Sungguh Tega dan Tidak Berperasaan, Gajah ini Dikuliti Hidup-Hidup untuk Pengobatan dan Perhiasan
Penulis Penulis | Ditayangkan 27 Sep 2016Sebagai sesama makhluk hidup, selayaknya kita melindungi dan menyayangi. Tapi, tidak di pungkiri, masih ada beberapa orang yang mengeksploitasi binatang untuk memuaskan egonya.

Dilansir Metro diteruskan citizen.liputan6.com, Selasa (27/09/2016), telah ditemukan gajah Asia yang telah kehilangan sebagian kulitnya di hutan Myanmar. Konon kulit gajah ini digunakan untuk memenuhi permintaan para warga di Tiongkok. Kulit gajah ini digunakan untuk pengobatan tradisonal dan membuat perhiasan.
Larangan internasional atas perburuan ini bertujuan untuk menjaga kepunahan gajah yang juga menjadi ikon negara Thailand. Bangkai gajah tersebut banyak ditemukan di hutan-hutan, dan ironinya mereka sudah kehilangan sebagian kulitnya.
Pemerintah Burma, mencatat hanya ada empat kasus dalam beberapa bulan terakhir. Namun, beberapa sumber tidak resmi lainnya mengatakan, setidaknya 50 gajah telah dikuliti setiap tahunnya.
Pemerintah Burma juga mencatat, pemburuan gajah naik sampai 25 persen dalam kurun waktu dua tahun. Lebih dari 400kg kulit gajah disita di Tiongkok, setelah didapati 45kg lainnya telah terjual.
![Sungguh Tega dan Tidak Berperasaan, Gajah ini Dikuliti Hidup-Hidup untuk Pengobatan dan Perhiasan Sungguh Tega dan Tidak Berperasaan, Gajah ini Dikuliti Hidup-Hidup untuk Pengobatan dan Perhiasan]()
Dr Khyne U Mar, seorang ahli gajah Asia mengatakan, ini adalah hal yang sangat baru, "saya sangat prihatin atas kejadian tersebut, dan ini menjadi hal yang sangat baru untuk saya."
Selain itu, mereka juga telah melakukan penyelidikan ke pasar satwa liar di Mong La, sekitar perbatasan Burma - Tiongkok. "Kami baru saja menemukan peningkatan jumlah kulit gajah kering di sana," ujarnya.

Dilansir Metro diteruskan citizen.liputan6.com, Selasa (27/09/2016), telah ditemukan gajah Asia yang telah kehilangan sebagian kulitnya di hutan Myanmar. Konon kulit gajah ini digunakan untuk memenuhi permintaan para warga di Tiongkok. Kulit gajah ini digunakan untuk pengobatan tradisonal dan membuat perhiasan.
Larangan internasional atas perburuan ini bertujuan untuk menjaga kepunahan gajah yang juga menjadi ikon negara Thailand. Bangkai gajah tersebut banyak ditemukan di hutan-hutan, dan ironinya mereka sudah kehilangan sebagian kulitnya.
Pemerintah Burma, mencatat hanya ada empat kasus dalam beberapa bulan terakhir. Namun, beberapa sumber tidak resmi lainnya mengatakan, setidaknya 50 gajah telah dikuliti setiap tahunnya.
Pemerintah Burma juga mencatat, pemburuan gajah naik sampai 25 persen dalam kurun waktu dua tahun. Lebih dari 400kg kulit gajah disita di Tiongkok, setelah didapati 45kg lainnya telah terjual.

Dr Khyne U Mar, seorang ahli gajah Asia mengatakan, ini adalah hal yang sangat baru, "saya sangat prihatin atas kejadian tersebut, dan ini menjadi hal yang sangat baru untuk saya."
Selain itu, mereka juga telah melakukan penyelidikan ke pasar satwa liar di Mong La, sekitar perbatasan Burma - Tiongkok. "Kami baru saja menemukan peningkatan jumlah kulit gajah kering di sana," ujarnya.