Sakit Perut dan Diare Jadi Gejala Baru Covid-19, Jika Alami Hal ini Segera Periksa ke Dokter

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 09 Sep 2020

Sakit Perut dan Diare Jadi Gejala Baru Covid-19, Jika Alami Hal ini Segera Periksa ke Dokter

Ilustrasi sakit perut - Image from sukabumiupdate.com

Penelitian baru sebut diare dan sakit perut jadi gejala covid-19 

Perwakilan dari Dokter Paru di Indonesia sebut diare jadi gejala baru Covid-19. Selain Indonesia, otoritas kesehatan Amerika Serikat dan juga Australia juga sudha menetapkan hal yang sama. Begini penjelasan terkait gejala-gejala tersebut. 

Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Erlang Samoedro menjelaskan bahwa sakit perut atau diare menjadi gejala baru COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2.

Hal ini diputuskan berdasarkan analisis terhadap pasien dalam beberapa waktu terakhir.

“Biasanya, gejala demam, batuk, pilek, dan sekarang mulai ada gejala sakit perut atau diare,” kata Erlang saat diskusi virtual di Graha BNPB, Senin (7/9).

Atas dasar ini, Erlang mengimbau masyarakat yang menunjukkan gejala sakit perut untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan. Apalagi jika tinggal atau baru saja bepergian ke zona merah COVID-19.

Dijelaskan lebih rinci oleh Vincent Ho, dosen senior dan ahli gastroenterologi klinis di Western Sydney University, pasien COVID-19 memang sangat mungkin mengalami sakit perut atau diare, apalagi pada mereka yang memiliki riwayat penyakit usus.



Saat memasuki tubuh manusia, virus corona akan menempel pada reseptor protein yang disebut ACE2. Protein ini dapat dijumpai di paru-paru, hidung, jantung dan usus.

Ketika virus corona berhasil disingkirkan dari paru-paru, mereka bisa hidup lebih lama di usus pasien selama berhari-hari. 

Berdasarkan survei yang dilakukan pada 25.000 pasien COVID-19, peneliti menemukan sekitar 18 persen pasien mengalami gejala gastrointestinal.

Gejala paling umum adalah sakit perut atau diare yang disertai dengan mual dan muntah. 

Sedangkan analisis terbaru pada 200 pasien corona bergejala ringan di tiga rumah sakit di Hubei, China, menemukan bahwa 1 dari 5 pasien mengidap gangguan pencernaan, seperti halnya diare, muntah, dan sakit perut.

Meski begitu, sakit perut masih dianggap sebagai gejala yang jarang dialami oleh pasien positif covid-19. 

Dalam penelitian lain, hanya sekitar 2 persen COVID-19 yang mengalami sakit perut. Sementara beberapa orang percaya COVID-19 menyebabkan sakit perut melalui peradangan dari saraf usus.

Sejauh ini, otoritas kesehatan AS Centers for Disease Control (CDC) telah memasukan diare, mual, dan muntah sebagai bagian dari gejala virus corona. 

Australia juga telah melakukan hal yang sama, di mana diare, mual, dan muntah dimasukkan menjadi gejala corona.

Meskipun sakit perut tidak terdaftar di dalamnya. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) belum mencantumkan diare sebagai gejala COVID-19.

Peluang Pasien Covid-19 Alami Sakit Perut 

Menurut Vincent, dalam mendiagnosis pasien biasanya dokter menggunakan konsep probabilitas pra-test untuk memperkirakan penyakit apa yang dialami pasien sebelum hasil tes keluar.

Hal yang menyulitkan adalah ketika konsep probabilitas ini digunakan untuk penyakit COVID-19. Alasannya karena kita tidak tahu berapa banyak masyarakat yang memang mengidap penyakit tersebut. 

“Kami tahu COVID-19 di Australia jauh lebih jarang daripada di banyak negara lain. Ini memengaruhi cara kita melihat gejala yang biasanya tidak terkait dengan COVID-19,” tulis Vincent dalam The Conversation.

Artinya, gejala sakit perut bisa saja terjadi pada pasien corona. Vincent menyarankan mereka yang mengalami sakit perut disertai gejala umum seperti halnya batuk, sesak napas, dan demam, serta pernah melakukan kontak dengan pasien COVID-19, untuk melakukan tes deteksi virus corona.

“Jika kamu baru saja mengalami gejala gastrointestinal, dan berada di zona merah virus corona atau bekerja di industri berisiko tinggi terpapar virus, kamu mungkin harus melakukan tes,” tulisnya.

Vincent menambahkan, tetap waspada dan konsultasikan semua gejala berisiko dengan dokter. Dokter akan menentukan hal yang selanjutnya perlu dilakukan. 

Lindungi diri Anda dan keluarga Anda dengan tetap patuhi protokol kesehatan dimanapun berada. Semoga pandemi covid-19 ini segera berakhir.

SHARE ARTIKEL