Idhul Adha di Myanmar, Bukannya Korban Kambing dan Sapi Tapi Ribuan Nyawa Manusia

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 02 Sep 2017
Di saat semua umat muslim di dunia merayakan Idul Adha, tak begitu dengan umat muslim di Myanmar.

Menurut lembaga aktivis Rohingya di Eropa, European Rohingya Council (ERC), jumlah yang tewas mencapai ribuan orang. Jumlah etnis Muslim Rohingya yang tewas di Myanmar jauh lebih banyak ketimbang yang dirilis pemerintah Aung San Suu Kyi.

Idhul Adha di Myanmar, Bukannya Korban Kambing dan Sapi Tapi Ribuan Nyawa Manusia
Warga Rohingya meminta perlindungan. (Foto: Dok. Burma Human Rights Network)

Juru bicara ERC Anita Schug kepada kantor berita Turki Anadolu Agency mengatakan antara 2.000 dan 3.000 Muslim Rohingya terbunuh di negara bagian Rakhine hanya dalam waktu tiga hari, dari Jumat hingga Minggu lalu.

Pembantaian ini dilakukan tentara Myanmar dengan dalih mencari kelompok teroris Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA) yang menyerang pos-pos militer Jumat lalu.

Tentara Myanmar menembaki dan membunuhi warga Rohingya, tidak peduli pria, wanita, anak-anak, bahkan bayi. Desa-desa mereka dibumihanguskan, membuat mereka menggelandang tidur tanpa atap.

Berikut adalah video eksklusif mengenai kondisi di Myanmar,
Hal ini membuat Gubernur Jawa Tengah ikut angkat bicara, "Rohingya sekarang nggak bisa ibadah. Kita ikut prihatin," Ujar Ganjar Pranowo dilansir Kompas.

Pesan tersebut disampaikannya seusai shalat Idul Adha di Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jumat (1/9/2017).

Momen Idul Adha Ini seharusnya menjadi bentuk evaluasi diri dan semakin mempererat tali persaudaraan dengan penuh kasih sayang dan selalu berbagi.

Namun, apa yang dialami warga Rohingnya di momen Idul Adha ini begitu memilukan.

Ganjar mengatakan jika Dia tak ingin negara Indonesia seperti Rohingya di Myanmar, di mana antarwarganya tidak kompak.

Ia berharap, dalam momentum Idul Adha, semua penganut agama di Indonesia dapat saling tolong menolong. Momentum Idul Adha juga sebagai momentum saling berbagi antarsesama.

Ungakapan Daniel Johan

Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan menyatakan partainya mengecam keras konflik di Myanmar yang menjadikan etnis Muslim di Negara Bagian Rakhine sebagai korban.

"PKB mengecam keras setiap tindakan kekerasan yang terjadi, kekerasan tidak akan pernah jadi solusi, segera hentikan tindakan melawan kemanusiaan di Myanmar," kata Daniel dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2017).

Oleh karena itu, ia menyatakan PKB akan menemui sejumlah pemuka agama Buddha di Indonesia untuk memahami fakta sesungguhhnya dan menggalang solidaritas bagi warga Rohingya. Hal itu akan dilakukan Ketua Umum PKB Muhaimim Iskandar dalam waktu dekat.

"Dalam waktu dekat Cak Imin (Muhaimin Iskandar) akan keliling menemui ulama Buddha untuk memahami fakta sesungguhnya, sekaligus menggalang solidaritas untuk warga Rohingya dan menyampaikan aspirasi para kiai atas masalah ini," kata Daniel.

Selain itu, Daniel menyatakan Cak Imin juga akan mendatangi Sekretariat ASEAN dan Duta Besar Myanmar bersama tokoh lintas agama. Ia berharap dengan menemui kedua pihak tersebut akan ada solusi yang bisa diambil untuk menyelesaikan permasalaham di Rohingnya.

"Selain menemui ulama Buddha, Cak Imin juga akan ke ASEAN dan Dubes Myanmar bersama tokoh lintas agama untuk mendorong tindakan tegas guna mewujudkan keadilan dan pedamaian bagi Rohingya," jelas Daniel seperti yang diberitakan Kompas.com

Desakan anggota DPR kepada pemerintah

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendesak agar Pemerintah Indonesia melakukan tindakan nyata untuk menyelesaikan aksi kekerasan terhadap etnis Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Setidaknya, dorongan tersebut disuarakan empat fraksi di DPR, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerindra, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Dorongan tersebut juga akan disampaikan pada sidang paripurna DPR.

Sekretaris Fraksi PAN Yandri Susanto mengatakan, tindakan tersebut telah menyentuh nilai-nilai kemanusiaan.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendesak agar Pemerintah Indonesia melakukan tindakan nyata untuk menyelesaikan aksi kekerasan terhadap etnis Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Setidaknya, dorongan tersebut disuarakan empat fraksi di DPR, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerindra, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Baca Juga: Erdogan "Dunia Buta dan Tuli pada Penderitaan Muslim Rohingya", Netizen "aung sang syu ki mana suaramu??? kembalikan saja hadiah nobelmu"

Dorongan tersebut juga akan disampaikan pada sidang paripurna DPR.

Sekretaris Fraksi PAN Yandri Susanto mengatakan, tindakan tersebut telah menyentuh nilai-nilai kemanusiaan.

"Kami minta secara nyata panggil Dubes Myanmar. Kalau tidak mau mendukung kemanusiaan di dunia, usir dulu dubesnya," ujar Yandri, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2017) seperti yang dikutip dari Kompas.com

Sementara itu, perwakilan Fraksi PKS Al-Muzzammil Yusuf mengatakan, konstitusi memerintahkan agar bangsa Indonesia berperan aktif dalam memperjuangkan HAM.

Apalagi, kekerasan Rohingta terjadi menjelang Hari Raya Idul Adha.

Kondisi di Myanmar

Hingga saat ini korban tewas terus meningkat karena bentrokan bersenjata antara tentara dan militan Rohingya berlanjut untuk hari ketiga, Minggu kemarin, seperti diberitakan kantor berita Perancis, AFP, dan media Inggris, The Guardian.

Berikut ada video eksklusif kuburan massal di Myanmar.


Pemerintah telah mengevakuasi setidaknya 4.000 warga desa non-Muslim di tengah bentrokan yang berlangsung di Rakhine barat laut. Ribuan Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
SHARE ARTIKEL