Batuk Berulang Pada Anak Bisa Jadi Gejala Asma Yang Perlu Di Waspadai Bunda
Penulis Penulis | Ditayangkan 14 Nov 2017Bayi mengalami batuk berulang? Coba, deh, Anda cek ke dokter untuk mengetahui apakah anak menderita asma.
Soalnya, batuk berulang (walaupun tanpa disertai napas berbunyi atau mengi) bisa jadi gejala asma.
Kalau ternyata bayi memang asma, Anda harus jeli mencari tahu pemicu asmanya serta harus bisa menghindari serta mengontrol pemicu itu.
Hal-hal yang bisa Anda lakukan, yakni:
- - Bersihkan debu rumah dengan vacuum cleaner atau lap lembap.
- - Cuci perlengkapan tidur anak dengan air bersuhu di atas 60 derajat Celcius.
- - Sebaiknya tidak memakai karpet di rumah dan jangan berikan mainan berbulu pada anak.
- - Baca dengan teliti label makanan karena makanan yang mengandung MSG dan bahan pengawet sulfite bisa memicu serangan asma.
- - Papa-mama dilarang keras merokok!
"Asma adalah penyakit kronik menahun tersering di dunia, yang menyerang anak maupun orang dewasa," kata Darmawan Budi Setianto, dokter spesialis respirologi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Seperti yang dikutip dari lifestyle.okezone.com Menurut Darmawan, Asma menyerang saluran pernapasan terutama di cabang bronkus berupa radang menahun. Selain meradang, otot-otot juga menjadi mengkerut.
Karena itu, Darmawan melanjutkan, asma memiliki tanda atau gejala awal yakni sesak napas dan bunyi 'ngik-ngik' atau mengi. "Bunyi ngik-ngik adalah efek saluran udara yang menyempit," ujarnya.
Menurut Darmawan, pada sebagian anak, gejala asma tidak khas. Sebab, asma pada anak kadang tidak disertai mengi. "Namun justru batuk yang membandel, yaitu batuk yang berlangsung lama, dan suka timbul hilang," kata dia.
Pada anak yang mengalami asma. kata Darmawan, gejala tersebut muncul berulang, bahkan makin parah di malam hari. Gejala ini membaik dengan obat. Selain memiliki riwayat asma dan alergi di keluarga, asma pada anak muncul karena faktor pencetus.
"Faktor pencetus ini bisa dari hirupan seperti asap rokok, tungau, dan makanan seperti makanan yang mengandung MSG, cokelat, infeksi rinofaringitis atau common cold yang biasa disebut selesma, dan aktivitas fisik berlebihan," ujar Darmawan.