Video Detik-detik Hancurnya Satelit Facebook! Ini Kata Zuckerberg
Penulis Unknown | Ditayangkan 03 Sep 2016 Pasti diantara kalian punya akun facebook. Facebook resmi diluncurkan pada tahun2004 lalu hingga kemudian mendunia seperti saat ini. Tapi tahukah kamu, salah satu satelit Facebook meledak? Ini dia Alasannya.
BACA JUGA: Cerita Seram Dari Putri Konglomerat Dalam Lukisan Anker di Malang
Dikutip dari Indozone, "Saya berada di Afrika saat ini dan sangat kecewa dengan kabar kegagalan peluncuran SpaceX yang menyebabkan hancurnya satelit kami," ujarnya dalam sebuah status yang diunggah ke akun resmi Zuckerberg.
Meledaknya satelit facebook gratis itu ternyata tidak menghentikan langkahnya untuk mewujudkan internet yang diklaim lebih murah untuk menjangkau lebih banyak orang. Mereka masih memilik proyek lain, seperti Aquilla, yang merupakan proyek penyebar sinyal internet menggunakan drone bertenaga matahari.
⠀
"Satelit itu rencananya akan dipakai untuk menyebarkan internet ke seluruh benua (Afrika). Untungnya, kami punya teknologi lain, seperti Aquilla, yang juga bisa menghubungkan orang ke internet," imbuhnya.
⠀
"Kami akan tetap berkomitmen memberikan akses internet kepada semua orang. Dan kami akan tetap bekerja hingga semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang mestinya tercipta melalui satelit ini," lanjut Zuckerberg.
Sebagaimana laporan yang dihimpun KompasTekno dari Space.com, Jumat (2/9/2016), raksasa media sosial itu berencana memakai satelit AMOS-6 untuk menyebarkan internet murah atau gratis di wilayah Afrika sub-sahara. Ini merupakan bagian dari program Internet.org.
Perlu diketahui, AMOS-6 merupakan satelit geostasioner. Roket Falcon 9, milik SpaceX, disewa untuk meluncurkan satelit itu ke orbitnya. Sayangnya, dalam uji coba static fire (menyalakan pendorong tanpa meluncur), roket tersebut meledak. Uji coba dilakukan pada Kamis (1/9/2016) waktu setempat, di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS). Ini dia detik-detik hancurnya satelit itu.
Para ahli menduga bahwa ledakan itu diakibatkan anomaly pada launch pad atau bangunan untuk peluncuran. Satelit itu ternyata bernilai 195 juta dollar AS atau sekitar 2,5 Triliun Rupiah, yang dimiliki oleh perusahaan Israel Aerospace Industries dan Facebook bersama Eutelsat memiliki kontrak 5 tahun untuk mengelola satelit itu.
BACA JUGA: Cerita Seram Dari Putri Konglomerat Dalam Lukisan Anker di Malang
Dikutip dari Indozone, "Saya berada di Afrika saat ini dan sangat kecewa dengan kabar kegagalan peluncuran SpaceX yang menyebabkan hancurnya satelit kami," ujarnya dalam sebuah status yang diunggah ke akun resmi Zuckerberg.
Meledaknya satelit facebook gratis itu ternyata tidak menghentikan langkahnya untuk mewujudkan internet yang diklaim lebih murah untuk menjangkau lebih banyak orang. Mereka masih memilik proyek lain, seperti Aquilla, yang merupakan proyek penyebar sinyal internet menggunakan drone bertenaga matahari.
⠀
"Satelit itu rencananya akan dipakai untuk menyebarkan internet ke seluruh benua (Afrika). Untungnya, kami punya teknologi lain, seperti Aquilla, yang juga bisa menghubungkan orang ke internet," imbuhnya.
⠀
"Kami akan tetap berkomitmen memberikan akses internet kepada semua orang. Dan kami akan tetap bekerja hingga semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang mestinya tercipta melalui satelit ini," lanjut Zuckerberg.
Sebagaimana laporan yang dihimpun KompasTekno dari Space.com, Jumat (2/9/2016), raksasa media sosial itu berencana memakai satelit AMOS-6 untuk menyebarkan internet murah atau gratis di wilayah Afrika sub-sahara. Ini merupakan bagian dari program Internet.org.
Perlu diketahui, AMOS-6 merupakan satelit geostasioner. Roket Falcon 9, milik SpaceX, disewa untuk meluncurkan satelit itu ke orbitnya. Sayangnya, dalam uji coba static fire (menyalakan pendorong tanpa meluncur), roket tersebut meledak. Uji coba dilakukan pada Kamis (1/9/2016) waktu setempat, di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS). Ini dia detik-detik hancurnya satelit itu.
Para ahli menduga bahwa ledakan itu diakibatkan anomaly pada launch pad atau bangunan untuk peluncuran. Satelit itu ternyata bernilai 195 juta dollar AS atau sekitar 2,5 Triliun Rupiah, yang dimiliki oleh perusahaan Israel Aerospace Industries dan Facebook bersama Eutelsat memiliki kontrak 5 tahun untuk mengelola satelit itu.