Masih Sering Dilakukan, Padahal Rasulullah Melarang Umatnya Mengucapkan Tiga Hal Ini

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 09 Aug 2018
Masih Sering Dilakukan, Padahal Rasulullah Melarang Umatnya Mengucapkan Tiga Hal Ini
Berkatalah yang baik atau diamlah, diolah dari albawaba.com

Sering dianggap sepele dan banyak di ucapkan...

Ternyata 3 ucapan sehari-hari ini sungguh dilarang oleh Rasulullah, bahkan menjerumuskan pada kesyirikan.

Sebagai seorang muslim tentu kita harus selalu menjaga lisan dan ucapan.

Karena setiap ucapan yang baik yang mendatangkan hal yang baik pula, begitu pun dengan ucapan buruk yang akan mendatangkan hal buruk.

3 Ucapan berikut merupakan perkataan yang buruk dan dilarang oleh Rasulullah SAW, karena mengingkari rasa syukur!

1. Mencaci Waktu.

“Sial banget hari ini, banyak kerjaan yang nggak selesai" mungki kata-kata ini sering kita ucapkan, padahal sangat dilarang oleh Rasulullah.

Perlu kita ketahui bersama bahwa mencela waktu adalah kebiasaan orang-orang musyrik. Mereka menyatakan bahwa yang membinasakan dan mencelakakan mereka adalah waktu.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

”Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mencela waktu, padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.” (HR. Muslim no. 6000)

Mencela waktu adalah sesuatu yang telarang. Kenapa demikian?

Karena Allah sendiri mengatakan bahwa Dia-lah yang mengatur siang dan malam. Apabila seseorang mencela waktu dengan menyatakan bahwa bulan ini adalah bulan sial atau bulan ini selalu membuat celaka, maka sama saja dia mencela Pengatur Waktu, yaitu Allah ’Azza wa Jalla.

Mencela waktu bisa membuat kita terjerumus dalam dosa bahkan bisa membuat kita terjerumus dalam syirik akbar (syirik yang mengekuarka pelakunya dari Islam).

2. Beranggapan Sial pada Diri Sendiri.

"Sungguh aku ini orang paling sial, semua usahaku gagal" Begitu juga ungkapan semacam ini, masih banyak yang melakukan.

Atau juga kita mendengar ada yang beranggapan sial dengan nama anaknya. Buktinya, ketika anaknya di usia belia sakit-sakitan, maka ada yang beranggapan sial bahwa itu karena namanya yang terlalu berat.

Beranggapan sial bukan hanya seperti di atas, banyak contohnya. Ujung-ujungnya beranggapan sial itu mengarah pada kesyirikan.

Thiyaroh atau beranggapan sial termasuk kesyirikan sebagaimana dinyatakan dalam hadits.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ عَدْوَى ، وَلاَ طِيَرَةَ ، وَلاَ هَامَةَ ، وَلاَ صَفَرَ

“Tidak dibenarkan menganggap penyakit menular dengan sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tidak dibenarkan beranggapan sial, tidak dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tidak dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar” (HR. Bukhari no. 5757 dan Muslim no. 2220).

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia menyebutkan hadits secara marfu’ –sampai kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam-,

« الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ». ثَلاَثًا « وَمَا مِنَّا إِلاَّ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ ».

“Beranggapan sial adalah kesyirikan, beranggapan sial adalah kesyirikan”. Beliau menyebutnya sampai tiga kali. Kemudian Ibnu Mas’ud berkata, “Tidak ada yang bisa menghilangkan sangkaan jelek dalam hatinya. Namun Allah-lah yang menghilangkan anggapan sial tersebut dengan tawakkal.” (HR. Abu Daud no. 3910 dan Ibnu Majah no. 3538. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

BACA JUGA: Suami Wajib Tahu, Istri yang Seperti Ini Adalah Bahaya Terbesar Bagi Pria Setelah Kekafiran

Hadits ini dengan sangat jelas menunjukkan bahwa thiyaroh atau beranggapan sial termasuk bentuk syirik, seperti dilansir dari rumaysho.com

Maka berhentilah beranggapan bahwa diri Anda sial.

3. Menghina dan Meremehkan Orang Lain

"Dasar goblok lo, gitu saja nggak bisa" ini yang paling sering diucapkan orang-orang pada teman-teman ataupun bawahannya.

Padahal sangat terlarang merendahkan orang lain.

Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim).

Rasulullah SAW beliau bersabda:

“Takabbur adalah menentang kebenaran dan meremehkan (merendahkan) manusia, (HR Muslim)

Rasulullah SAW melarang kita memanggil sesama dengan gelar yang merendahkannya

"Janganlah sekali - kali salah seorang di antara kalian mengatakan: Budak lelakiku!, Budah perempuanku! Karena setiap lelaki dan perempuan adalah hamba Allah ... " (HR. Muslim)

Demikian, mudah-mudahan Allah Ta’ala senantiasa menjaga lisan dan perbuatan kita dari mencela dan merendahkan orang lain. Semoga bermanfaat, menambah ilmu untuk kita semua.
SHARE ARTIKEL