Ketakutan Istri Ketika Tak Bisa Menghasilkan Uang Untuk Membantu Beban Suami

Penulis Penulis | Ditayangkan 30 Aug 2017
Ketakutan Istri Ketika Tak Bisa Menghasilkan Uang Untuk Membantu Beban Suami

ISTRI HANYA SEBATAS IBU RUMAH TANGGA, TIDAK BISA MENGHASILKAN UANG

Dari sisi sang istri sendiri, banyak yang mungkin tidak percaya diri karena mereka sama sekali tidak bekerja dan menghasilkan karya.


Adapun banyak istri yang takut ketika mereka tidak bekerja atau tidak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan memiliki beberapa alasan berikut ini:

“Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia,” (Nabi Muhammad SAW.)

Istri memang tidak diwajibkan untuk bekerja meski juga tidak dilarang selama pekerjaannya tidak bertentangan dan tentu mendapat izin dari suami. Namun, masalah istri bekerja atau tidak sekarang ini nampaknya berada pada titik klimaks.

Banyak pihak yang menuding secara implisit bahwa istri yang tidak bekerja dianggap sebagai sebuah beban.

Coba saja hitung jumlah wanita dan laki-laki, lebih besar mana? Bayangkan saja bila semua wanita diberdayagunakan? Tentu akan menghasilkan sesuatu yang positif. Begitulah kata mereka yang pro dengan istri bekerja.

Dari sisi sang istri sendiri, banyak yang mungkin tidak percaya diri karena mereka sama sekali tidak bekerja dan menghasilkan karya.

Masalah istri bekerja atau tidak bekerja sebenarnya tergantung dari peraturan masing-masing keluarga. Toh setiap keluarga memang memiliki peraturan yang berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi yang ada dan dijalani.

Ada suami yang tidak mengizinkan istrinya bekerja karena mereka tinggal di lingkungan yang rawan konflik sehingga menurut suami akan lebih baik bila sang istri tidak bekerja hingga mereka ditempatkan pada kondisi dan tempat yang lebih aman.

Dan bilapun, sang istri bekerja, mungkin rumah dan internetlah yang dijadikan sebagai jembatan utama dalam mengais rizki. Namun, ada pula suami yang mengizinkan istrinya bekerja karena lingkungan kerja yang aman dan lokasi kerja yang tidak terlalu jauh. Jadi, semuanya memang berbeda dan sudah seharusnya bila tidak disamakan.

Adapun banyak istri yang takut ketika mereka tidak bekerja atau tidak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan memiliki beberapa alasan berikut ini:

1. Tidak memiliki uang “pribadi” yang benar-benar pribadi yang bisa dibelanjakan dengan bebas tanpa harus izin pada suami

Ada banyak istri yang beranggapan bahwa mereka harus memiliki uang pribadi yang benar-benar privasi yang tak perlu dikuasai oleh suami. Dan hal tersebut akan bisa terwujud bila mereka bekerja sendiri.

2. Takut tidak dihargai

Zaman telah berubah. Istri yang tidak bekerja dianggap oleh masyarakat umum sebagai istri yang tidak mandiri, walau sebenarnya tidak.

Untuk itulah banyak istri yang memilih untuk tetap bekerja. Mereka lebih merasa bebas ketika harus menggunakan sejumlah uang.

Tak perlu khawatir akan omongan mertua, saudara, ipar, tetangga, atau orang yang lainnya karena para istri menggunakan uang pribadinya dan bukan uang suami.

3. Takut menjadi beban suami

Ada istri yang takut menjadi beban suami bila ia tak turut andil dalam bekerja.

4. Masalah gengsi dan harga diri

Masalah gengsi dan harga diri juga menjadi alasan mengapa istri begitu takut ketika ia tidak bekerja atau menjadi seorang wanita yang mandiri

5. Bosan bila tidak ada kegiatan

Sang istri takut akan mati karena bosan bila tidak ada kegiatan. Dan salah satu kegiatan yang menurut mereka menguntungkan adalah dengan bekerja. Bekerja, menambah teman dan juga pemasukan.

6. Malu dengan lingkungan sekitar, teman, saudara, dan kerabat lain

Hampir sama dengan alasan-alasan pada nomor sebelumnya. Banyak istri yang merasa malu ketika ia tidak bekerja, terlebih bila dulu ia termasuk siswa atau mahasiswa yang berada di atas rata-rata.

Seperti yang dikutip dari laman majalahummi, beberapa ketakutan di atas memang dialami oleh istri yang tidak bekerja. Sebagai akibatnya, mereka jadi tidak percaya diri.

BACA JUGA:



Padahal sikap-sikap pesimis semacam itu harus dibuang jauh-jauh karena bisa meracuni pikiran dan hati. Apapun peran yang dijalani, harus dilihat dari sisi positif.

Bila ada pendapat dari orang lain yang mungkin tidak mengenakkan hati atau bahkan menyakiti anggap saja sebagai “selingan”.  Terima dengan ikhlas dan wajar.

Orang lain tak akan pernah tahu kondisi yang lainnya seperti apa karena mereka hanya melihat sebentar saja.
SHARE ARTIKEL