Christine Ayu, Disela Kesibukan Kuliah Gadis ini Gunakan Waktunya Untuk Mengajar Anak Tak Mampu
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 05 Oct 2016
Pernahkah terlintas di hati kalian, ingin berbuat sesuatu untuk mengubah Indonesia ini menjadi lebih baik? Jika ia laksanakan, perubahan tak selalu dilakukan secara besar-besaran. Mulai dari niatan diri kalian sendiri, kemudian perhatikan lingkungan sekitar kalian, apa yang seperlunya dibenahi.
Nah, jika masih ragu. Bisa kalian contoh mahasiswi 19 tahun ini. Nampaknya hanya satu yang terlintas dalam hati dan pikiranya, yaitu dapat membantu orang-orang disekitarnya tanpa keegoisanya.
"Saya hanya ingin berguna bagi orang-orang di sekitar. Dan itu sudah menjadi panggilan hati." begitu ucapnya.
Gadis ini bernama Christine Ayu Nurchayanti (19), atau kerap disapa Titin. Mahasiswi jurusan Sastra Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur ini mengaku tak betah kalau belajar melulu. Hal ini dia sampaikan dalam status Facebooknya, Christine Ayu Nurchayanti, sebagaimana dikutip dari brilio.net, Rabu (4/10) seperti berikut ini:
"Yah, Buk, maafkan anak gadis kalian yang tidak sepintar yang kalian mau, IPnya pas-pasan, tidak ada prestasi, tidak menonjol di akademik, tidak pkm2an, tidak ada piala. Karena anak gadis kalian tahu Yah, Buk, kuliah bukan ajang menaikkan kasta, sebab pula tau bahwa buat apa jadi mahasiswa kalau di luar sana kami dianggap tidak berguna. Maaf Yah, Buk. Gadis kalian lebih suka tawa anak-anak ketimbang nulis sederet kalimat dan teori yang tidak mengubahku di kelas. Maaf pula gadis kalian kuliah hanya kejar ijazah sebab tahu mata kuliah paling abadi ada di pemukiman sampah."

Dari status Facebook tersebut, terlihat betapa Titin peduli dengan anak-anak, terkhusus perihal pendidikan. Tak pelak mendorongnya untuk selalu meluangkan waktu berbagi ilmu kepada anak-anak yang kurang mampu. Dia pun mendirikan Komunitas Ayo Ngaos. Ngaos adalah bahasa Jawa yang artinya membaca. Dalam makna umum, ngaos berarti belajar.

"Saya tidak menjadi guru bagi mereka, justru mereka lah yang memberikan banyak pelajaran kepada saya. Saya bukan orang kaya yang memiliki banyak uang, bukan orang pintar yang bisa membuat banyak terobosan, namun hanya memiliki tenaga untuk bergerak. Saya hanya ingin berguna bagi orang-orang di sekitar. Dan itu sudah menjadi panggilan hati," katanya.
Semangat tanpa batas Titin bisa menggugahmu untuk sama-sama bikin Indonesia lebih maju. Tanpa generasi penerus yang peduli, Indonesia malah akan semakin menjadi negara yang mengalami kemunduran.