Bunda Hati-Hati! Penipu ini Raup Miliaran Rupiah dengan Adakan Kontes Foto Bayi dan Anak di Medsos
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 20 Oct 2016
Untuk bunda, sebenarnya hal ini sudah lama terjadi. Jadi Bunda harus lebih hati-hati lagi, bila ada kasus yang sama seperti ini. "Ada "modus" penipuan lewat lomba foto bayi dan anak".
Bagaimana kita tahu kalau ini penipuan apa bukan?
Apakah anda sering like di fb dari teman-teman yang ditag? Entah karena gambarnya menyedihkan atau juga karena gambarnya yang mengagumkan. Entah itu anak kecil sakit butuh pertolongan, atau kakek tua yang sudah renta masih bekerja. Ya begitulah modus ini berjalan. Dengan memajang foto-foto lucu seorang bayi mereka ingin mendapatkan liker sebanyak-banyaknya untuk mengundang perhatian.
Dengan target orang tua yang pastinya senang melihat buah hatinya yang menggemaskan difoto, di like banyak orang, diumumkan sebagai juara dan jadi kebanggaan di media sosial membuat para penipu ini mengadakan even-even lomba foto model bayi dan anak ini.
Baca Juga : Waspada Saat Beli Es! Ini Cara Mudah Membedakan Es Batu Air Mentah dan Matang
Dikutip dari Kompasiana oleh Agung Soni, inilah rupanya yang dijadikan sasaran empuk oleh empunya "Page" bernama "Management Artis Babykids". Setiap bulan mereka mengadakan even lomba dengan menjaring banyak minat orang tua di FB. Dengan nama "management artis" banyak ortu yang berharap anak mereka bisa menjadi orang terkenal atau artis cilik. Tak sedikit dari para peserta rela mengorbankan anak-anaknya dihiasi, didandani bak orang dewasa agar terlihat lebih cantik, lebih gagah seperti dambaan mereka.
Apa benar ini sebuah penipuan ? Mari kita selidiki modus penipuan FP ini.
1. Cek siapa penyelenggaranya?
Apakah merupakan lembaga yang kredibel? Yayasan bukan? Ataukah produsen produk-produk bayi ? Atau lembaga tertentu yang bisa meyakinkan warga bila ini benar-benar sebuah lomba. Di kasus ini, tidak ada kejelasan.2. Alamat penyelenggara halaman lomba tidak jelas.

Alamat hanya ditulis di "Jl. Kenjeran 258B". Di kota mana? Mengapa alamat yang ditulis tidak mendetail ditulis. Kota Surabaya ? Jakarta? Tidak jelas disebut kota mana penyelenggaranya. Ini patut dicurigai sebagai modus penipuan. Bila ditulis alamat dengan jelas pun, biasanya penipu memberikan alamat palsu.
3. "Management Artis" ?
Harusnya jika mengatasnamakan management apapun. Pastinya ada pihak yang di manage? Jika management artis cilik, siapa saja artis cilik yang mereka sudah tangani dan lejitkan menjadi artis nasional? Dalam hal ini tidak ada penjelasan. Ini juga patut dicurigai.4. Tujuan penyelenggaraan Kontes juga tidak Jelas.

Apakah para pemenang nantinya akan disalurkan bakatnya menjadi artis? Tidak jelas! Dicurigai tujuan kontes ini adalah tempat sasaran/target kumpulan bayi dan anak yang dijadikan bahan oleh para penculik anak yang sedang santer di kota-kota besar. Mengerikan bukan? Jika tujuan kontes saja tidak jelas, apalagi yang menjadi tujuan mereka mengumpulkan foto-foto bayi dan anak se-Indonesia selain menjadikan para peserta sebagai target kejahatan penculikan? Ini lah yang wajib kita curigai. Patutkah Orangtua membiarkan anak mereka dijadikan target kejahatan oleh penipu ini?
5. Pemenang lomba diberikan hadiah murahan tak sebanding biaya pendaftaran.
Biaya pendaftaran dikenakan biaya Rp.99 ribu per peserta. Diketahui pemenang diberikan piala yang ternyata harga piala itu dipasaran hanya sekitar Rp.15 ribu rupiah. Piagam penghargaan dicetak pun paling perlembarnya tidak lebih dari kisaran harga Rp.10 ribuan. Itu semua bisa diperkirakan kalau hadiah tidak melebihi dari angka Rp. 30 ribuan untuk paket piala dan piagam.
Masih ada sisa Rp 69 ribu yang dijadikan laba. Dengan asumsi peserta sudah mencapai 20 ribu (dari jumlah follower kita ambil 25% dari followernya) x Rp.69 ribu = Rp.1.380.000.000 ! Hampir 1 Milyar para penipu ini meraup uang tipuan dari para orang tua seluruh Indonesia. Sungguh bisnis haram yang mudah dan menggiurkan. Itupun peserta diancam akan diblacklist bila tidak mengirimkan uang.
Penipuan ini mengeruk keuntungan yang tidak sedikit dari para pesertanya. Sangat disayangkan karena orangtua banyak yang belum menyadari penipuan tersebut dan tetap saja banyak orangtua yang tertarik mengirimkan foto anaknya dan sejumlah uang tanpa kejelasan untuk apa uang tersebut dipergunakan. Mari kita cegah kejahatan terhadap anak di media sosial dan dunia nyata!