Jangan Sekali-Kali Menanyakan 4 Pertanyaan yang Bisa Merusak Hidup Orang Lain ini

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 11 Dec 2016

Jangan Sekali-Kali Menanyakan 4 Pertanyaan yang Bisa Merusak Hidup Orang Lain ini
Lihat kakek yang usianya sudah senja ini, tegakah kita memberi pertanyaan yang bisa menyakiti hatinya?

Manusia sebagai mahluk sosial memang tak akan lepas dengan pergaulan. Semua saling membutuhkan komunikasi untuk menceritakan berbagai hal. Menanyakan hal-hal baru yang tak diketahui. Namun kita harus berhati-hati. Apakah cara kita berkomunikasi sudah baik? Apakah kita sudah berpikir sebelum bercerita dan bertanya kepada lawan bicara kita?

Ketika berbicara dengan orang lain, berhati-hatilah dengan pertanyaan yang akan kita ataupun mereka tanyakan. Meski kadang pertanyaan yang ditanyakan sederhana, tapi efek bagi kita sangat luar biasa, bahkan bisa mengubah masa depan. Apalagi pertanyaan yang “mengusik” kehidupan pribadinya. Berikut ini adalah 4 contoh kasus percakapan dikutip dari 1menitcom, yang membuat kehidupan orang lain berubah, bahkan malah jadi berantakan. Contoh yang pertama berkaitan dengan keluarga orang lain.

1. Kakak yang Tak Sengaja Merusak Keluarga Adiknya

Miranda baru saja melahirkan seminggu yang lalu. Seperti biasa, saudara laki-lakinya berkunjung ke rumahnya untuk melihat keponakan barunya. Di sela-sela percakapan tersebut, saudara laki-lakinya bertanya.
“Dik, hadiah apa yang suamimu berikan setelah kamu melahirkan?”
“Tidak ada.“, jawab Miranda pendek.
Saudara laki-lakinya berkata lagi, “Masa sih?! Aku saja sering ngasi hadiah buat istriku. Apalagi ini kan pertama kali kamu punya bayi, masa nggak ngasi hadiah?”
Miranda hanya diam.

Suami Miranda baru pulang dari kantor dengan penuh kelelahan, bukannya disambut dengan senyum, sang istri malah merajuk ketika ia baru memasuki rumah. Keduanya terlibat pertengkaran hebat. Sebulan kemudian, mereka bercerai.

* * *

Coba kita perhatikan, sebenarnya dari mana sumber masalahnya?
Ya, sumber masalahnya adalah kalimat sederhana yang ditanyakan saudara laki-laki Miranda. Pertanyaan sederhana yang mengusik privasi dan mencampuri urusan keluarga orang lain. Mari kita lanjutkan ke contoh yang kedua yang berkaitan dengan Harta atau Rumah.

2. Dari Obrolan di Arisan hingga Terlilit Hutang Bank

Miranda ikut arisan ibu-ibu yang diadakan sekali seminggu. Hari ini ia kebagian untuk menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan arisan minggu ini. Salah seorang anggota arisan bertanya pada Miranda, “Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit? Bukankah anak-anakmu banyak?”

Setelah acara arisan selesai, rumah yang tadinya terasa lapang, sejak saat itu mulai dirasa sempit. Ketenangan pun hilang saat keluarga ini mulai terbelit hutang kala mencoba membeli rumah besar dengan cara kredit ke bank.

* * *

Perhatikan, pertanyaan sederhana yang membuat masa depan sebuah keluarga juga menjadi berantakan dan terbelit hutang. Selanjutnya adalah contoh pertanyaan yang ketiga yang terkait dengan pekerjaan.

3. Tak Sengaja Membuat Orang Jadi Pengangguran

Ini adalah kisah ketika Miranda masih bekerja di toko sepatu. Ketika bercengkrama dengan temannya, temannya bertanya, “Berapa gajimu sebulan kerja di toko itu?”
Ia menjawab, “1,5 Juta Rupiah.”
“Cuma 1,5 Juta Rupiah? Sedikit sekali ia menghargai keringatmu. Apa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu?”

Yang sebelumnya sangat antusias dalam bekerja, sejak saat itu ia jadi membenci pekerjaannya. Ia lalu meminta kenaikan gaji pada pemilik toko, pemilik toko menolak dan mem-PHK-nya. Kini ia malah tidak berpenghasilan dan jadi pengangguran.

* * *

Coba perhatikan, ia kehilangan pekerjaan karena terpengaruh dengan pertanyaan temannya. Hidupnya yang tenang jadi berantakan. Selanjutnya adalah contoh pertanyaan yang terkait dengan orang yang dicintai.

4. Pembunuhan Seorang Kakek

Namanya kakek Ronde, ia adalah kakek yang ramah dan murah senyum. Hidupnya tenang tanpa masalah apapun meski anak-anaknya tinggal agak jauh dari tempat tinggalnya karena sudah berkeluarga. Pada suatu hari, seseorang bertanya pada kakek Ronde, “Berapa kali anakmu mengunjungimu dalam sebulan?”
Si kakek menjawab, “Sebulan sekali.”
Yang bertanya menimpali, “Wah, keterlaluan sekali anakmu itu. Di usia senjamu ini seharusnya mereka mengunjungimu lebih sering lagi.”

Mulai saat itu, hati si kakek menjadi sempit padahal tadinya ia amat rela berjauhan dengan anak-anaknya. Ia jadi sering menangis, sehingga memperburuk kesehatan dan kondisi tubuhnya. Beberapa bulan setelah kejadian itu, sang kakek meninggal karena beberapa penyakit yang diderita tak lama setelah bercengkerama dengan orang itu.

* * *

Nah, secara tidak langsung, pertanyaan orang tersebutlah yang menumbuhkan penyakit pada diri si kakek. Lalu apakah kematian kakek tersebut bisa disamakan dengan pembunuhan? Pasti ada yang tidak setuju dengan logika ini karena si penanya tidak bermaksud demikian. Tapi kenyataannya?

Baca Juga: Cara Sederhana Tapi Luar Biasa Manfaatnya agar Anak Tidak Manja & Cengeng

Terlepas dari benar atau salah, apa sebenarnya keuntungan yang kita dapat ketika bertanya seperti pertanyaan-pertanyaan di atas? Meskipun cerita-cerita diatas fiktif, namun secara logika, hal ini bisa saja terjadi. Meskipun efeknya tidak separah itu namun akibat positifnya tidak terlalu ada, malah efek negatifnyalah yang terasa.

Maka dari itu,
-Jagalah diri dari mencampuri kehidupan orang lain.
-Mengecilkan dunia mereka.
-Menanamkan rasa tak rela pada yang mereka miliki.
-Mengkritisi penghasilan dan keluarga mereka dst dst.

Kita akan menjadi agen kerusakan di muka bumi dengan cara ini.

Bila ada bom yang meledak, cobalah introspeksi diri, bisa jadi kitalah yang menyalakan sumbunya.
SHARE ARTIKEL