Kedatangan Pengungsi Dari Suriah, Beginilah Nasib Mereka Di Desa Kecil Italia
Penulis Penulis | Ditayangkan 13 Sep 2016Mohamed dan Amal ialah sepasang suami istri. Beserta kelima putra putrinya, mereka pergi mengungsi dari rumah asal mereka di dekat Damaskus, Suriah. Perjalanan darat yang tak gampang, lautan pun diseberangi, mereka mengungsi ke Eropa, tepatnya mereka lantas tinggal di sebuah desa di Italia. Desa Camini namanya.
Jangan Lewatkan : Video "Makkah Tercipta Karena Seorang Wanita" Ini Bikin Ustadz Yusuf Mansur Menangis

Dihimpun dari islamedia.com Pengungsi Suriah membangkitkan denyut kehidupan desa di Italia Mohamed Al Okla, nama lengkap pengungsi Suriah itu, menyampaikan bahwa penerimaan warga setempat sungguh luar biasa. Mohamed mengaku merasa diperlakukan secara amat manusiawi, melebihi apa yang dapat dibayangkan. Demikian seperti dilaporkan AJPlus pada Jumat (2/9/2016).
Tetapi desa di penjuru Italia itu, punya tantangannya tersendiri. Camini dikenal mengalami kemunduran dan ketertinggalan selama beberapa dekade terakhir. Ratusan warga pergi meninggalkan desa itu, demi melepaskan diri dari jeratan kemiskinan.
Namun dengan kedatangan dan hadirnya leluarga-keluarga pengungsi Suriah seperti keluarga Mohamed Al Okla, beserta warga desa yang ada, memulai kembali awal baru pembangunan desa yang mereka huni bersama-sama.
![Kedatangan Pengungsi Dari Suriah, Beginilah Nasib Mereka Di Desa Kecil Italia Kedatangan Pengungsi Dari Suriah, Beginilah Nasib Mereka Di Desa Kecil Italia]()
“Anak-anak merasa bahagia di sini. Maka begitu pun saya,” kata Mohamed.
Mohamed berkata, di tempatnya yang baru itu, mereka merasakan ketenangan, ketentraman, dan situasi damai.
Kini, hari-hari ini, rumah-rumah yang rusak terbengkalai di desa Camini, diperbaiki ulang oleh para pengungsi Suriah. Tak hanya rumah, sekolah-sekolah yang tadinya “hidup segan mati tak mau”, tetap dibiarkan buka menampung para siswa.
Petugas di Jungi Mundu Cooperative, Rosario Zurzolo, mengungkapkan keterkejutan kecilnya.
Anak-anak pengungsi Suriah di Italia.
“Kami tidak pernah berpikir bahwa para pengungi ini dapat menjadi seperti semacam sumber daya manusia bagi (daerah) kami.
“Kami hanya ingin memberikan kesempatan kepada mereka yang menyelematkan diri dari peperangan, memberikan pelayanan keramahtamahan kepada mereka.
Kehadiran pengungsi justru memicu geliat ekonomi, membangkitkan kembali kehidupan desa yang lama mati suri.
![Kedatangan Pengungsi Dari Suriah, Beginilah Nasib Mereka Di Desa Kecil Italia Kedatangan Pengungsi Dari Suriah, Beginilah Nasib Mereka Di Desa Kecil Italia]()
“Para pengungsi ternyata mampu bekerja dan mendapatkan pekerjaan. Para pedagang pun mulai menjual barang-barang.”
Diperkirakan terdapat 11 juta orang pengungsi yang telah pergi meninggalkan Suriah sejak tahun 2011. Dari jumlah itu, lebih dari 220.000 jiwa telah mendarat di Italia sejak tahun 2015. Sebanyak 1 di antara 4 daerah tingkat II di negara itu, menjadi rumah bagi para pengungsi.
Jangan Lewatkan : Video "Makkah Tercipta Karena Seorang Wanita" Ini Bikin Ustadz Yusuf Mansur Menangis

PENGUNGSI-SURIAH-ITALIA
Dihimpun dari islamedia.com Pengungsi Suriah membangkitkan denyut kehidupan desa di Italia Mohamed Al Okla, nama lengkap pengungsi Suriah itu, menyampaikan bahwa penerimaan warga setempat sungguh luar biasa. Mohamed mengaku merasa diperlakukan secara amat manusiawi, melebihi apa yang dapat dibayangkan. Demikian seperti dilaporkan AJPlus pada Jumat (2/9/2016).
Tetapi desa di penjuru Italia itu, punya tantangannya tersendiri. Camini dikenal mengalami kemunduran dan ketertinggalan selama beberapa dekade terakhir. Ratusan warga pergi meninggalkan desa itu, demi melepaskan diri dari jeratan kemiskinan.
Namun dengan kedatangan dan hadirnya leluarga-keluarga pengungsi Suriah seperti keluarga Mohamed Al Okla, beserta warga desa yang ada, memulai kembali awal baru pembangunan desa yang mereka huni bersama-sama.

“Anak-anak merasa bahagia di sini. Maka begitu pun saya,” kata Mohamed.
Mohamed berkata, di tempatnya yang baru itu, mereka merasakan ketenangan, ketentraman, dan situasi damai.
Kini, hari-hari ini, rumah-rumah yang rusak terbengkalai di desa Camini, diperbaiki ulang oleh para pengungsi Suriah. Tak hanya rumah, sekolah-sekolah yang tadinya “hidup segan mati tak mau”, tetap dibiarkan buka menampung para siswa.
Petugas di Jungi Mundu Cooperative, Rosario Zurzolo, mengungkapkan keterkejutan kecilnya.
Anak-anak pengungsi Suriah di Italia.
“Kami tidak pernah berpikir bahwa para pengungi ini dapat menjadi seperti semacam sumber daya manusia bagi (daerah) kami.
“Kami hanya ingin memberikan kesempatan kepada mereka yang menyelematkan diri dari peperangan, memberikan pelayanan keramahtamahan kepada mereka.
Kehadiran pengungsi justru memicu geliat ekonomi, membangkitkan kembali kehidupan desa yang lama mati suri.

“Para pengungsi ternyata mampu bekerja dan mendapatkan pekerjaan. Para pedagang pun mulai menjual barang-barang.”
Diperkirakan terdapat 11 juta orang pengungsi yang telah pergi meninggalkan Suriah sejak tahun 2011. Dari jumlah itu, lebih dari 220.000 jiwa telah mendarat di Italia sejak tahun 2015. Sebanyak 1 di antara 4 daerah tingkat II di negara itu, menjadi rumah bagi para pengungsi.