Harga Tiket Pesawat `Gila-gilaan` ! Warga Aceh Ramai Bikin Paspor untuk ke Pulau Jawa

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 14 Jan 2019

Harga Tiket Pesawat `Gila-gilaan` ! Warga Aceh Ramai Bikin Paspor untuk ke Pulau Jawa
Demi Tiket Lebih Murah ke Jakarta, Warga Aceh Ramai-ramai Bikin Paspor, (Tribunnews.com)

Miris...

Coba bandingkan harga tiket pesawat dari Banda Aceh - Pulau Jawa, atau Banda Aceh - Kuala Lumpur - Pulau Jawa, jomplang banget harganya!

Hidup di negri sendiri kok lebih enak numpang ke tetangga...

Beberapa hari ini, petisi online berjudul "Turunkan harga tiket pesawat domestik Indonesia" di situs change.org, ramai diperbincangkan.

Meski maskapai mengatakan harga tiket sudah turun mencapai 60%, namun pengguna pesawat masih mengeluhkan harganya terlalu mahal.

Salah satu daerah yang terimbas besar mahalnya harga tiket pesawat ini domestik ini adalah Provinsi Aceh.

Mahalnya harga tiket pesawat ini membuat orang-orang Aceh resah, dan muncul fenomena baru. Yaitu, warga di Aceh Ramai-ramai membua paspor untuk pergi ke Pulau Jawa.

Harga Tiket Pesawat `Gila-gilaan` ! Warga Aceh Ramai Bikin Paspor untuk ke Pulau Jawa
Kolase foto suasana di terminal keberangkatan Bandara SIM Blangbintang Aceh Besar dan peta jalur penerbangan Banda Aceh - Jakarta, dan Banda Aceh - Kuala Lumpur - Jakarta. (suar.id)

Paspor tersebut digunakan sebagian besar warga Aceh untuk pergi ke kota-kota di Pulau Jawa seperti Jakarta dan Malang melalui Kuala Lumpur, Malaysia.

Ya, mereka akan terbang ke Kuala Lumpur terlebih dulu kemudian terbang ke kota-kota yang dituju di Pulau Jawa dari sana.

Hal ini dikarenakan, tiket pesawat dari Aceh langsung ke kota-kota di Pulau Jawa justru lebih mahal dibandingkan melalui jalur internasional dari Aceh - Kuala Lumpur - dan baru ke Pulau Jawa. Miris bukan?

Di media sosial, warganet ramai memposting perbandingan harga tiketnya.

Harga Tiket Pesawat `Gila-gilaan` ! Warga Aceh Ramai Bikin Paspor untuk ke Pulau Jawa
Ilustrasi

Misalnya saja untuk ke Jakarta, harga tiket domestik Banda Aceh – Jakarta mencapai Rp 3 juta, sementara harga tiket Banda Aceh – Jakarta via Kuala Lumpur, tidak sampai Rp 1 juta.

Bahkan, Asrizal H Asnawi anggota DPR Aceh turut memposting sindiran mengenai fenomena orang Aceh yang ramai membuat paspor sebagai akibat dari mahalnya harga tiket pesawat penerbangan domestik.

"Orang Aceh ke Jakarta pakai pasport, semoga orang Jakarta yg mau ke Aceh juga pakai pasport.
Jelas sudah posisi kita," tulis Wakil Ketua Komisi IV DPRA ini, dalam status Facebooknya yang kemudian mengundang berbagai tanggapan warganet.

Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin SH, juga membagikan ceritanya.

Saya harus bikin paspor untuk empat orang, 3 anak dan seorang keluarga lain, padahal saya ingin pergi ke Malang yang masih dalam wilayah Indonesia,” kata Safaruddin seperti dikutip dari serambinews.com, Jumat (11/1/2019).

Berdasarkan hasil pengecekan di situs penjualan tiket, kata Safaruddin, jika menempuh penerbangan domestik dengan maskapai Garuda Indonesia, perlu uang sebesar Rp 4 juta lebih per orang untuk tiket Banda Aceh - Jakarta - Malang.

Harga tersebut membuat Safaruddin harus mengeluarkan uang sebesar Rp24 juta untuk enam orang.

Sementara melalui jalur Banda Aceh - Kuala Lumpur - Surabaya dengan maskapai Air Asia, harga tiketnya adalah Rp 950.000 per orang.

Maka, untuk 6 orang, Safaruddin hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 5.700.000.

Harga tiket tersebut, kata Safaruddin, sudah dia booking untuk penerbangan bulan Februari 2019.

Saya bisa menghemat hampir 20 juta Rupiah. Dipotong untuk biaya pembuatan empat paspor sebesar Rp 1.420.000 (Rp 355 ribu per paspor), lalu potong lagi untuk ongkos bus dari Surabaya ke Malang sekitar 500 ribu, saya masih bisa menghemat sebesar 18 juta Rupiah,” kata pemegang kartu GarudaMiles Platinum bernomor 725 054 116 ini.

Pun begitu dengan maskapai penerbangan selain Garuda Indonesia yang harga tiket dari Banda Aceh ke Malang juga berkisar Rp3 juta per orang.

Safaruddin pun mengimbau masyarakat Aceh yang ingin ke Jakarta atau daerah-daerah lain di Pulau Jawa agar memilih jalur Kuala Lumpur.

Nah bagaimana menurut Anda?
SHARE ARTIKEL