3 Alasan Wanita Zaman Sekarang Nggak Nikah-nikah No 3 Menjadi yang Paling Difikirkan Wanita
Penulis Penulis | Ditayangkan 26 May 2017
Ketika melihat sekitarmu, mungkin kamu sadar bahwa ada banyak perbedaan yang dialami generasimu dengan generasi ibumu. Di generasi ibumu, seorang wanita mudah sekali menemukan pasangan dan menikah. Banyak wanita bahkan menikah sebelum usia mereka menginjak 20 tahun.
Namun sekarang, usia 25 tahun dan sudah menikah, terkadang masih dianggap terlalu muda. Nggak heran mengapa banyak orangtua, tante dan nenek sering bertanya "Kapan nikah?". Di zaman mereka, wanita di usiamu sudah punya suami dan bahkan anak dua. Tak usah jauh-jauh, bahkan beberapa teman sebayamu pun sudah seperti itu.
Lalu mengapa wanita masa kini sepertinya kesulitan mencari pasangan? Mungkin tiga alasan ini bisa mewakili pemikiran setiap wanita masa kini.
1. Kemandirian yang tinggi
Ada anggapan bahwa untuk menjadi bahagia, kamu tidak harus bersama seseorang. Inilah yang menjadikan banyak orang merasa baik-baik saja meski tanpa pasangan. Psikolog asal San Diego State University, Jean Twenge, meneliti bahwa generasi masa kini lebih mengutamakan kemandirian yang kuat, dan kebebasan melakukan apa yang mereka inginkan.Padahal dalam pernikahan yang baik pun, penelitian menemukan bahwa pasangan suami-istri akan lebih bahagia dan punya umur lebih panjang karena ada ikatan emosional yang mendorong menjadi lebih baik.
2. Memikirkan banyak hal sebelum memilih
Helen Fisher dari Rutgers University menemukan bahwa konsep memilih pasangan pun bisa jadi sangat rumit. Wanita masa kini punya banyak pertimbangan sebelum memutuskan memilih pasangan. Tidak ada yang salah dengan ini, tentu kamu tidak ingin memilih sembarang pria. Tapi terkadang ini yang membuat cinta datang terlambat.3. Pengertian menikah yang dalam
Generasi masa kini memaknai pernikahan begitu dalam sehingga memutuskan hanya akan menikah ketika menemukan soulmate, sosok yang membuat mereka jatuh cinta begitu dalam. Orang zaman dulu, hanya memilih sosok yang punya niat sama, mau membangun rumah tangga yang baik. Aziz Ansari dalam bukunya Modern Romance menyebut ini pernikahan jenis baru. Mereka khawatir tidak akan bahagia ketika cinta tidak benar-benar ada di antara keduanya.Jadi, kira-kira alasan mana yang masih kamu pikirkan, single ladies? Memutuskan menikah memang tidak mudah, namun bukan berarti kamu tidak bisa membuka hati untuknya kan?
Ketahuilah bahwa status single bukanlah penyakit, aib ataupun hukuman
Rahmat Allah sangatlah besar terhadap hamba-Nya. Manusia tidak akan bisa menghitung seberapa besar nikmat dan rahmat Allah yang selalu tercurah kepada kita. Tetaplah tersenyum, hapuslah segala duka dan janganlah menyalahkan takdir bahwa Allah tidak sayang kepada Anda. Menjadi perempuan yang masih berstatus single bukanlah penyakit menular sehingga Anda harus merasa minder. Menjadi single woman bukanlah aib sehingga Anda harus menarik diri dari pergaulan. menjadi single woman bukanlah hukuman sehingga Anda harus menghabiskan waktu Anda untuk bertanya, “apa salah saya, apa dosa saya?”
Menjadi single woman merupakan kesempatan terbaik bagi Anda untuk mewujudkankasih sayang-Nya yang tak terbatas di semua bidang kehidupan. Kalau teman-teman Anda telah berbahagia dengan perkawinan mereka, janganlah berkecil hati, kejarlah kebahagiaan Anda sendiri dengan melakukan yang terbaik untuk hidup Anda.
Anda tidak seharusnya bersedih dan kehilangan harapan, dan yakinlah bahwa Allah telah menyediakan yang terbaik untuk Anda. Jagalah keyakinan itu sehingga bisa menuntun Anda agar tidak tergelincir ke jalan yang salah. Bacalah istighfar sebanyak yang Anda bisa, dan teruslah bedo’a kepada Allah Subhanahu wata’ala untuk selalu memberikan Anda ketenangan hati dan kedamaian. perbanyaklah mengerjalan amal sholeh, untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
BACA JUGA: Ambil Hikmahnya, Detik-detik Bayi Terjatuh Dari Gendongan Kakaknya
Dalam sujud panjangmu, berdo’alah dengan penuh harap, “Ya Allah, kapanpun Engkau menghendaki saya menikah, jadikanlah pernikahanku sebagai suatu penikahan yang membawa kebaikan dan kebahagiaan.”