Ternyata Anak Mengelola Emosi Sama Seperti Orang Tua! Waspadai Mulai Hari Ini
Penulis Unknown | Ditayangkan 27 Jan 2017Menjadi seorang anak patutlah jika masih belum mengerti tentang bagaimana keadaan sekitar jika tak dimulai dari keluarganya sendiri. Para orang tua juga akan mengajarkan apa yang mereka ketahui dengan baik untuk putra dan putri mereka agar kelak menjadi lebih disiplin dan mengetahui lingkungannya dengan mudah. Namun, tahukah bahwa selain mengajarkan apa yang mereka ketahui, tetapi juga secara tak sadar mereka akan mewariskan sikap kepada buah hatinya dengan sendirinya.
Baca juga : Baca Jika Kamu Seorang Sosiopat, Ternyata Ada Hubungannya dengan Psycho Lho!
Oleh karena itu, orang tua tak hanya perlu mengenalkan macam-macam emosi kepada anak, tetapi juga jadilah contoh yang baik. Bisa dilihat misalkan ketika orang tua marah, anak bisa melihat bagaimana cara orang tuanya marah.
"Anak bisa lihat nih, kalau lagi marah, mamanya enggak akan banting-banting pintu. Marah itu kan verbal, bukan nonverbal. Bukan banting-banting. Anak bisa belajar dari mamanya," ujar psikolog anak Roslina Verauli.
Ketika marah, anak pun harus bisa mengungkapkan mengapa ia marah. Dalam hal ini, orangtua, khususnya ibu yang sering mendampingi anak juga dapat menjadi contoh. Saat marah, seorang ibu sebaiknya dapat menjelaskan kepada anak apa alasannya marah. Jadi, anak memahami emosi ibunya ketika marah. Ia pun nanti bisa belajar memahami emosi pribadinya dan bagaimana mengelolanya.
Vera mengungkapkan, kemampuan anak memahami dan mengelola emosinya itu merupakan kompetensi emosional. Jadi, ketika marah, anak tahu emosinya sedang marah dan ia tahu alasannya. Begitu juga saat sedih. Anak memahami hal apa yang membuatnya sedih hingga bagaimana mengelola kesedihannya menjadi emosi positif.
Baca juga : Ketika Orang Terdekat Ingin Bunuh Diri, Cegah dengan Ini!
"Apakah nangisnya mau sampai guling-guling atau dia mampu mengatasi? Anak diberi pengertian, sedih itu enggak harus guling-guling, marah enggak harus berhari-hari," terang Vera.
Vera mengatakan, anak dengan kompetensi emosional yang baik bisa bersosialisasi dengan baik pula dengan teman sebayanya kelak. Anak bisa memahami teman-teman dan menumbuhkan rasa empati terhadap sesama. Jadi menjadi orang tua sangatlah penting untuk memberikan sedikit pengertian tentang bagaimana caranya mengolah emosi.
Selain untuk si kecil, terlebih lagi untuk ia kedepannya agar mampu menjadi dewasa saat emosinya sedang meluap-luap. Sehingga ia akan mampu mengatur bagaimana sikap yang harus dilepas dan mana yang harus di dalam kendali.