Orangtua Korban Diksar Kurang Ikhlas Rektor UII Mengundurkan Diri
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 28 Jan 2017
Foto kompas.com
Ayah salah satu mahasiswa peserta The Great Camping (GC) XXXVII yang saat ini masih dirawat di RS Jogja International Hospital (JIH) menyayangkan pengunduran diri Harsoyo sebagai Rektor UII.
Pasalnya, Harsoyo dipandang sebagai sosok rektor yang santun, cepat dalam merespons insiden Great Camping dan terbuka dengan pihak keluarga.
"Kalau secara pribadi saya kurang setuju sekali (Harsoyo mengundurkan diri)," ujar Mardianto, ayah dari Fatur Rohim, salah satu mahasiwa peserta Great Camping XXXVII yang dirawat di RS JIH, Jumat (26/01/2017).
Mardianto menuturkan, meski belum lama kenal, namun ia menilai Harsoyo merupakan sosok pribadi yang santun. Selain itu, cepat merespons insiden Great Camping dan terbuka dengan pihak keluarga.
"Kami memang tidak bertemu setiap hari, tetapi saat bertemu orangnya sangat santun, baik," urainya. Mardianto mengaku lebih tidak ikhlas jika mundurnya Harsoyo karena desakan.
Baca Juga:
- Atas Meninggalnya 3 Mahasiswa, Mapala UII Akui Ada Tindakan Fisik Berlebihan
- 7 Hal Mengerikan Diksar Mapala UII hingga Nyawa Dihargai Materai Rp 6.000
"Kami kurang iklas, sebaiknya jangan mudur karena dimundurkan, jangan sampai mundur karena terpaksa," tandasnya.
Harsoyo sebelumnya menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya, Kamis (26/1/2017) lansir kompas.com.
Pernyataan itu disampaikan Harsoyo di hadapan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek) RI Muhammad Nasir dalam rapat tertutup dengan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah V Yogyakarta.
"Sebagai pimpinan dan tanggung jawab moral, saya mengundurkan diri, kesalahan mutlak pada pimpinan."
"Saya memohon maaf sebesar-besarnya karena telah mencoreng nama baik pendidikan Indonesia," ujar Harsoyo.
Harsoyo menyampaikan permintaan maaf kepada bangsa Indonesia karena telah mencemarkan dunia pendidikan dengan adanya tindak kekerasan yang seharusnya tidak boleh terjadi. Selain itu, dia berharap agar kejadian tindak kekerasan tidak terulang kembali.
"Sampaikan maaf kami, kepada seluruh bangsa Indonesia, telah mencemarkan dunia pendidikan dengan tindak kekerasan yang seharusnya tidak boleh terjadi," ungkapnya.
Dia menuturkan, kejadian tersebut memukul seluruh sivitas akademika UII sebab Mapala Unisi sudah berdiri sejak tahun 1974. Selama unit berdiri dan penyelenggaraan GC berlangsung, tidak pernah terjadi kecelakaan apa pun.
"Kejadian ini membuat shock seluruh sivitas akademika karena sebelumnya belum pernah terjadi. Kecelakaan fatal pun belum pernah," tuturnya.
Menristek Muhammad Nasir mengapresiasi tindakan pengunduran diri Rektor UII menyusul kasus meninggalnya tiga mahasiswa UII dalam pendidikan dasar Mapala Unisi UII.