalat Tahajud menjadi salah satu shalat sunnah yang mempunyai keutamaan dahsyat di dalam ajaran Islam.

Dan tak disangka, shalat tahajjud selain bisa untuk memperlancar rezeki juga bisa sembuhkan berbagai penyakit seperti kanker. Kok bisa ya?


Mengutip islampos.commenurut hasil penelitian Mohammad Sholeh, Pensyarah IAIN Surabaya, salah satu salat sunah itu bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker. Tidak percaya? “Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. Jika anda melakukannya secara rutin, benar, khusyu’, dan ikhlas, niscaya anda terbebas dari infeksi dan kanker,” ucap Sholeh.

Ayah dua anak ini bukan ‘tukang obat’ jalanan. Dia melontarkan pernyataanya dalam desertasinya yang berjudul ‘Pengaruh Sholat tahajjud terhadap peningkatan Perubahan Respons ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi.”

Baca Juga : Sekalipun itu Penyakit Pembunuh No 1 di Dunia, Bisa Disembuhkan dengan Sholat Tahajud

Dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya, yang dipertahankannya.

Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah sholat tambahan atau sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya, khusyu’ dan ikhlas.

Secara medis, sholat itu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.

Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar menggugurkan status sholat yang muakkadah (Sunah mendekati wajib). Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan, kekhusyukan, dan keikhlasan.

Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.

Bukan Dengan Medis, Kanker Bisa Dicegah Dengan Shalat Tahajjud Lho
foto via dakwatuna.com dan tokopedia.com

Baca Juga : Inilah Keistimewaan Para Penikmat Shalat Tahajud, Subhanallah

Parameternya, lanjut Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya anatara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari-atau setelah pukul 24.00- normalnya antara 69-345 nmol/liter.

“Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya,” ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41 responden siswa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud selama sebulan penuh.

Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahjjud selama dua bulan. Sholat dimulai pukul 02.00-03.30 sebanyak 11 rakaat, masing-masing dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (Paramita, Prodia dan Klinika).

Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajjud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menanggulangi masalah. []
SHARE ARTIKEL