Lakukan Kunker, Rombongan Bupati ini Dipalak Ditengah Jalan. Begini Jadinya
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 18 Dec 2016
Ilsutrasi
Sebuah kejadian yang terbilang unik dialami oleh rombongan Pj Bupati Sarolangun, Arief Munandar saat itu melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Sepintun, Kecamatan Pauh, Rabu (9/11/2016). Mereka tak diperbolehkan melintas oleh beberapa oknum warga, sebelum menyerahkan uang Rp 100 ribu permobil.
Informasi yang didapatkan saat kejadian rombongan Pj Bupati berjumlah 10 unit mobil yang saat itu sedang meninjau kerusakan jalan di wilayah Sepintun. Sekitar pukul 17.00 Wib, rombongan Pj bupati yang ingin kembali ke Sarolangun tak bisa melintas karena jalan telah diportal oleh warga.
Sempat terjadi ketegangan antara oknum masyarakat dengan rombongan Pj Bupati. Sebab oknum warga ingin meminta uang siapa saja warga yang melintas di Jalan tersebut. Setelah diberikan uang, portal dari kayu dan bambu yang dipasang ditangah jalan itu akhirnya dibuka. Pj Bupati Sarolangun, Arief Munandar dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (11/11/2016) membenarkan informasi kejadian tersebut. Dia mengatakan, yang melakukan pemalakan tersebut adalah oknum masyarakat.
“Tidak semua masyarakat Lamban Sigatal yang melakukan pemortalan itu,” kata Pj Bupati seperti diberitakan tribunnews.
Menurut Pj, oknum-oknum masyarakat yang memportal jalan itu hanya mengambil kesempatan di tengah kesulitan masyarakat saat ini. Apa lagi saat ini kondisi jalan di wilayah terebut sedang rusak parah.
Baca Juga: Habiskan APBD Rp 24 M, Waterboom ini Kini Terbengkalai dan Dibuat Pasangan Berbuat M*sum
”Jadi jangan ada masyarakat yang aji mumpung, jangan ada yang mengambil keuntungan ditengah kesulitan seperti saat ini,” sesal Arief.
Arief menceritakan, oknum masyarakat melakukan hal itu karena merasa mereka sudah memperbaiki jalan yang rusak dengan menggunakan dana pribadi mereka. Tetapi mereka meminta imbal baliknya dengan membanderol setiap kendaraan yang lewat.
”Itu sangat menyalahi aturan yang ada, rombongan saya (Pj bupati) saja digitukan, apalagi masyarakat biasa. Boleh meminta sumbangan tapi tidak membanderol harga, apalagi sampai Rp 100 ribu,” kesalnya.
Arief juga masih meluapkan kekesalannya, dengan mengategorikan perbuatan yang dilakukan oknum masyarakat tersebut sudah masuk kedalam ranah pidana.
Namun, Arief masih menolelir, karena mengingat kondisi yang sulit seperti ini, mungkin memaksa oknum melakukan perbuatan tersebut.
”Tidak kita bawa ke ranah pidana, tapi akan kita panggil yang bersangkutan melalui Camat dan Kadesnya. Kita beri pengarahan dan pembinaan, agar tidak terulang lagi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, saat pemalakan ini terjadi Pj bupati bersama Kadis PU, Camat Pauh, dan beberapa SKPD juga Kades Lubuk Napal sedang meninjau 6 titik lokasi jalan yang rusak parah di wilayah Sepintun.