Berbagai Tips Buat Suami Berikan Uang Belanja ke Istri
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 13 Mar 2017
via wajibbaca.com
Suami yang baik pasti memahami kewajiban dan haknya kepada seorang istri. Namun tak sedikit istri yang menuduh suaminya tidak memberikan nafkah lahir. Padahal, sang istri tinggal di tempat layak, bisa makan dengan menu terbaik, bisa membeli perhiasan dan pakaian, serta melakukan banyak hal lainnya.
Namun, ia masih tetap saja bilang bahwa sang suami tidak menafkahinya hanya karena ia tidak mendapatkan SELURUH penghasilan suami.
Pada praktiknya, bentuk nafkah lahir dari suami ke istri bisa “dirupakan” dengan beragam cara, tergantung situasi serta kondisi masing-masing. Terlebih, di zaman seperti sekarang ini uang tak harus dalam bentuk tunai namun bisa juga nontunai.
Ada beberapa model/bentuk pemberian nafkah lahir dari suami ke istri, yaitu:
Baca Juga: Cowok Sering Mikir Macem-Macem Saat Cewek Bilang Satu dari 4 Kalimat ini
Memberikan seluruh gajinya ke istri entah itu secara tunai maupun nontunai (transfer)
Memberikan nafkah secara tunai adalah cara konvensional yang banyak dilakukan suami. Zaman dulu, sistem pembayaran gaji dilakukan secara langsung dan tidak seperti sekarang yang dilakukan lewat rekening. Sesaat setelah menerima gaji, suami bisa memberikannya kepada istri dan istrilah yang mengatur semuanya, mulai dari membayar tagihan listrik, air, keamanan lingkungan, hingga konsumsi sehari-hari.Seiring dengan perkembangan zaman dan juga untuk alasan kepraktisan dan keamanan, memberi nafkah kepada istri tak lagi dalam bentuk tunai melainkan transfer ke rekening yang bersangkutan (istri).
Memberikan “sisa” uang belanja setelah dikurangi oleh biaya operasional
Sebenarnya, cara ini hampir sama dengan cara sebelumnya, hanya saja di awal suami dan juga istri sama-sama ikut menghitung kebutuhan rumah tangga. Misalnya saja, suami istri tersebut memiliki beberapa pengeluaran tetap. Sesaat setelah menerima gaji, sang suami langsung mengurangi gajinya tersebut untuk pengeluaran tetap yang sebelumnya sudah diketahui atau disepakati bersama. Baru kemudian sisanya diberikan kepada istri.Suami dan istri memiliki tugas masing-masing
Ada kalanya juga, suami dan istri memiliki kesepakatan karena suatu hal. Bisa karena gaji suami belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga. Atau bisa jadi karena sang istri yang menawarkan bantuan. Misalnya saja, suami bertugas untuk membayar sejumlah pengeluaran tetap yang jumlahnya material (besar). Sedangkan istri bertugas untuk membayar pengeluaran tetap yang jumlahnya tidak terlalu besar. Selebihnya, bila gaji suami ada sisa, maka gaji tersebut diberikan kepada istrinya.Suami memberi uang kepada istri harian atau mingguan (bukan bulanan) berdasarkan jumlah pengeluaran
Mungkin tipe suami yang terakhir ini sedikit menyiksa para istri karena merasa dimonitor. Istri hanya diberi uang untuk konsumsi keluarga yang diberikan per hari atau per minggu. Sedangkan untuk pembayaran lain-lain (nonkonsumsi) semuanya ditanggung oleh suami.Setiap keluarga memang memiliki karakter dalam mengatur keuangan yang berbeda-beda. Dan tentu tidaklah bijak bila seorang istri membanding-bandingkan cara yang dipakai oleh tetangga atau kerabatnya dengan cara yang ia dan suaminya pakai. Membanding-bandingkan hanya akan merusak hubungan harmonis yang terjadi antara suami dan istri. Setiap cara memiliki kelebihannya dan kekurangannya masing-masing. Dan setiap rumah tangga juga memiliki kondisi yang berbeda.
Baca Juga: Bila Kamu Nekat Menikahi Wanita dengan Kondisi Finansial Lebih Tinggi, Hadapi Hal ini
Misalnya saja, ada seorang suami yang memang menyerahkan urusan keuangan kepada sang istri. Sisi positifnya, sang istri terlihat lebih leluasa dalam mengatur keuangan keluarga namun kekurangannya sang istri bisa pusing sendiri untuk membagi pos-pos keuangan rumah tangga. Di pihak lain, ada seorang suami yang mungkin terlihat sangat perhitungan dengan istri karena semuanya dihitung. Namun, sebenarnya bukan berarti suami tersebut pelit, karena bisa saja sang suami memastikan bahwa apa yang ia berikan tidak kurang. Dan bilapun kurang, si suami bisa segera mencari solusinya.
Bila disikapi dengan bijak dan positif, kadang sikap suami yang perhitungan bisa membuat sang istri menjadi kreatif. Berpikiran positif dan selalu mensyukuri berapapun pemberian suami akan membuat jalan sang istri semakin lancar. Bila memiliki suami yang loyal seorang istri patut bersyukur dan tak sepantasnya memamer-mamerkan karena bisa menimbulkan kecemburuan sosial.
Namun, ketika Allah menguji dengan memberikan suami yang tidak loyal bahkan bisa dibilang perhitungan atau cenderung pelit, maka hal tersebut juga tetap patut disyukuri. Bisa jadi hal tersebut adalah jalan agar sang istri semakin kreatif dalam mengasah talent-nya karena bisa saja talent sang istri bisa bermanfaat bagi banyak orang terutama kaum wanita.
Misalnya, karena suami yang super perhitungan sang istri memiliki inisiatif untuk membuka usaha rumahan. Ternyata, usaha rumahan tersebut maju pesat hingga bisa memperkerjakan banyak karyawan wanita. Bisa juga untuk menjaga sang istri agar selalu bersikap zuhud.
Bila sebelumnya gaya hidup istri sebelum menikah sangat konsumtif, maka bisa jadi gaya hidupnya berubah menjadi sewajarnya karena mendapatkan suami yang perhitungan. Segala sesuatu memang selalu ada hikmah dan manfaatnya bila disikapi dengan baik dan positif.