Mutasi Virus Corona Ditemukan di 5 Kota Besar Tanah Air, 10 Kali Lebih Cepat Menular

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 01 Sep 2020

Mutasi Virus Corona Ditemukan di 5 Kota Besar Tanah Air, 10 Kali Lebih Cepat Menular

Ilustrasi mutasi corona - Image from kompas.com

Salah satunya adalah di Surabaya

Sebelumnya, mutasi virus corona diketahui berada di Eropa dan Amerika saja. Namun baru-baru ini sudah masuk di negara Malaysia dan Filiphina bahkan tanah air. Berikut daftar 5 kota besar dan juga fakta-fakta tentang keganasan mutasi virus corona ini. 

Saat ini, seluruh dunia masih berjuang mengatasi pandemi virus corona dalam bentuknya yang sekarang (SARS-Cov-2) alias Covid-19.

Namun di tengah perjuangan banyak negara di dunia, kini virus covid 19 sudah bermutasi. Para peneliti menamainya sebagai strain virus D614G.

Salah satu strain, yang kemudian dikenal dengan D614G, adalah virus dengan gen yang bermutasi sehingga memberinya lebih banyak kandungan protein. Imbasnya, virus bisa lebih cepat menempel pada sel tubuh manusia. 

Selain mutasi D614G, virus corona juga bermutasi menjadi virus corona lainnya yang sangat langka, yakni tipe Q677H.

Pakar Biomolekular Universitas Airlangga (Unair) Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengklaim bahwa mutasi ini baru ada di Surabaya.

"Ada dua mutan yang berdekatan dan dari peta sebaran di Indonesia, satu-satunya baru di Surabaya," ujar Ni Nyoman yang juga Wakil Rektor I Unair, Senin(31/8/2020).

Ia melanjutkan, mutan ini posisinya dekat dengan pemotongan purin (enzim protease yang dimiliki sel inang dalam hal ini manusia, tepatnya di sel paru-paru).

Mutan tersebut ada bersama-sama dengan mutan D614G. Dari analisis awal, mutan baru ini membantu energi antara purin dan spike semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa purin akan meningkatkan kemampuannya jadi lebih baik. 

Dalam waktu dekat bila analisis sudah selesaai, Ni Nyoman akan merilis temuannya itu ke dalam jurnal internasional sebab temuan ini baru satu-satunya di Surabaya.

"Ini menarik apakah dua mutan ini berpengaruh tak cuma ke tingkat kecepatan penyebarannya tapi juga hal lainnya," kata Ni Nyoman.

Khusus untuk virus mutasi corona D614G, di Indonesia sudah terdeteksi sejak bulan April. Hanya saja karena keterbatasan data, mutasi tersebut waktu itu belum dapat dimaknai apa-apa.

"Sebulan setelah Indonesia terkonfirmasi ada infeksi Covid-19, mutasi virus sudah ada di Indonesia. Mungkin lebih dulu dari informasi yang ada di Malaysia," ujarnya.

10 Kali Lebih Cepat Menular

Di Malaysia mutasi corona D614G ini disebut-sebut punya kemampuan menyebar yang lebih tinggi, bahkan disebut-sebut 10 kali lebih cepat.

Sebelumnya Institut Penelitian Medis Malaysia dilansir dari Straitstimes menjelaskan bahwa mutasi virus D614G, 10 kali lebih menular.

"Ini 10 kali lebih menular dan mudah disebarkan oleh individu," tegas pejabat setempat. Mutasi baru ini disebut D614G karena mengubah asam amino 614 dan D (asam asparat) ke G (glisin). 

Ini memungkinkan virus bereplikasi dengan cepat, sebagaimana ditulis Journal of American Medical Association

Tapi sejauh ini, kata Ni Nyoman, belum ada kesimpulan apakah mutasi virus G614 mempengaruhi tingginya angka kematian pasien Covid-19 atau tidak.

Semula, Prof Ni Nyoman mengaku sempat mengira mutan D614G banyak terjadi di Surabaya mengingat peningkatan angka Covid-19 di Surabaya pada Mei-Juni yang begitu sempat. 

Bahkan sempat dikategorikan sebagai zona hitam, karena warna merahnya sangat pekat. 

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan mutasi virus corona D614G yang merambah di Malaysia dan Filipina sudah masuk ke Indonesia. 

Ada di Lima Kota Besar di Indonesia 

Amin menjelaskan ada lima institusi di Indonesia telah mengirimkan 22 whole genome sequence (WGS) terkait virus corona. Ternyata delapan di antaranya mengandung mutasi virus corona D614G.

"Dapat dilaporkan bahwa dari 22 WGS yang sudah di-submit oleh seluruh institusi di Indonesia, ada dari Surabaya, dari Bandung, dari Yogya, dari LIPI, dan Eijkman, ada 5 institusi. Dari 22 WGS itu ternyata ada 8 yang mengandung mutasi tersebut, mutasi D614G," ujar Amin.

Amin mengatakan distribusi mutasi virus corona D614G sendiri terjadi diperkirakan setidaknya pada saat bulan Mei 2020 silam. Satu bulan sebelumnya yakni April 2020, laporan pertama diterima oleh Universitas Airlangga.

"Itu yang dilaporkan pertama oleh Unair itu dari bulan April, itu satu. Kemudian yang tujuh adalah belakangan, yang dari Tangerang, dari Yogya, dari Bandung, dan dari Jakarta," jelasnya.

Jadi mutasi virus corona sudah ditemukan di Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, dan DKI Jakarta. 

Hingga saat ini, Amin menegaskan LBM Eijkman masih terus berusaha mengetahui sudah seberapa luas distribusi mutasi virus corona D614G yang ada di Indonesia. 

"Saat ini teman- teman yang sudah men-submit ke WGS sedang berusaha keras untuk mendapatkan whole genome baru untuk bisa mengetahui sebetulnya seberapa luas distribusinya di Indonesia," ujar Amin.

Amin juga mengungkap bahwa di dunia sendiri sudah ada 80 persen isolat virus corona yang mengandung mutasi virus corona D614G.

"Sebagai informasi saja, di dunia sudah ada 70 persen atau 80 persen dari isolat coronavirus di seluruh dunia yang mengandung mutasi D614G tersebut," ujar Amin.

Kasus Bisa Naik Hingga 500 Ribu Akhir Tahun Ini

Soal mutasi covid 19 ini juga sempat disorot media asing. Salah satunya oleh media asing Reuters. Reuters berpijak dari sumber Institut Biologi Molekuler Eijkman yang berbasis di Jakarta.

"Mutasi virus D614G yang menular tetapi lebih ringan telah ditemukan dalam data sekuensing genom dari sampel yang dikumpulkan oleh institut tersebut," tulis Reuters mengutip Wakil Direktur Herawati Sudoyo.

Strain ini, diidentifikasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) berada di Eropa dan Amerika. Namun saat ini, D614G ditemukan juga di negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia.

Epidemologi UI Syahrizal Syarif kepada Reuters mengatakan masyarakat harus selalu waspada. Dengan menunjukkan permodelannya, ia melihat beban kasus bisa naik hingga 500.000 hingga akhir tahun ini. 

"Situasinya serius. Penularan lokal saat ini tidak terkendali," tulis Reuters mengutipnya.

Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan selalu menjaga protokol kesehatan. Sebab kita tak tahu adakah orang yang terjangkit di sekitar kita. Dan jika tertular, bahayanya bahkan bisa mengancam nyawa. 

Selalu jaga kesehatan dan jaga kebersihan ya!

SHARE ARTIKEL