Naudzubillah, Begitu Kejamnya Fitnah Dajjal Sampai Ia Mengaku Sebagai Tuhan

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 08 Dec 2018
Naudzubillah, Begitu Kejamnya Fitnah Dajjal Sampai Ia Mengaku Sebagai Tuhan
Gambar dari islampos.com

Fitnah Dajjal di akhir zaman akan banyak sekali pengikutnya, siapa yang tidak mau dicukupi makananya, diberi harta berlimpah. Tanam-tanaman subur, berbuah banyak dan lebat, sehat dan segar.

Begitu menggodanya fitnah itu. Naudzubillah jangan sampai kita terpengaruh bujuk rayu Dajjal.

Informasi tentang kedatangan dajjal dalam hadits-hadits nabi begitu melimpah. Sebegitu banyaknya hingga mencapai derajat mutawatir (al-Mubayyadh, 2006: 657).

Bahkan, Hisyam bin ‘Amir al-Anshari pernah mendengar langsung dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sejak penciptaan Adam hingga hari kiamat, tidak ada fitnah paling besar, melebihi fitnah dajjal.” (HR. Muslim).

Dilihat dari sisi etimologi sebagaimana yang tertera dalam “Lisaan al-‘Arab” (1414: 11/236) kata ‘dajjal’ sendiri berarti: dusta, menutupi, menyamarkan, mengkamuflase, melapisi.

Bila ditilik dari hadits-hadits nabi, memang dajjal memiliki kemampuan tersebut. Apa yang oleh kebanyakan orang dianggap benar, bisa ditutupi sedemikian rupa olehnya sehingga menjadi salah, demikian pula sebaliknya.

Lalu apakah yang sebenarnya diserukan oleh Dajjal kepada manusia kelak

Ketika Dajjal keluar, ia menyeru kepada Islam dan mengatakan bahwa ia seorang muslim dan akan membela Islam. Selanjutnya, ia mengaku sifat kenabian dan bahwa ia adalah seorang nabi.

Kemudian setelah itu, Dajjal mengaku sebagai ilah (Rabb yang harus diibadahi). Ini adalah seruan pungkasannya, yang pernah juga diawali oleh Fir’aun yang mengaku sebagai Rabb.

Baca Juga :

Rasulullah Ceritakan Mukmin yang Menemui Dajjal

Dari Abu Sa’I Al-Khudri r.a. berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Pada waktu keluarnya Dajjal ada seorang dari kaum mukmin yang (dengan beraninya) pergi menemui Dajjal lalu ia disambut oleh pengawal Dajjal dan ditanyakan, ‘Hendak kemana engkau?’ Ia menjawab, ‘Saya ingin menemui orang yang baru saja keluar (Dajjal).’ Lalu mereka bertanya, ‘Apakah kamu belum percaya kepada Tuhan kami?’ Orang mukmin itu menjawab, ‘Tuhan kami tidak samar.’

Maka berkatalah pengawal Dajjal, ‘Bunuhlah dia.’ Tapi sebagian pengawal mereka mengatakan, ‘Jangan, Tuhan kami melarang membuinuh seseorang melainkan dengan perintahnya.’ Maka dibawalah mukmin tersebut menghadap pada Dajjal.

Maka ketika orang mukmin itu melihat Dajjal ia berkata, ‘Hai sekalian manusia, inilah Dajjal yang telah disebut oleh Rasulullah SA.’

Maka segera Dajjal menyuruh merebahkan mukmin tersebut dan diperintahkan dikupas kulit dan dipukuli punggung dan perutnya. Lalu Dajjal bertanya, ‘Apakah engkau tetap tidak percaya kepada kami?’

Mukmin itu menjawab, ‘Engkaulah Al-Masih pendusta.’ Maka Dajjal memerintahkan mukmin itu digergaji badannya dari kepalanya hingga ke kakinya menjadi dua bagian lalu Dajjal berjalan di tengah kedua badannya.

Lalu Dajjal memerintahkan,”Bangunlah!” Maka bangunlah orang mukmin itu (seperti sediakala).

Lalu Dajjal kembali bertanya, ‘Apakah kamu belum percaya kepadaku?’ Mukmin itu menjawab, ‘Tidak berkurang keyakinanku bahwa engkaulah Dajjal bahkan bertambah yakin.” 

Kemudian orang mukmin itu berkata, ‘Hai sekalian manusia ia (Dajjal) tidak dapat berbuat demikian lagi kepada seorangpun.’

Seperti yang dilansir islampos.com, maka Dajjal berusaha membunuh lagi orang mukmin tersebut namun Allah telah meletakkan di antara leher hingga belakang orang itu seolah-olah tembaga sehingga tidak dapat disembelihnya. Mereka menyangka ia dilempar ke dalam neraka padahal dilempar ke surga.

Kemudian Nabi SAW bersabda : “Itulah manusia yang paling besar kesaksiannya (syahid) di sisi Rabbul ‘Alamin,” (HR. Muslim).
SHARE ARTIKEL