Orang Puasa Tidur, Maka Tidurnya Dinilai Ibadah. Siapa Bilang Begitu?

Penulis Unknown | Ditayangkan 22 May 2017
Puasa bukan hanya menahan makanan dan minuman saja, tapi juga nafsu syahwat, perbuatan, penglihatan dan indra lainnya. Puasa Ramadhan ini begitu penting, mengingat ada pada rukun islam urutan ketiga.

Orang Puasa Tidur, Maka Tidurnya Dinilai Ibadah. Siapa Bilang Begitu?

BACA JUGA: Yuk Ajarkan Buah Hati Berpuasa Lewat 10 Cara Cerdas Ini

Banyak faktor yang dapat membatalkan puasa, tapi tidak untuk tidur. Bahkan ada pendapat yang mengatakan jika tidurnya orang puasa adalah ibadah, apa benar demikian?

Dikutip dari satumedia, Hadits tentang “tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” merupakan hadis yang tidak benar. Hadits ini diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dari Abdullah bin Abi Aufa radhiallahu ‘anhu. Hadits ini juga disebutkan Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, 1:242. Bunyinya ialah,“Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya dikabulkan, dan amalnya dilipatgandakan.”

Dalam sanad hadis ini terdapat perawi yang bernama Ma’ruf bin Hassan dan Sulaiman bin Amr An-Nakha’i. Setelah membawakan hadis di atas, Al-Baihaqi memberikan komentar, “Ma’ruf bin Hassan itu dhaif, sementara Sulaiman bin Amr lebih dhaif dari dia.”

Dalam Takhrij Ihya’ Ulumuddin, 1:310, Imam Al-Iraqi mengatakan, “Sulaiman An-Nakha’i termasuk salah satu pendusta.” Hadits ini juga dinilai dhaif oleh Imam Al-Munawi dalam kitabnya, Faidhul Qadir Syarh Jami’us Shaghir. Sementara, Al-Albani mengelompokkannya dalam kumpulan hadits dhaif (Silsilah Adh-Dhaifah), no. 4696.

Oleh karena itu, wajib bagi seluruh kaum muslimin, terutama para khatib, untuk memastikan kesahihan hadis, sebelum menisbahkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita tidak boleh mengklaim suatu hadis sebagai sabda beliau, sementara beliau tidak pernah menyabdakannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah memperingatkan,

“Sesungguhnya, berdusta atas namaku tidak sebagaimana berdusta atas nama kalian. Siapa saja yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaknya dia siapkan tempatnya di neraka,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ini menghasilkan kesimpulan bahwa hadits “tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” merupakan hadits yang tidak benar atau dhaif (lemah). Alangkah baiknya kita mengkaji lebih dalam lagi informasi-informasi yang kita dapat.

Nah, jangan berpikir hanya karena berpuasa kita bisa bermalas-malasan hingga melupakan berbagai aktivitas.
SHARE ARTIKEL