PNS Yogyakarta Banyak yang Idap HIV/AIDS Hingga Ratusan Orang

Penulis Penulis | Ditayangkan 04 Dec 2018
PNS Yogyakarta Banyak yang Idap HIV/AIDS Hingga Ratusan Orang
Sumber gambar harianbernas.com

Setidaknya ada 108 PNS yang mengidap HIV/AIDS, data yang terhitung dari per September,2018.

Menerut sekertaris daerah banyaknya PNS yang mengidap HIV/AIDS ini mungkin karena perjalanan dinas keluar kota.

Menjadi keprihatinan bagi sekertaris daerah DIY Gatot Saptadi yang mengetahui ada ratusan PNS yang mengidap HIV/AIDS.

Berdasarkan data Dinkes DIY hingga September 2018, jumlah penderita sebanyak 6.183 terdiri atas 4.610 HIV dan 1.573 AIDS. Kota Jogja terdiri atas 1.133 HIV dan 263 AIDS, Bantul 1.023 HIV dan 326 AIDS, Sleman 1.089 HIV dan 367 AIDS, Gunungkidul 325 HIV dan 220 AIDS, Kulonprogo 257 HIV dan 25 penderita AIDS serta warga dari luar DIY yang tinggal di DIY 636 HIV dan 286 AIDS.

Data ini per September, masih ada sisa waktu di 2018 (yang belum dimasukkan datanya),” terang Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembayun Setyaningastutie dalam seminar Hari AIDS di Kepatihan yang dikutip dari islampos.com.

Pihaknya akan berupaya meminimalisir jumlah pengidap dengan beberapa program agar dapat mengurangi peluang PNS terkena HIV/AIDS.

Baca juga:

  1. Masya Allah Kakek Penjual Jagung di KFC yang Viral Kemarin, Ternyata Uangnya Digunakan Untuk Umroh
  2. BREAKING NEWS 31 Pekerja Jembatan Trans Papua Dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata, Ini Penyebabnya
  3. Kesal Gajian Pas Hari Libur, Lihat Meme Kocak Ini Gambarkan Keadaanmu Saat Telat Gajian

Data itu memang berdasarkan temuan, bukan PNS sendiri yang melapor telah terkena HIV/AIDS. Jumlah PNS mengidap HIV/AIDS di DIY, lanjutnya, tergolong rendah dibandingkan Papua dan DKI Jakarta.

Tadi kami sempat ngobrol sambil guyon sama Bu Tutie (Kabiro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan) sama Bu Kepala Dinas (Kesehatan DIY) ya, perjalanan dinas barang kali, peluangnya (terkena) keluar dari Jogja, keluar dari rumah, tetapi itu masukan bagi kami,” kata Gatot di sela-sela seminar itu.

Pembinaan keagamaan bagi PNS menjadi salah satu upaya mengatasi persoalan ini. Gatot meyakini jika berpegang pada agama dengan baik maka segala perilaku buruk dapat dihindari. Karena ada ajaran yang harus dilakukan dengan mengarah pada hal positif.

Sebenarnya tidak hanya ini (kasus HIV/AIDS) saja mungkin perilaku lain juga ada yang dilakukan PNS yang tidak sesuai dengan jiwa PNS. Bahwa PNS itu ya pengayom teladan masyarakat, masak teladan masyarakat kayak gitu (berperilaku buruk),” ujar Gatot.

Gatot menegaskan pihaknya tidak mendiskrimansi PNS yang mengidap HIV/AIDS. Bahkan dalam CPNS pun masih tetap bisa diterima. Instansi kesehatan hingga pendidikan harus memberikan layanan kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan tanpa membeda-bedakan. Ia mengatakan jika ada instansi yang mendiskriminasi ODHA secara umum, hal itu akan dilakukan pembenahan ke depannya. 
SHARE ARTIKEL