AKBP Dilia, Polwan Cantik ini Rela Tinggalkan Gaji Besar untuk Mengabdi di Kepolisian

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 18 May 2017

AKBP Dilia, Polwan Cantik ini Rela Tinggalkan Gaji Besar untuk Mengabdi di Kepolisian
nuansajambi.com

Polda Jambi, Anggota Polda Jambi, berasal dari berbagai latar belakang. Salah satunya, AKBP Dilia Tri Rahayu Setyaningrum, MSi, Psi. Sebelum jadi Polwan, Dia menjabat Kepala Personalia PT.Astra Isuzu Casting Company di Karawang Barat dengan gaji besar. Namun, itu ditinggalkannya untuk mengabdi kepada nusa dan bangsa.

Lahir di Jakarta, 13 April 1977, Dilia tumbuh besar dalam keluarga polisi. Ayahnya Drs H Anang Sunarto Msc MM, seorang polisi yang pensiun dengan pangkat Brigadir Jenderal. Namun, sejak kecil anak bungsu dari tiga bersaudara ini tak pernah terniat untuk menjadi seorang anggota Polri.

Cita-citanya saat kecil berganti-ganti muali dari ingin menjadi Astronot, pramugari, hingga dokter. Sejak kecil, selalu berpindah mengikuti tempat tugas sang ayah. Kondisi ini membuatnya banyak mengenal tempat baru dan mudah untuk berbaur dengan teman yang baru.

Lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) Dilia, melanjutkan studinya di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Setelah lulus, Dia diterima sebagai Kepala Personalia PT Astra Isuzu Casting Company di Karawang Barat.

“Sejak kecil sampai lulus kuliah gak pernah kebayang untuk menjadi anggota Polri,” ujar AKBP Dilia saat diwawancarai di Mapolda Jambi, kemarin (9/5), lansir tribratanews.polri.go.id.

Dia menceritakan, setelah sebelas bulan kemudian, ada beberapa temannya anggota polisi yang main ke tempat kerjanya sembari membawa form pendaftaran Perwira Polri Sumber Sarjana (PPSS).

“Awalnya ga tertarik, tapi akhirnya kena juga rayuan. Katanya saya cocok jadi Polwan,” ceritanya

Hari terakhir pendaftaran, Dia mendaftar di Polda Metro Jaya. Semua tahapan tes dilalui dengan lancar hingga dinyatakan lulus.

Diakuinya, ketika menjadi anggota Polri dirinya sangat menyukainya. Dia menikmati setiap detail tugasnya.  4 bulan setelah lulus sebagai perwira dengan pangkat IPDA, dirinya diberi beasiswa dinas untuk melanjutkan kuliah S2 Profesi Kekhususan Klinis Dewasa di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

“Menjelang lulus S2, Saya menikah dengan alumni Akpol angkatan 2003,” ucap ibu tiga anak ini.

Setelah lulus S2 tahun 2010, Dia bertugas di Polda Nusa Tenggara Timur sebagai psikolog. Setelah itu dinas di Mabes Polri dan Polda Metro Jaya sebagai Kasubbag Psipol. Tidak lama dirinya pindah di Baharkam Mabes Polri di bagian Kerjasama.

“Jadi kerjaannya keliling Indonesia untuk sosialisasi MoU dengan instansi lain yang bekerjasama dengan Baharkam Polri,” singkatnya.

Tahun 2015, lulus Sespimmen. Penempatan pertama kembali ke Baharkam diarahkan di Direktorat Binmas. Setelah tiga kali pindah jabatan di Binmas, dipromosikan jadi Kabag Psikologi Polda Sumbar selama 5,5 bulan.

“Lalu Saya pindah kesini sebagai Kabagpsi Polda Jambi dari 9 April kemarin sampe sekarang ini,” jelasnya.

Baginya, jadi abdi negara tidak mudah, segala gerak langkah harus hati-hati dan jadi suri tauladan. Dia tidak merasakan penyesalan di hatinya meski harus meninggalkan pekerjaan dengan gaji besar.

“Tidak ada kata penyesalan walau gaji saya di Astra dulu bisa 15x lipat dari gaji polisi,” bebernya.

Saat ditanya apakah ada kegiatan lain sebelum jadi Polwan, Delia menyebutkan, pernah ikut aerobic competition. Dia meraih juara harapan 2.

Saat berdinas di Jakarta, sambungnya, dirinya juga sebagai dosen di Universitas Bhayangkara Bekasi mengajar beberapa mata kuliah seperti Cognitive Psychology, Konseling Theapeutic, Psikologi Forensik, Psikologi Kriminal. Kemudian, dosen tamu di Universitas Atmajaya dan beberapa universitas lain di Jakarta yang memiliki fakultas psikologi.

“Sering juga mengikuti tim pemulihan korban bencana seperti di Sinabung.Terakhir bencana tanah longsor di 50 Kota Sumbar. Saya juga turun untuk melakukan trauma healing bagi anak-anak dan orang-orang yang terkena bencana,” tutupnya.

SHARE ARTIKEL