Sempat Masuk Kandidat Cawapres, ini 4 Alasan Ustadz Somad Menolak Prabowo

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 10 Aug 2018
Fokus di dunia dakwah, Ustadz Somad berikan alasan penolakan jadi Cawapres

Sempat dikabarkan masuk jajaran dunia politik, Ustadz Abdul Somad pun membantah mau dicalonkan jadi Cawapres. Ia pun akhirnya berulang kali menegaskan bahwa dirinya ingin fokus saja di dunia dakwah dan pendidikan.

Sempat Masuk Kandidat Cawapres, ini 4 Alasan Ustadz Somad Menolak Prabowo
Image from merdeka.com

Seperti yang dilansir merdeka.com, nama Ustadz Abdul Somad sempat masuk dalam kandidat cawapres Prabowo Subianto. Berbagai pendekatan dilakukan Prabowo agar Ustadz Somad mau bersanding menjadi cawapresnya. Salah satunya mengirim utusan langsung ke Ustadz Somad. Tapi hasilnya tetap ditolak.

Apa alasan Ustadz Somad sampai menolak ajakan Prabowo sebagai cawapres. Berikut ini rangkuman pernyataan Ustadz Somad:

1. Ustadz Somad mengaku bukan sosok yang tegas

Ustadz Somad mengucapkan terima kasih namanya bisa masuk dalam kandidat cawapres Prabowo. Dia mengatakan ada seseorang yang lebih layak menjadi cawapres Prabowo.

Karena jika ingin terjun di dunia politik maka sikap tegas sangat diperlukan. Dia sendiri, merasa tidak mempunyai sikap tersebut. Ini dapat dilihat jika ada yang mengundang untuk berdakwah dia selalu menyanggupi untuk hadir.

"Yang paling mengetahui diri kita, kita sendiri. kami senang sekali dengan Ustadz tegas berapi-api saat ceramah tapi setelah turun dari mimbar dia amat sangat lembut dan lunak, susah untuk mengatakan tidak.

 Dalam politik kita tidak bisa bilang tidak. Saya pribadi kepada jemaah itu susah mengatakan tidak maka masjid mana iya, iya, iya. Kalau itu dibawa ke dunia politik wah bisa kacau. 

Saya bisa iyakan semuanya, iya iya itu bahaya sekali itu salah satu contoh kecil," kata Ustadz Somad yang dikutip dari acara Talkshow TvOne.

"Saya orangnya terlalu mudah, tak sampai hati melihatnya kalau dalam dunia pendidikan baik, tapi kalau dunia politik tidak bisa harus ada ketegasan," sambungnya.

Baca juga : Dibilang Tak Berani Nyalon Wapres, Ini Jawaban Telak Ustadz Somad Buat yang Meremehkannya

2. Popularitas di media sosial tidak bisa jadi ukuran

Banyak yang menginginkan Ustadz Somad maju sebagai cawapres karena memiliki popularitas, khususnya di kalangan umat Islam.

Ini bisa dilihat di media sosial saja ceramah Ustadz Somad bisa ditonton jutaan orang. Tapi menurutnya, populer di media sosial tidak bisa jadi ukuran dirinya dengan mudah menjadi cawapres.

"Siapa yang paling banyak dicari di internet. itu tidak bisa dijadikan standar. Saya sendiri sudah cek, yang paling banyak Ustadz Abdul Somad, tapi masih dikalahkan Nisa Syabian. Itu enggak bisa dijadikan standar," jelasnya.

3. Ustadz Somad netral, tidak mendukung calon manapun

Walau tidak masuk dunia politik, Ustadz Somad berpesan kepada capres dan cawapres harus memperjuangkan Islam. Kemudian menjadi pemimpin yang adil dan amanah.

"Saya selalu bersama kelompok yang memperjuangkan Islam yang pro pada ulama ada masanya saya tidak berpihak. 

Lalu masalah dukung mendukung support ke depan sampai hari ini saat ceramah tidak pernah menyebut nama tidak pernah menyebut partai, tidak pernah menyebut nomor, menyebut warna kita hanya berceritakan tentang umum, pilih lah pemimpin yang sayang ulama, pilih pemimpin yang amanah, pilih pemimpin yang adil," ujarnya.

Baca juga : Polemik Menguatnya Ustadz Abdul Somad Menjadi Cawapres, ini Jawaban Beliau

4. Fokus sebagai pendidik dan pendakwah

Alasan utama kenapa Ustadz Somad menolak jadi cawapres Prabowo karena dirinya ingin fokus sebagai pendidik dan pendakwah. Tidak ada keinginan terjun ke dunia politik.

"Saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada pada Jenderal Prabowo Subianto, kepada itjima ulama yang telah memberikan kepercayaan. 

Bahwa ini politik dan saya konsen di bidang dakwah dan pendidikan dari dulu saya bilang fokus di bidang dakwah dan pendidikan kita bagi-bagi tugas. 

Saya merasa saya bukan siyasah, saya bukan Umar bin Khattab, saya bukan politisi, saya lebih pada pendidik, pengajar, penceramah," tegasnya.
SHARE ARTIKEL