Orang ini Bilang Ternyata di Makkah Ada Pelacurnya, Padahal Justru ini Faktanya
Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 25 Oct 2017Apa yang kita cari menggambarkan sifat diri kita sendiri
Agak berbicara tentang sudut pandang mungkin. Ya, sudut pandang. Belakangan ini saya banyak mendapat pencerahan mengenai hal itu. Khususnya dalam suatu masalah. Atau, ini lebih kepada sikap ya..? allahualam.
Baca juga : "Jangan Keramas, Apalagi Keluar Rumah, PAMALI, ini Belum 40 Harinya Bapakmu"
Percaya nggak percaya, cara seseorang memandang sesuatu itu ternyata memiliki banyak akibat, khususnya ya untuk dirinya sendiri.
Seperti kisah ini...
ALKISAH suatu ketika seorang laki-laki datang menemui Buya Hamka, dengan tergesa-gesa dan menggebu-gebu ia kemudian bercerita.
“Subhanallah Buya”, ujar pria itu. “Sungguh saya tidak menyangka. Ternyata di Mekkah itu ada pelacur, Buya. Kok bisa ya Buya? Ih. Ngeri!”
“O ya?”, sahut Buya Hamka. “Saya baru saja dari Los Angeles dan New York, dan masyaAllah, ternyata di sana tidak ada pelacur!” tegas Hamka menimpali.
“Ah, mana mungkin Buya! Di Mekkah saja ada kok. Pasti di Amerika jauh lebih banyak lagi!” lanjut pria itu setengah tak percaya.
“Kita memang hanya akan dipertemukan, dengan apa-apa yang kita cari.” tukas Buya dengan senyum teduhnya.
Baca juga : "Kamu itu Kalau Bangun Siang Terus, Gimana Mau Dapet Rezeki?" Antara Fakta dan Mitos
Sekilas, jawaban dari Buya seperti tidak bermakna. Coba kita telisik beberapa kilas. Kata yang baru pulang dari Mekkah, ‘di Mekkah ada pelacur juga’, kata Buya ‘ke LA nggak ketemu tuh..’. sebenarnya, jawaban Buya ini menyindir si pemberi pernyataan. Menyindir bagaimana..? kok ya bisa ke Mekkah ‘nemu’ pelacur..?
Pertanyaan besarnya adalah, jangan-jangan dia ke Mekkah itu sambil ‘nyari’ pelacur. Sindiran ini terlihat dari jawaban Buya, ‘saya ke LA, nggak ketemu tuh..’. Kalau kita bandingkan, Mekkah dengan LA, tentu jauh lebih mulia Mekkah, karena Mekkah tempat yang diberkahi Allah.
Hikmahnya, ketika kita hanya mencari-cari kesalahan saja, pasti kita akan dapatkan meskipun kita mencari kesalahan itu di tempat atau pribadi seseorang semulia apapun. Kenapa..? karena yang kita cari adalah kesalahannya.
Itulah cara pandang negatif yang membutakan apapun kebaikan dari yang di cari kesalahannya. Sebaliknya, ketika kita memang tidak mencari kesalahan, seburuk apapun tempat atau pribadi seseorang, kita tidak akan menemukan kesalahan.
Baca juga : Semenjak Nabi Adam, Benarkah Semua Nabi itu Muslim? Lantas Kenapa Jadi Banyak Agama
Maka, mari kita sama-sama berusaha menjadi seseorang yang berpandangan positif. Tidak mencari-cari kesalahan saja, tetapi memandang sekecil apapun kebaikan. Ketika yang kita temukan hanyalah kesalahan, bukankah menyalakan satu lilin lebih baik daripada mengutuk besarnya kegelapan..? wallahualam