Beli Shukoi dari Rusia, Indonesia Langsung Dapat Ancaman Keras Amerika

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 10 Aug 2018
Apa penyebabnya???

Indonesia membeli pesawat Shukoi dari Rusia dengan sistem imbal beli. Adapun pihak Rusia harus membeli sumber daya alam yang terdapat di indonesia dengan harga 50 persen dari pesawat Shukoi. Namun imbal beli ini mendapat ancaman dari pihak luar. Apa penyebabnya ? 

Beli Shukoi dari Rusia, Indonesia Langsung Dapat Ancaman Keras Amerika
Image from grid.id

Selalu ada asap jika ada api.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan, Oke Nurwan menyebutkan pihak Amerika Serikat memberikan tekanan kepada Indonesia.

Seperti yang dilansir oleh grid.id Tekanan yang dimaksud Nurwan ialah saat Indonesia mengakuisisi pesawat tempur multiperan bermesin ganda asal Rusia, Sukhoi Su-35 Flanker E.

Dalam pembelian jet kelas berat tersebut Indonesia dan Rusia menggunakan sistem imbal beli.

"Rusia berkenan imbal beli, di tengah jalan Amerika Serikat mulai cawe-cawe (intervensi). Kalau ada transaksi dengan Rusia ada ancaman lain, kita diplomasi itu," ujar Oke dalam acara gathering eksportir di Kantor Bea dan Cukai Jakarta, Selasa (7/8) seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca juga : Takut Kehilangan Pelanggan, Grab Batal Naikkan Tarif, Nasib Drivernya Jadi Taruhan

Padahal, lanjut Nurwan, Indonesia telah sepakat membeli sebanyak 11 unit Su-35 dari Rusia yang diproduksi oleh Komsomolsk‑on‑Amur Aircraft Production itu.

Untuk harganya Indonesia harus membayar 1,14 triliun dolar AS.

Namun pembayaran tersebut dengan skema imbal beli.

Hal tersebut mewajibkan Rusia membeli komoditas dari Indonesia sebesar 50 persen dari harga total Sukhoi senilai 570 juta dolar AS.

Komoditas yang hendak dibeli oleh Rusia tak lain adalah karet, teh, kopi dan kelapa sawit.

Menurut Oke, skema perdagangan imbal beli bisa ditiru oleh produk lainnya.

Skema perdagangan tersebut dianggap mampu mendorong ekspor domestik.

"Kenapa tidak kita imbal belikan, dengan negara yang kita beli migasnya, dengan mewajibkan (imbal beli)," kata Nurwan.

Seperti diketahui, 11 Su-35 dibeli oleh Indonesia untuk menggantikan armada Northrop F-5 Tiger TNI AU.

Baca juga : Penyaluran Tunjangan Guru di Daerah di Stop, ini Alasan Kemenkeu

Bahkan hari Senin (6/8) lalu, tim Deputy Director of The Air Force Departement Rusia yang dipimpin Tsyplakov Yury sudah mendatangi Skadron Udara 14 TNI AU di Lanud Iswahjudi, Magetan, untuk meninjau kesiapan Skadron memelihara Su-35 kelak yang akan bersarang di sana.

Dalam kunjungannya itu tim meninjau hangar, selter apron, aerodome, runway, taxyway, fire fighter vehicles, GPL, simulator hingga Depo Pemeliharaan 60 milik TNI AU.

Su-35 digadang-gadang sebagai pesawat tempur pesaing utama F-35 Lightning II besutan Amerika Serikat.

Selain Rusia, Su-35 juga dioperasikan Angkatan Udara China, Indonesia dan Venezuela.
SHARE ARTIKEL