Banyak Wanita Takut Resign Meski Nggak Betah Kerja. Kenapa?
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 22 Mar 2017
Ilustrasi via medicmagic.net
Dikatakan 'emansipasi wanita' membuat semua bidang pekerjaan saat ini sama saja dipegang oleh pria ataupun wanita. Dari yang kasar sampai kerja kantoran. Dari pegawai rendahan sampai yang mempunyai jabatan penting, di zaman modern ini setiap wanita berhak dan bebas menentukan karier serta pekerjaan yang diinginkanya.
Masing-masing dari kita pastinya punya prioritas. Memilih untuk fokus berkarier pun termasuk dalam prioritas penting seorang wanita.
Cuma memang dalam membangun sebuah karier akan selalu ada jatuh bangunnya. Tak jarang ada keputusan berat yang harus diambil terkait pindah kerja atau resign. Tapi yang banyak terjadi saat ini kenapa banyak wanita masih saja ada yang takut resign meski sudah nggak betah lagi dengan pekerjaannya? Berikut beberapa alasannya dirangkum dari vemale.com.
Baca Juga: Meskipun Haid, Begitu Sama Suami Boleh Kok (Asal..) dan Plus 2 Ibadah 'Berpahala BESAR' ini
Belum Punya Rencana Matang Setelah Resign
Kita masih ragu untuk resign. Ingin sekali resign dari pekerjaan yang sudah tak membuat kita nyaman. Tapi masih bingung dan belum punya rencana matang apa yang akan dilakukan setelah resign. Terlalu takut untuk menghadapi dunia luar yang kita sendiri belum merasa siap untuk menghadapinya.
Kita Lebih Memilih "Tersiksa" di Zona Nyaman karena Sudah Ada Kepastian
Setiap bulan dapat gaji. Asuransi jiwa dan kesehatan juga sudah ada yang menanggung. Meski pekerjaannya berat dengan deadline yang bertumpuk-tumpuk, kita mencoba untuk tetap bertahan. Karena zona nyaman ini sudah jadi bagian yang tak bisa lepas dari hidup kita sehari-hari.Karena Kita Merasa Punya Potensi yang Masih Harus Terus Digali
Memang sih nggak suka sama lingkungan atau pekerjaannya. Tapi ada potensi yang ingin kita gali dari dalam sendiri. Ada kemampuan yang mau kita kembangkan di tempat ini. Sehingga kita berusaha untuk bertahan dan menunda keinginan untuk resign. Setidaknya saat kita sudah bisa percaya diri dengan potensi dan kemampuan yang kita punya, barulah kita berani untuk resign.
Ada Tanggung Jawab yang Perlu Kita Prioritaskan
Biasanya menanggung banyak beban. Masih ada adik yang perlu biaya untuk kuliah. Masih ada orang tua yang perlu kita rawat dan bantu penuhi kebutuhannya. Dengan tanggung jawab besar lain yang kita punya, kita mencoba bertahan dengan pekerjaan yang kita punya. Tidak semata-mata untuk kebahagiaan pribadi tapi demi membantu meringankan beban orang-orang terdekat kita.Kita memiliki pilihan kita masing-masing. Tak terkecuali dalam urusan karier atau pekerjaan. Mau resign atau ganti pekerjaan, itu semua kembali pada kebutuhan dan kemampuan kita untuk menanggung semua risiko-risikonya.

Ada geng di kantor via merdeka.com
Semoga pilihan apapun yang kamu buat dalam kariermu bisa memberikan kebaikan dan kebahagiaan untukmu dan orang-orang di sekitarmu.