Kasihan : Penderitaan Anak Sutijah, Korban Vaksin Palsu.

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 18 Jul 2016

Kasihan : Penderitaan Anak Sutijah, Korban Vaksin Palsu.
Ilustrasi
Kasihan, mudah-mudahan mereka yang telah di vaksinasi dengan vaksin palsu segera di vaksinasi ulang agar tak mengalami hal-hal yang menurunkan imunitas mereka. Anak yang menggunakan vaksin palsu mudah terserang batuk dan panas. "Saya sudah bawa ke dokter anak, tapi penyakitnya tidak sembuh. Kalaupun sembuh, hanya dua atau tiga hari, setelah itu kambuh lagi," kata Sutijah, menceritakan kondisi anaknya yang kini berusia 1 tahun.

Pada Senin, 18 Juli 2016, anak Sutijah mendapat vaksinasi ulang di Puskesmas Ciracas, Jakarta Timur. Anaknya termasuk 197 pasien klinik milik bidan Manogu Elly Novita di Ciracas, yang menerima vaksin palsu, demikian dikutip dari tempo.

Penyidik Bareskrim Polri telah menahan bidan Elly sebagai tersangka pengedar vaksin palsu. Pemberian vaksin ulang kepada para korban dihadiri Presiden Joko Widodo, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, dan Kepala Bareskrim Komisaris Jendral Ari Dono.

"Saya lega, sudah tidak waswas lagi karena anak sudah divaksin ulang," kata Sutijah, 33 tahun. Petugas memberikan vaksin polio dan pentabio.

Sutijah mengaku menjadi pasien bidan Elly sejak dia hamil hingga melahirkan. Hal ini dilakukan karena jarak klinik itu dekat dengan kediamannya. Setelah lahir, anaknya divaksin di klinik itu.

Dia tidak tahu bahwa yang diberikan bidan Elly adalah vaksin palsu. "Bidan itu hanya bilang ini vaksin bagus karena impor," ucapnya.

Kasihan : Penderitaan Anak Sutijah, Korban Vaksin Palsu.
Presiden Joko Widodo memantau pemberian vaksinasi ulang terhadap anak yang diindikasikan mendapat vaksin palsu di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, 18 Juli 2016. Jokowi meminta agar masyarakat yang memiliki anak balita tetap tenang atas beredarnya vaksin palsu. via tempo.
Setelah divaksin, suhu tubuh anaknya panas dan batuk-batuk selama sepuluh hari. Dia sudah berobat ke dokter anak tapi sakitnya tak kunjung sembuh hingga anaknya berumur 9 bulan. "Kalaupun sembuh, hanya dua atau tiga hari, setelah itu kambuh lagi," katanya.

Mudah-mudahan para oknum yang tak bertanggungjawab terhadap dunia kesehatan ini, segera dikenakan sanksi yang seberat-beratnya ya.
SHARE ARTIKEL