Rajin Sholat Malam, Rajin Puasa Sunnah, Rajin Bersedekah Tapi Masuk Neraka

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 21 Jul 2018
Rajin Sholat Malam, Rajin Puasa Sunnah, Rajin Bersedekah Tapi Masuk Neraka
Gambar ilustrasi dilansir dari tribunnews.com

Tahukah kamu siapa orang yang tersebut?

Meski amal ibadahnya banyak, bukannya masuk surga, malah masuk neraka. Mudah-mudahan kita terhindar dari hal seperti itu.

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, pernah ditanyakan kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam

“Wahai Rosulullah, sesungguhnya si Fulanah suka sholat malam, puasa di siang hari, mengerjakan (berbagai kebaikan) dan bersedekah, hanyasaja ia suka mengganggu para tetangganya dengan lisannya?”. Bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Tiada kebaikan padanya, dia termasuk penghuni neraka”. [HR al-Bukhoriy di dalam al-Adab al-Mufrod: 119, Ahmad: II/ 440].

Walaupun ia sangat semangat untuk melaksanakan sholat malam dan memperbanyak puasa sunnah serta banyak bersedekah, namun semua itu sia-sia, pahalanya terhapus serta iapun berhak masuk neraka.

Na'udzubillahimindzalik.

Bahaya lisan

Kita lihat banyak orang yang senang berbicara tapi tidak kurang terampil menjaga kemuliaan dengan kata-katanya. Banyak orang gemar berkata-kata tanpa bisa menjaga diri, padahal kata-kata yang terucap dari mulut seseorang harus selalu bisa dipertanggung-jawabkan.

Secara kasat mata, lidah hanyalah bagian kecil dari organ tubuh manusia. Ia lentur, tidak bertulang.

Namun, di balik sifat kelenturannya ini, tersimpan kedahsyatan yang bisa mengantarkan manusia ke pintu kebahagiaan, sekaligus bisa menjerumuskannya ke dalam kehinaan hidup di dunia dan akhirat.

BACA JUGA: Jangan Sampai Menusuk Saudaramu Dari Belakang Dengan Membiarkannya Tak Membayar Hutang

Lisan seseorang adalah cerminan dari baik dan buruk dan cerminan kualitas iman seseorang.

Nabi Saw. bersabda,

“Tidak akan lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya, sehingga lurus lisannya. Dan seseorang tidak akan masuk surga apabila tetangganya tidak merasa aman dari kejahatan lisannya.” (HR Ahmad).

Berhati-hatilah dalam menggunakan lisan ini!

Menggerakkannya memang mudah, tidak perlu menghabiskan tenaga yang besar, tidak butuh biaya mahal, tapi bencana bisa datang kepada kita hanya karena kata yang terucap oleh lisan.

Berbicara itu baik, tapi diam jauh lebih bermutu. Dan ada yang lebih hebat dari diam, yaitu berkata benar.

Demikian, Wallahu A'lam
SHARE ARTIKEL