2 Penyakit ini Mematikan, Padahal Gejalanya Cuma Ruam dan Demam Seperti Penyakit Ringan
Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 11 Dec 2017
foto 4 penyakit yang bergejala sama
Begini cara membedekannya
Bunda harus tau cara membedakan 4 penyakit ini, gejala nya sama timbul ruam dan demam, yang berbahaya 2 diantaranya sangat mematikan. Jika tak segera diketahui semakin berbahaya
Terkadang suka bingung saat si kecil badannya mulai panas. Panasnya terus semakin meninggi, bingung apa yang terjadi pada si kecil. demamnya sangat tinggi setelah itu muncul ruam.
Ketahui saat si kecil demam dan muncul ruam ditubuhnya bukan berarti campak, bisa saja 4 penyakit ini menyerang si kecil.
Baca juga : Mengungkap Endometriosis dan Fibroid yang Menyerang Zaskia Sungkar
Pahami cara membedakannya, karena jika dibiarkan bisa berbahaya.
Berikut ini 4 penyakit yang bergejala sama, timbul ruam, demam, dan cara membedakannya, yang mengutip dari parenting:
Roseolla Infantum
Rosella Infantum terjadi akibat ulah virus herpes tipe 6 (HHV-6) dan 7 (HHV-7). Penyakit ini ditularkan melalui percikan ludah orang yang telah terjangkit dan gejala muncul 5-15 hari setelah masa inkubasi dengan 3 hari masa demam.
Penyakit ini memiliki gejala antara lain membuat mata bayi berair dan terlihat kemerahan, bibir pecah-pecah, dan bayi seringkali terlihat tidak bertenaga, rewel, juga cepat mengantuk.
Roseolla infantum juga menimbulkan ruam berbentuk seperti bunga mawar yang muncul setelah demam turun.
Penyebarannya bisa di seluruh tubuh atau hanya pada bagian tertentu. Bila bercak tersebut ditekan akan terlihat bekas lingkaran seperti cincin, ia juga tidak berubah menjadi nanah atau berisi cairan serta tidak gatal.
Bedanya dari campak, ruam roseolla infantum timbul setelah demam anak turun. Kemudian bercak merah yang muncul nantinya akan berubah warna menjadi hitam kecokelatan dan hilang dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu.
Untuk pengobatan, beri obat penurun demam untuk anak tetapi jangan gunakan aspirin. dr. Tatang Kustimansamsi SpA, dari RS.
Puri Cinere menjelaskan jika bisa merusak fungsi hati sehingga menimbulkan sindrom Reye.
Untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam anak, penggunaan parasetamol lebih dianjurkan karena efek sampingnya rendah. Jangan lupa beri banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.
Bahayakah?
Apabila tidak segera ditangani kemungkinan terjadi komplikasi seperti kejang dan pneumonia akan muncul. Segera cegah komplikasi dengan menurunkan demamnya terlebih dulu.
Roseolla Infantum ini kebanyakan diderita bayi umur 6 bulan sampai 2 Namun, angka kejadian paling tinggi ditemukan pada bayi umur 6-12 bulan.
Campak
Campak disebabkan oleh virus morbili yang menular melalui air liur penderita dan gejala akan muncul 10-20 hari sejak penderita tertular virus.
Tanda awal campak akan seperti influenza dengan gejala panas tinggi, batuk, dan pilek diikuti mata berair, sariawan dan diare selama 3-5 hari. Kejang juga mungkin terjadi saat demam anak tinggi.
Penyakit ini biasanya menyerang bayi di atas usia 5 bulan yang ditandai dengan adanya ruam yang muncul mulai dari belakang telinga, menjalar ke leher, dada, dan perut pada saat anak mengalami demam tinggi.
Ruam ini akan tinggal selama seminggu kemudian berubah kehitaman. Saat itu, kulit anak akan terasa kering dan bersisik.
Kemudian ruam kemerahan akan menghitam dan bertahan selama sebulan, sebelum akhirnya hilang.
Untuk pengobatan, kompres anak namun jangan menyelimutinya karena panas tinggi bisa menimbulkan kejang.
Baca juga : Ngerinya Sindrom "Sleep Apnea", yang Buat Penderitanya Lupa Cara Bernafas Saat Tidur
Oleskan bedak untuk mengurangi rasa gatal yang muncul. Berikan makanan dalam porsi kecil namun sering. Jangan lupa jaga kebutuhan cairan tubuhnya dengan sering memberi minum.
Berbahayakah?
Komplikasi pada campak akan berupa komplikasi yang serius seperti diare, radang paru peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian. Namun anak yang sudah mendapat imunisasi dasar lengkap sangat jarang yang tertular, bila tertular umumnya hanya ringan, sebentar, dan tidak berbahaya.
Berikut ini 2 penyakit yang bergejala sama namun lebih mematikan :
DBD
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina yang dibawa dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya mengigit manusia di siang hari.
Gejala demam berdarah biasanya muncul 13-14 hari setelah masa inkubasi dan bercak merah tidak selalu terlihat di hari pertama. Kemunculan penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, dan persendian yang terasa sakit. Hampir sekitar setengah penderita demam berdarah mengalami ruam.
Ruam yang timbul sebagai tanda penyakit demam berdarah ini mirip dengan penyakit campak. Tetapi yang khas, saat kulit diregangkan ruam merah tersebut tidak akan hilang.
Walau bentuknya mirip gigitan serangga, ruam ini tidak menimbulkan rasa gatal karena ia timbul akibat pecahnya pembuluh darah di dalam tubuh.
Ruam bisa tidak menonjol atau menonjol dan banyak muncul di daerah lipatan tangan dan sebagian besar anggota tubuh, seperti telapak tangan dan kaki, tapi tidak pada muka. Ruam akan bertahan sekitar 2-5 hari.
dr. Nathanne Septhiandi, Sp.A dari Klinik Brawijaya Jakarta menambahkan, jika kadar trombosit masih di atas 200 ribu, maka rawat jalan masih bisa dilakukan, asalkan anak diberi banyak minuman yang banyak mengandung elektrolit.
Parasetamol dan acetaminophen adalah obat yang tepat untuk meredakan demam dan nyeri. Jika terjadi kompikasi nyeri perut hebat, mutah, perdarahan, tinja hitam, lemas dan dingin di ujung kaki dan tangan segeralah bawa anak ke rumah sakit terdekat.
Baca juga : Bukan Dicuci Biasa, ini 10 Cara Ampuh Hilangkan jejak Pestisida Pada Sayur dan Buah
Bahayakah?
DBD bisa berulang dan biasanya pada serangan kedua dan berikutnya gejala yang dirasakan akan lebih berat. DBD juga bisa jadi lebih berbahaya jika dialami oleh anak. dr. Ari Prayitno, SpA(K)
Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM menjelaskan, ini terjadi karena respon imun anak terhadap infeksi virus dengue belum sempurna.
Infeksi akhir akan berupa kerusakan dinding pembuluh darah dan perembesan plasma darah.
Rubella (Campak Jerman)
Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella yang ditularkan melalui butiran liur yang dikeluarkan penderita melalui batuk atau bersin.
Berbagi makanan dan minuman melalui piring dan gelas yang sama dengan penderita atau memegang mata, hidung, dan mulut setelah memegang benda yang terkontaminasi virus rubella juga dapat menyebabkan menularnya virus ini.
Sama seperti campak ruam pada rubella akan muncul saat anak masih demam. Ruamnya akan berupa bintik-bintik merah yang memenuhi seluruh tubuh.
Kasus rubella yang terjadi pada anak umumnya bersifat ringan dan tidak berbahaya karena tidak menyebabkan gangguan otak dan pertumbuhan juga perkembangan.
Demam tidak tinggi namun akan disertai pembengkakkan kelenjar getah bening di leher. Kasus rubella pada anak akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3-7 hari.
Cukup berikan obat penurun demam sebagai tindakan pengobatan. Perbanyak istirahat dan selalu diberi ASI adalah obat yang tepat bagi anak yang terserang rubella.
Antibiotik, anitivirus dan suplemen tidak bisa mengatasi rubella yang dialami anak.
Bahayakah?
Rubella tidak berbahaya jika dialami anak-anak, namun bisa sangat berbahaya jika ini dialami oleh ibu yang hamil muda, sebelum usia kandungan 5 bulan.
Rubella pada ibu hamil akan menyebabkan sindroma rubella kongenital yang dapat menyebabkan keguguran dan terganggunya perkembangan pada janin.
Bahkan, rubella mengakibatkan terjadinya kelainan saat proses kelahiran sampai pada menyebabkan anak mengalami autism.