Apakah Keputihan Saat Hamil Muda Bahaya? Berikut Penjelasannya

Penulis anisa nurfadila | Ditayangkan 20 Aug 2018


Apakah Keputihan Saat Hamil Muda Bahaya? Berikut Penjelasannyakeputihan saat hamilmuda via styletribunnews.com

Keputihan saat hamil muda? Apakah itu wajar? Apa tanda dari keputihan tersebut?  

Yuk kenali selengkapnya keputihan saat hamil muda!

Kehamilan adalah anugerah besar yang Tuhan berikan dalam kehidupan berumah tangga. 

Tentunya, hal ini membuat setiap wanita hamil akan dengan teliti menjaga kesehatannya. 

Namun, jika keputihan saat hamil muda, apakah hal ini wajar?

Keputihan atau munculnya cairan memang jadi salah satu gejala atau tanda awal kehamilan yang umum terjadi. 

Ibu hamil sering kali mengalami tanda-tanda terjadinya keputihan, terutama bagi yang sedang hamil muda.

Keputihan selama kehamilan juga bisa memprediksi kesehatan calon ibu. 

Namun perlu Anda ketahui, tak selamanya keputihan saat hamil muda ini adalah hal yang normal terjadi.

Terdapat perbedaan antara keputihan tanda hamil dan keputihan tanda penyakit

Ada batas-batas normal yang sebaiknya Ibu pahami sehingga tahu kapan perlu khawatir dan mencari cara untuk mengatasinya.

Tanda Keputihan yang Normal

Menurut Dr. Sheryl Ross, dokter obgin di Pusat Kesehatan Providence Saint John, California mengungkapkan keputihan saat hamil muda dikenal dengan leukorrhea

Menurut Sheryl, keputihan ini biasanya berwarna bening atau seperti putih susu, tidak menggumpal serta tidak terlalu berbau.

Keputihan saat hamil muda biasa berlangsung satu hingga dua minggu setelah pembuahan.  

Biasanya cairan vagina akan kembali keluar di akhir kehamilan. 

Di akhir minggu kehamilan, Ibu akan mengeluarkan lendir tebal dengan bercak darah yang bisa jadi tanda awal persalinan.

Mengapa bisa terjadi keputihan saat hamil muda? 

Perubahan kadar hormon menjadi salah satu penyebab utamanya.

Hormon inilah yang membuat Ibu tak lagi mengalami keputihan. 

Perubahan serviks selama kehamilan juga menyebabkan keputihan.

Leher rahim dan dinding vagina jadi melembut untuk mencegah terjadinya infeksi. 

Hal ini akan membuat tubuh jadi lebih banyak memproduksi cairan. 

Kepala janin yang menekan serviks di akhir kehamilan juga menyebabkan munculnya kembali keputihan di akhir kehamilan.

Tanda Keputihan yang Berbahaya

Sementara, Ibu perlu waspada sebab keputihan saat hamil muda bisa jadi gejala terjadinya infeksi vagina misalnya infeksi jamur. 

Infeksi jamur biasanya ditandai dengan keputihan yang mengeluarkan cairan berwarna kuning atau hijau saat hamil.

Biasanya cairan ini gatal dan berbau cukup menyengat

Ibu perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika diikuti gejala kulit kemerahan, gatal dan ada benjolan pada vagina.

Baca Juga : Ikuti Langkah Mengobati Keputihan yang Bikin Risih Tersebut dengan Alami !

Keputihan saat hamil muda dapat dikatakan normal apabila cairan yang keluar berwarna bening atau sedikit kekuningan dan encer atau agak kental.

Namun jika cairan lengket dan berbau, mengakibatkan gatal-gatal pada organ kewanitaan Anda, berwarna kuning atau kehijauan atau bercampur dengan darah, serta berasa panas dan/atau nyeri ketika sedang buang air kecil, maka dapat dikatakan abnormal.

Bila ibu hamil mengalami kondisi-kondisi ini, atau jika keputihan yang dialami disebabkan oleh infeksi. 

Maka sebaiknya segera konsultasikanlah ke dokter atau bidan Anda, karena hal tersebut dapat mengganggu perkembangan janin.

Kapan Keputihan Saat Hamil Perlu Diperiksakan?

Meskipun keputihan saat hamil normal terjadi, namun masih terdapat beberapa kondisi yang tetap harus Anda waspadai. 

Sebaiknya segera periksakan keputihan saat hamil yang Anda miliki, bila:

  • Dari tampilannya, Anda memiliki keraguan apakah cairan tersebut keputihan atau air ketuban.
  • Keputihan saat hamil yang Anda miliki terlihat seperti air, lendir, atau bahkan darah, saat Anda bahkan belum memasuki minggu ke-37.
  • Keputihan yang Anda alami saat hamil disertai gejala seperti rasa nyeri, gatal, panas, bahkan bibir vagina terlihat seperti meradang. Ini bisa saja indikasi Anda terserang infeksi jamur.
  • Terjadi pengeluaran cairan berwarna putih keabu-abuan yang beraroma amis seperti ikan seusai Anda melakukan hubungan seksual.
  • Keputihan yang Anda alami berwarna kuning atau bahkan hijau, dengan aroma yang tidak enak. Ini bisa jadi gejala Anda terserang salah satu penyakit menular seksual, trikomoniasis.

Cara Mengatasi Keputihan saat Hamil Muda

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk mengatasi keputihan:

  • Jagalah selalu kebersihan organ intim dengan membersihkannya setiap kali selesai buang air kecil atau besar. 
  • Jangan lupa untuk selalu membasuhnya dengan cara yang benar, yaitu dari arah depan ke belakang.
  • Gunakanlah pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun dan mudah menyerap keringat.
  • Hindari penggunaan sabun mandi yang sebagian besar mengandung soda, atau kurangi penggunaan sabun pembersih vagina yang bersifat antiseptik. 
  • Saat membersihkannya, gunakan air kucuran. Hindari menggunakan air yang sudah tertampung di dalam ember atau bak mandi. 
  • Sebaiknya hindari pemakaian pantyliner, karena bahan kapas pantyliner bisa menyebabkan bakteri berkembang biak dengan mudah.
  • Hindari mandi berendam dengan air panas atau hangat, karena jamur yang menyebabkan keputihan lebih mudah tumbuh dan/atau berkembang di suhu hangat.
  • Kurangi mengkonsumsi makanan “junkfood” atau siap saji, atau makanan yang mengandung bahan pengawet atau gula yang cukup tinggi, atau jenis makanan yang mengandung ragi, atau membeli makanan yang dikemas dalam bentuk kering (karena umumnya makanan yang dikeringkan mengandung gula fruktosa yang cukup tinggi yang dapat meningkatkan produksi hormon pada organ kewanitaan Anda).

Ibu juga bisa mencegah terjadinya keputihan saat hamil muda maupun keputihan yang tidak normal sepanjang kehamilan. 

Saat hamil, Ibu sebaiknya menggunakan pakaian longgar dan tidak panas. Keringat akan mempercepat berkembangnya bakteri.

Pilih celana dalam berbahan katun agar tak tumbuh bakteri di area vagina. 

Jangan lupa untuk mengeringkan area vagina setelah mandi atau pergi ke toilet misalnya. 

Ibu juga bisa mengonsumsi makanan kaya probiotik misalnya yogurt untuk meningkatkan bakteri baik dalam tubuh.

SHARE ARTIKEL