Telan Balon untuk Dapatkan Tubuh Langsing? Ini Faktanya!

Banyak orang yang menganggap bahwa diet merupakan salah satu hal yang cukup sulit karena membutuhkan waktu yang sangat lama dan olahraga yang harus berkelanjutan dan teratur. Apalagi jika bertanya pada para pakar kesehatan, mereka pasti akan memberikan solusi seperti kurangi makan dan harus banyak bergerak. Namun apalah daya, jika hal tersebut sangat sukar untuk dilakukan.

Baca juga : Ingin Sukses Diet? Pamer Saja di Media Sosialmu!

Mulai dari ocd, diet mayo, dan model diet lainnya, sudah banyak dicoba, namun tak banyak memperlihatkan hasil yang maksimal. Jika memang begitu, salah satu diet ini mungkin layak untuk dicoba bagi yang benar-benar ingin kurus. Akan tetapi, ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan keluarga dan dokter untuk bertanya hal seputar diet unik ini.

Dana Goossens, 29 tahun, tinggal di Illinois, AS. Ia mengikuti percobaan klinis untuk alat penurun berat badan yang diberi nama Obalon Balloon System. Ini ceritanya. Seperti banyak warga Amerika, saya sudah mencoba banyak cara untuk menurunkan berat badan. Sungguh sangat mengecilkan hati, khususnya karena saya seorang yang sangat aktif.

Saya mencoba segalanya, mulai dari pil diet, makan hanya 500 kalori sehari, mendapatkan injeksi hormon, hingga mengikuti program Weight Watcher, tetapi tak pernah sukses menjaga berat badan dalam jangka panjang. Saya lelah dengan "diet yoyo" dan obat-obatan yang membuat saya merasa buruk.

Ibu saya yang seorang juru rawat mengingatkan agar tak sia-sia, tetapi ia tahu berat badan yang tidak turun membuat saya kecewa. Ia memberi saya sebuah artikel mengenai alat baru yang disebut Obalon Balloon System yang terdiri dari balon yang mengembang di dalam lambung sehingga membantu menurunkan berat badan. Terdengar aneh, tetapi saya ingin tahu.

Ternyata, prosedurnya sangat sederhana. Saya menelan kapsul kecil yang dikaitkan ke mikro kateter, kemudian dokter mengembangkan balon kapsul yang sudah masuk ke dalam perut hingga seukuran buah jeruk, kemudian kateter ditarik keluar. Prosesnya hanya 10 menit.

Hingga akhir bulan keenam, saya berhasil menurunkan berat badan mendekati 18 kg dan berbobot 62,5 kg. Teman-teman dan keluarga benar-benar terkesan. Hal yang saya sukai dari prosedur itu adalah tidak harus menjalani bedah dan dapat diam-diam menjalani prosedur itu.


Baca juga : Alami Insomnia Saja Sudah Buruk, dan Ini Dampak Darinya!

Saya juga melakukan perubahan gaya hidup yang membuat berat badan turun secara konstan. Saya berharap penurunan berat ini bakal berkelanjutan. Sampai percobaan berakhir, saya merasa percaya diri dapat menjaga gaya hidup sehat bahkan setelah balon itu diambil. Saya bahkan menurunkan berat badan sejak balon diambil.

Balon itu sudah disetujui FDA. Harganya mencapai 6.000 dollar AS (sekitar Rp 78 juta) hingga 9.000 dollar AS (sekitar Rp 117 juta) serta tak ter-cover asuransi. Jadi, bagaimana menurutmu? Memang cukup was-was jika mendengar balon dimasukkan ke perut. Namun jika tetap ingin mencobanya, siapkan budget terlebih dahulu ya!