Mengungkap Misteri Malam Jumat Kliwon yang Biikin Merinding

Penulis anisa nurfadila | Ditayangkan 31 Aug 2018
Mengungkap Misteri Malam Jumat Kliwon yang Biikin Merinding
malam jumat kliwon via kompasiana.com

Masyarakat percaya bahwa malam jumat kliwon adalam malam yang keramat, angker, dan menyeramkan. Namun, ada apa sih dibalik keramatnya malam jumat kliwon itu? Simak yuk!

Banyak orang meyakini bahwa malam jumat kliwon bukanlah malam biasa. Setara dengan malam Minggu, malam Jumat Kliwon juga memiliki popularitasdi kalangan orang banyak, khususnya masyarakat Jawa.

Salah satu kepercayaan yang masih banyak dipercaya adalah Malam Jumat Kliwon sebagai hari yang angker. Mitos yang ada seputar keramatnya malam Jumat terus berkembang hingga saat ini. Orang sakti percaya bahwa pada malam jumat kliwon semua jin dan setan berkumpul di semua tempat yang telah dikeramatkan.

Namun, kini kami mencoba memecahkan misteri ini.

Dalam tradisi dan budaya Jawa dan sejumlah suku lainnya di Nusantara ini, ada satu malam dalam seminggu yang dikeramatkan adalah Malam Jumat atau hari Kamis malam, khususnya malam Jumat Kliwon.

Awal mula pemberian predikat keramat pada malam Jumat adalah karena dulunya banyak orang ‘Kejawen’ yang mempercayai hari itu sebagai hari dimana para roh halus seperti setan dan jin akan keluar dan bergentayangan.

Hal itu yang kemudian membentuk prespektif masyarakat dalam menanggapi malam Jumat, mulai dari lahirnya mitos seputar alam ghaib atau goib sampai adanya larangan tertentu yang tak boleh dilakukan saat malam Jumat.

Lalu apa saja mitos dan fakta yang sebenarnya ada di balik malam Jumat Kliwon ?

Konon, merupakan malam yang punya kekuatan magis

Sebagian besar orang Jawa sangat percaya bahwa malam Jumat, khususnya malam Jumat Kliwon merupakan hari yang penuh dengan energi magis yang kuat. Oleh sebab itu, tak heran jika beberapa ritual atau upacara dilakukan pada malam tersebut.

Aktivitas yang dilakukan di malam Jumat Kliwon biasanya adalah memandikan keris yang memiliki nilai legenda atau yang dianggap memiliki kekuatan supranatural.  Hari itu juga dipercaya kerap dimanfaatkan sebagian orang untuk mencari pesugihan.

Katanya, dedemit pada berkeliaran

Banyak lokasi yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya makhluk halus. Konon, di malam Jumat Kliwon dianggap sebagai waktu di mana hantu-hantu berkeliaran. Hal itu kerap disampaikan oleh pemangku adat. Makanya, biasanya di malam tersebut sering dilakukan ritual untuk meminimalisir gangguan makhluk halus.

Contohnya saja adanya sesembahan yang diperuntukkan untuk Nyi Roro Kidul di Pantai Parangtritis. Masyarakat setempat melarutkan beragam sesajen dan juga bunga sebagai upaya untuk mendapat keselamatan dan tidak diganggu oleh dedemit yang berkeliaran.

Dipercaya kalau arwah leluhur pulang ke rumah

Orang tua, Mbah atau kerabat lain yang telah meninggal dipercaya diberi kesempatan untuk pulang ke rumah pada malam Jumat Kliwon. Hal itu membuat masyarakat Jawa memiliki kebiasaan untuk ‘penyambutan’. Biasanya, mereka memasang sandingan, atau semacam sesaji berupa makanan favorit almarhum selama hidup.

Yang paling umum dijadikan sandingan adalah ikan bandeng dan secangkir kopi di letakkan di ruang tamu. Dipercaya bahwa arwah leluhur yang datang akan menikmati sesaji tersebut dan bahagia. Hingga saat ini, kebiasaan tersebut juga masih dilaksanakan sebagain besar masyarakat Jawa.

Meninggal di malam Jumat kliwon dianggap baik

Orang yang meninggal di malam Jumat Kliwon atau malam Jumat lain memang kerap dianggap baik. Mungkin bukan hanya di mata masyarakat Jawa, namun juga para Muslim. Sebab, meninggal di hari Kamis malam atau Jumat merupakan tanda bahwa orang tersebut merupakan orang yang baik.

Diyakini bahwa itu adalah salah satu tanda dari khusnul khotimah, orang yang meninggal di hari itu katanya akan dibebaskan dari siksa kubur. Meninggalnya kerabat di hari tersebut setidaknya membuat yang ditinggalkan merasa lebih tenang.

Nah, empat hal itulah yang membuat malam Jumat Kliwon dianggap keramat oleh orang Jawa. Meski begitu kental akan kesan mitos, namun kepercayaan tersebut telah turun temurun diwariskan oleh para leluhur. Dan sepertinya bakal terus dipercaya dari generasi ke generasi selanjutnya.
SHARE ARTIKEL