Orangnya Sih Baik, Tapi Sayang Nggak Shalat, Sama Saja Itu Kurang Ajar kepada Allah

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 17 Mar 2017
Orangnya Sih Baik, Tapi Sayang Nggak Shalat, Sama Saja Itu Kurang Ajar kepada Allah
ilustrasi cafe-facebookers.blogspot.com

Anda punya teman atau tetangga seperti ini? "Akhlaknya baik" tapi nggak shalat. Kalau melihat zamannya saat ini pasti banyak sekali orang seperti ini. Baik terhadap sesama tapi ia tidak shalat. Lantas, apakah hal tersebut dibenarkan? Bagaimana menurut pandangan islam?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan:

Pertama kita lihat lebih dekat pengertian dari kata akhlak.

Secara bahasa akhlak diartikan sebagai tabiat, karakter, wibawa, dan kualitas agama.

Dalam kamus al-Muhith dinyatakan:

الخُلق: بالضمِّ، وبضمتين: السجية والطَّبع، والمروءة والدين

Akhlak artinya sijjiyah (karakter), tabiat, wibawa, dan kualitas agama. (Qamus al-Muhith, Fairuz Abadi).

Allah memuji Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan akhlaknya yang mulia, “Dirimu berada di atas akhlak yang mulia.” (QS. al-Qalam: 4)

Artinya, kamu memiliki adab yang sangat agung, yang diajarkan dalam al-Quran, itulah islam dan semua syariatnya. Dinyatakan dalam satu riwayat dari Ibnu Abbas, beliau menjelaskan, “Akhlak yang mulia, artinya agama yang agung, yaitu Islam,” (Tafsir at-Thabari, 23/529)

Berdasarkan keterangan di atas, pengertian akhlak lebih luas dari pada sebatas diartikan bersikap baik kepada sesama manusia. Karena interaksi kita tidak hanya dengan sesama manusia. Termasuk yang sangat penting diperhatikan, interaksi manusia dengan Tuhannya, Allah Ta’ala.

Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut akhlaknya sangat mulia, karena beliau manusia yang paling sempurna dalam berinteraksi dengan Allah. Disamping beliau juga sangat mulia dalam berinteraksi dengan semua makhluk yang ada di sekitarnya.

Baca Juga: OrangTua Manapun Pasti Takut dan Marah Besar Melihat Percakapan Para Pedofil ini

Ibnul Qoyim pernah menjelaskan, Akhlak yang terpuji itu ada 2:

1. Akhlak terpuji kepada Allah, yaitu dengan memahami bahwa semua yang kita lakukan, butuh untuk mendapat ampunan dari Allah. Sementara apapun yang datang dari Allah, mengharuskan adanya rasa syukur. Sehingga dia selalu bersyukur kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya. Dia selalu melihat banyaknya nikmat dan aib yang ada pada diri dan perbuatannya.

2. Akhlak terpuji kepada sesama manusia dan intinya dua, memberikan kebaikan, baik ucapan atau perbuatan. Dan tidak mengganggu baik ucapan dan perbuatan. (Tahdzib as-Sunan, 13/91)

Ketika ada orang yang suka berbuat baik kepada sesama, tapi dia tidak shalat, berarti dia memiliki akhlak yang baik kepada manusia, tapi bertindak kurang ajar kepada Allah. Akhlaknya buruk kepada Allah. Dan tentu saja, itu tindakan yang membahayakan.

Kita tidak mempermasalahkan akhlak dia dengan sesama makhluk. Namun kita mempermasalahkan akhlak dia kepada Allah, karena dia melakukan kesalahan besar, yaitu tidak shalat.

Sementara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut orang meninggalkan shalat seperti orang yang melakukan kekufuran. Semoga kita taermasuk orang yang berkahlak baik dengan kualitas mendirikan shalat juga baik. Allahu a’lam. []

Sumber: konsultasisyariah
SHARE ARTIKEL