Usir Jerawat Dan Buat Kulit Semakin Halus Dengan Pil KB Ternyata Benar Seperti Ini Caranya
Penulis Penulis | Ditayangkan 06 Oct 2017JERAWAT YANG MEMBANDEL MEMANG TERJADI KARENA KELEBIHAN HORMON INI DAN BISA DIATASI DENGAN PIL KB
Peningkatan hormon androgen akan menyebabkan produksi minyak (sebum) yang berlebih sehingga meningkatkan resiko terjadinya sumbatan pada pori yang pada akhirnya akan menyebabkan jerawat.
Lalu, bagaimana cara kerja pil KB untuk kasus jerawat?
Dikalangan perempuan yang sudah menikah, sudah identik dengan pil kb.
Hal ini dikarenakan fungsinya yang mampu mencegah kehamilan yang tidak di inginkan.
Namun pernahkah kallian mendengar jika Pil KB Ternyata Ampuh Usir Jerawat dan Buat Kulit Semakin Halus.
Bagaimana cara kerja pil KB untuk kasus jerawat?
Seperti yang kita ketahui, umumnya ketika pubertas, seseorang mulai mengalami jerawat. Hal ini disebabkan karena kelenjar minyak mulai aktif akibat pengaruh dari hormon androgen.
Hormon androgen memang diproduksi dalam jumlah yang relatif rendah pada wanita.
Peningkatan hormon androgen akan menyebabkan produksi minyak (sebum) yang berlebih sehingga meningkatkan resiko terjadinya sumbatan pada pori yang pada akhirnya akan menyebabkan jerawat.
Cara kerja dari pil KB adalah menekan kadar dari hormon androgen yaitu dengan cara meningkatkan SHBG (Sex Hormone Binding Globulin) yang akan mengikat hormon androgen sehingga kadar hormon androgen bebas akan menurun.
Diharapkan penurunan hormon androgen ini akan menyebabkan jerawat membaik. Sampai saat ini hanya ada tiga merk pil KB yang disetujui oleh FDA yaitu Ortho Tri Cyclen, Estrotep dan YAZ.
Semuanya adalah jenis pil KB kombinasi yang berisi estrogen dan progesteron. Penggunaan pil KB tunggal yang hanya berisi progesteron tidak dapat digunakan karena justru akan memperparah kondisi jerawat.
Penggunaan pil KB untuk pengobatan jerawat tetap harus memperhatikan efek samping yang dapat ditimbulkan oleh pil KB itu sendiri, antara lain meningkatkan resiko serangan jantung, stroke, hipertensi dan sumbatan pembuluh darah, serta dapat menyebabkan hipertensi, migrain, depresi dan gangguan mood.
Pil KB hanya diberikan untuk pasien-pasien yang dengan jerawat yang memang membutuhkan kontrasepsi dan tidak ada pantangan menggunakan pil KB seperti adanya riwayat penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara, kanker rahim, penyakit hati, diabetes melitus, migrain, obesitas atau pada kondisi perokok dengan usia lebih dari 35 tahun, ibu hamil dan menyusui.
Hasil dari pengobatan ini membutuhkan waktu beberapa bulan. Biasanya pada awal pemakaian, kondisi jerawat dapat bertambah parah (flare up), namun hal itu bukanlah indikasi untuk menghentikan pengobatan.
Karena penyebab jerawat bukan hanya masalah hormon, maka harus dilakukan pengobatan kombinasi, misalnya dengan memberikan antibiotik oral (Tetracycline) atau krim-krim anti jerawat lainnya.
Penggunaan pil KB untuk pengobatan jerawat harus diputuskan oleh dokter dan dalam pengawasan ketat oleh dokter tersebut karena adanya efek samping yang cukup besar.