Kenapa Khilafah Ditolak di Indonesia? Ini Penjelasan Ma`ruf Amin

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 03 Sep 2018

Terkuak Fakta Sebenarnya Khilafah tidak ditolak di Indonesia

Kandidat Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin, menjelaskan mengenai hal tersebut...seperti ini..

Kenapa Khilafah Ditolak di Indonesia? Ini Penjelasan Ma`ruf Amin
Image from inikita.com

Bakal calon wakil presiden Ma'ruf Amin mengatakan sistem khilafah ditolak di Indonesia karena tertolak oleh konsep Islam kesepakatan yang telah diterapkan.

Hal ini disampaikan Ma'ruf saat memberikan sambutan dalam acara Pekan Orientasi Caleg DPR RI Partai NasDem 2019, di Jakarta, Minggu (2/9).

"Orang bertanya kenapa khilafah ditolak di Indonesia? Apa itu tidak Islami? Islami, tetapi yang Islami bukan hanya khilafah," kata Ma'ruf.

Baca juga : Viral, Detik-detik Guru Besar UIN Padang Meninggal di Persidangan Korupsi

Ma'ruf melanjutkan sistem kerajaan juga dapat disebut Islami. Hal itu dibuktikan dengan kehadiran kerajaan Saudi Arabia, Yordania, dan Uni Emirat.

Demikian pula dengan sistem republik yang diantaranya diterapkan di Indonesia, Mesir, Turki dan Pakistan, menurut Ma'ruf juga merupakan sistem yang Islami.

"Lalu kenapa khilafah ditolak? Bukan ditolak, tapi tertolak. Karena menyalahi kesepakatan. Karena sistem kenegaraan Indonesia, sistem republik," katanya.

Ma'ruf menjelaskan Indonesia bukan negara Islam melainkan negara kesepakatan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Islam yang diterapkan di Indonesia menurutnya kaffah dengan disertai kesepakatan.

Baca juga : Kemenag Kembali Keluarkan Surat Edaran Soal Aturan Pengeras Suara Masjid dan Mushola

"Islam Indonesia adalah Islam kaffah wa almizwah yang disertai kesepakatan. Beda dengan Saudi, Islam saja. Islam saja tanpa mizwah itu DI/TII. Itu yg disebut Islam Nusantara, Islam beserta kesepakatan," katanya.

Dengan demikian, Ma'ruf berkata bakal membantu Joko Widodo ke depan agar tidak lagi disibukkan dengan konflik ideologis.

"Jadi saya berharap kita berjalan periode kedua ini memantapkan tatanan kehidupan, tidak boleh lagi ada pembicaraan yang mengarah ke konflik ideologis," ujarnya.

SHARE ARTIKEL