Alat Detektor Kebohongan ? Mampukah Kita Membohongi Alat Pencari Kebenaran Ini ?

Penulis Penulis | Ditayangkan 03 May 2016

Semudah apakah kita mengakali poligraf atau alat pendeteksi kebohongan? Tiffanie Wen mencobanya.Poligrafi itu bukan mainan," kata Eran Gazit, pendiri Institut Poligraf Gazit, saat saya meminta tes poligraf untuk tulisan ini.
"Mustahil untuk menguji sistem ini, kecuali Anda benar-benar punya sesuatu untuk dipertaruhkan. Misalnya jika Anda terancam kehilangan pekerjaan, pernikahan atau kebebasan yang Anda miliki."
Meski begitu, sebenarnya saya ke institut itu untuk mewawancarai ayah Eran, Mordi Gazit, yang bekerja untuk unit poligraf kepolisian Israel selama 10 tahun, sebelum akhirnya mendirikan Institut Poligraf Gazit bersama putranya.

Saya ke sini dalam misi 'membohongi' poligraf.
Sekarang saya duduk di sebuah kursi yang sangat nyaman. Dua buah sabuk terikat di dada saya, alat-alat logam menutup ujung jari, dan pengukur tensi darah dipasang di lengan saya.
Semuanya tersambung dengn kabel-kabel yang berujung ke sebuah kotak, yang terus melanjutkan data ke laptop Mordi.

Poligraf, atau biasa dikenal sebagai pendeteksi kebohongan, bekerja dengan mengukur perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh, misalnya jumlah helaan napas, detak jantung, tekanan darah dan reaksi mendadak pada kulit.
Metode lain ada yang melihat perubahan ukuran pupil dan aktivitas otak, menggunakan MRI

Alat Detektor Kebohongan ? Mampukah Kita Membohongi Alat Pencari Kebenaran Ini ?

Hasil poligraf sebenarnya tidak 'diterima' di pengadilan kriminal, baik di Amerika maupun Eropa. Namun, pejabat kedua kawasan tersebut telah menemukan kegunaan lain dari sistem ini.
Di Inggris, aparat pengamanan bagi terpidana kasus pelecehan seksual yang mendapat keringanan hukuman, menggunakan poligraf untuk mengecek perilaku mantan napi secara berkala. Pengecekan ini membuat puluhan dari mereka kembali ke penjara.
Di Amerika, poligraf diterapkan dalam proses seleksi calon anggota CIA dan sejumlah jabatan di pemerintahan.

Presiden Asosiasi Poligraf Amerika, Walt Goodson, yang pernah bertugas selama 25 tahun di kepolisian negara bagian Texas menekankan bahwa poligraf bermanfaat dalam membantu polisi melakukan investigasi.
"Dengan poligraf, sangat cepat dan mudah bagi polisi untuk menentukan tersangka sebuah kejahatan dan memutuskan apakah perlu bagi polisi untuk menggali informasi lebih dalam tentang seseorang, atau mencari calon tersangka lain."

Dan membantu seseorang untuk 'berbohong' dalam tes poligraf bisa punya konsekuensi hukum.
Seorang mantan pejabat polisi di Kota Oklahoma baru-baru ini divonis dua tahun penjara karena melatih sejumlah agen rahasia yang membelot dan ingin menutupi kejahatan mereka.
Berusaha berbohong Lalu bisakah orang tidak terlatih seperti saya membohongi poligraf?
Sejak pertama bertemu Mordi, saya merasa sedang berhadapan dengan agen rahasia pemerintah. Ekspresi wajah lelaki 69 tahun ini memperlihatkan pengalaman panjangnya.
Dia seorang profesional, berbicara dengan penuh ketegasan, dan saat menanyakan kartu wartawan saya, dia menatap saya tajam langsung ke mata.

Saya berkata kepada diri saya sendiri, jika pun saya berhasil membohongi mesin tersebut, orang ini akan tahu kalau saya berbohong.
Saya langsung grogi, serasa seperti kepergok melakukan sesuatu kejahatan yang bahkan tidak saya lakukan. Saya kemudian menyadari bahwa inilah salah satu masalah utama tes poligraf ini.

Alat Detektor Kebohongan ? Mampukah Kita Membohongi Alat Pencari Kebenaran Ini ?

Sejumlah strategi yang diterapkan penguji (yang menanyakan pertanyaan kepada orang yang menggunakan poligraf), adalah menanyakan hal yang relevan (apakah kamu merampok bank?), maupun yang tidak relevan (apakah kamu pernah mengambil barang yang bukan merupakan hak atau milikmu?).

Karena hampir pasti orang tidak bisa menjawab "tidak" pada pertanyaan tidak relevan di atas dengan sedikit banyak berbohong, maka respons fisik orang yang diuji saat menjawab pertanyaan tidak relevan, dijadikan standar tes.
Dengan ini diketahui bagaimana profil standar poligraf seseorang ketika berbohong dalam keadaan tidak di bawah tekanan.
Ini membantu penguji untuk lebih yakin menilai hasil poligraf saat orang yang diuji menjawab pertanyaan saat dia berada di bawah tekanan (misalnya, apakah dialah yang melakukan kejahatan).
George Maschke, yang telah menjalankan website antipolygraph.org sejak 2000, menyatakan strategi untuk membohongi poligraf adalah mengenalkan pertanyaan-pertanyaan tidak relevan, dan melebih-lebihkan reaksi kita saat menjawabnya.
Mengapa kita gampang dibohongi?

Mengapa mengingat kematian bisa mengubah cara berpikir?
"Ketika Anda ditanyakan pertanyaan tidak relevan, misalnya "apakah kamu pernah berbohong supaya terhindar dari masalah?", maka di otakmu, cobalah secepat mungkin menjawab sebuah pertanyaan matematika, sembari menjawab pertanyaan. Dengan itu maka aktivitas mental akan cenderung naik, sehingga mengakibatkan Anda berkeringat atau menghela napas lebih sering," ungkapnya.
"Jika reaksi Anda saat menjawab pertanyaan tidak relevan, lebih 'heboh' dibandingkan pertanyaan yang relevan, maka Anda akan lolos tes dengan baik."

Namun, Goodson menekankan meski dia bisa membohongi detektor kebohongan, membohongi penguji adalah hal lain yang jauh lebih sulit.
"Melebih-lebihkan reaksi fisiologis kita, bukanlah hal yang sulit. Namun, yang sulit adalah bagaimana melebih-lebihkan reaksi fisiologis, tetapi tampak masih sebagai reaksi jawaban alami dari pertanyaan," ungkapnya.

Alat Detektor Kebohongan ? Mampukah Kita Membohongi Alat Pencari Kebenaran Ini ?

"Ketika orang yang diuji berusaha melebihkan atau mengontrol reaksi tubuh normalnya, ini akan menciptakan data abnormal yang sangat gampang dideteksi oleh penguji tes poligraf."

Sejumlah peneliti mengungkapkan, jika tes tidak akurat atau salah, maka lebih banyak "orang yang sebenarnya tak bersalah tetapi hasil tes menunjukkan mereka bersalah", dibandingkan "yang sebenarnya bersalah namun tes menyebut mereka tidak bersalah".
Goodson menyatakan, orang-orang baik yang berkata jujur saat tes poligraf, bisa gagal, karena mereka berusaha terlalu keras untuk mengontrol respons tubuh mereka.
"Ketika orang baik tersebut melebih-lebihkan reaksi fisiologisnya, berpikir bahwa itu akan membuat mereka lolos tes, mereka akan terlihat seperti berbohong di hadapan penguji."

Banyak peneliti yang menyatakan teori dasar di balik detektor kebohongan, tidaklah valid. Alasannya, respons fisiologis tidak melulu terkait dengan kebohongan. Analisis Asosiasi Poligraf Amerika pada 2011 menunjukkan, tes poligraf yang menggunakan pertanyaan relevan dan tidak relevan berpotensi mengeluarkan hasil yang tidak tepat hingga 15%.
Namun, tes kebohongan yang akhirnya saya ambil setidaknya sedikit lebih sulit untuk dicurangi. Karena saya melakukan tes ini untuk sebuah laporan, maka Mordi membuat sebuah tes yang tidak membutuhkan pertanyaan perbandingan.

Alat Detektor Kebohongan ? Mampukah Kita Membohongi Alat Pencari Kebenaran Ini ?

Dalam tes ini, saya diminta memilih angka antara satu sampai tujuh. Setelah poligraf dipasang, saya diminta menuliskan kembali ketujuh angka, untuk mendeteksi perubahan fisiologis saat saya menulis angka yang saya pilih.

Yang saya kerjakan adalah bentuk sederhana dari Guilty Knowledge Test (GKT).
GKT, digunakan dalam investigasi kejahatan yang telah diketahui apa penyebabnya, misalnya untuk kasus perampokan, penguji akan menanyakan jumlah yang yang dirampok dari bank atau catatan sandera yang diberikan kepada kasir bank dan catatan lain yang ditulis oleh polisi.
Meskipun Maschke menyebut masih ada peluang untuk berbohong, GKT diklaim lebih tepat dan dapat diterima dibandingkan tes lain. Pada 2011, Asosiasi Poligraf Amerika menyebut peluang salah bagi GKT hanya 10%.
Dan ternyata saya ketahuan. Saya gagal membohongi tes kebohongan. Di bawah adalah foto layar dari reaksi fisiologis saya. Coba tebak, di angka berapa saya berbohong.

Alat Detektor Kebohongan ? Mampukah Kita Membohongi Alat Pencari Kebenaran Ini ?

Cara membaca grafik: bagian yang horizontal (axis-x) mengindikasikan waktu. Kolom kuning mengindikasikan masing-masing pertanyaan (angka). Garis biru: rekaman pernapasan. Garis merah: denyut nadi dan tekanan darah. Garis hitam tipis: gerak fisik saat di kursi. Garis hitam tebal: respons dadakan kulit.)
Jika Anda lihat bagian garis hitam tebal, Anda bisa menduga bahwa saya berbohong tentang angka enam. Dan Mordi mengetahuinya.

Sumber : BBC
SHARE ARTIKEL