Mitos Seputar Cacar Air dan Cara Mengobati Cacar Air Pada Anak

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 03 Jan 2020

Mitos Seputar Cacar Air dan Cara Mengobati Cacar Air Pada Anak

Ilustrasi cacar air - Image from hellosehat.com

Mitos Seputar Cacar Air dan Cara Mengobati Cacar Air Pada Anak Cari tahu seputar gejala, penyebab, dan pengobatan cacar air disini.

Bisa dibilang cacar air pada anak merupakan penyakit ringan, terlebih setelah dilaksanakannya program vaksinasi cacar air pada pertengahan tahun 1990-an. 

Namun, cacar air pada anak parah bisa menimbulkan komplikasi yang lebih serius pada penderita yang memiliki imunitas tubuh lemah, misalnya penderita HIV/AIDS.  

Baca Juga :
1. Penyebab dan Gejala Tifus Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak
2. Penyakit TBC: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
3. Difteri: Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Penanganannya

Cacar Air Pada Anak

Cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella zoster. Cacar air pada balita dan anak-akan merupakan hal yang umum, namun bukan berarti penyakit ini tidak bisa menyerang orang dewasa.

Pasalnya, cacar air pada anak bisa menyerang siapa saja tanpa batasan umur, akan tetapi seseorang dengan kondisi tertentu mempunyai resiko lebih tinggi terhadap penyakit ini, diantaranya :

  1. Orang yang melakukan kontak dengan penderita cacar air.
  2. Anak berusia di bawah 12 tahun.
  3. Orang yang belum pernah mendapat imunisasi cacar air.
  4. Orang yang belum menerima vaksin cacar air, terutama Ibu hamil.
  5. Orang dewasa yang satu rumah dengan anak-anak yang terinfeksi cacar air.
  6. Seseorang yang menghabiskan waktu di sekolah atau fasilitas penitipan anak.
  7. Orang yang mempunyai imunitas atau daya tahan tubuh yang terganggu, baik karena penyakit atau obat-obatan.

Penyakit cacar air pada anak atau dalam dunia medis disebut varicella ini ditandai dengan gejala munculnya ruam kemerahan berisi cairan yang sangat gatal di seluruh tubuh. Umumnya, ruam pertama kali akan muncul pada bagian perut, punggung, dan wajah.

Ruam cacar akan melewati tiga fase sebelum penderitanya pulih, yaitu :

  • Fase pertama : Penderita mengalami benjolan berwarna merah atau merah muda di seluruh tubuh. 
  • Fase kedua: Benjolan menjadi lecet berisi cairan, berkerak, berkoreng, dan mulai sembuh. 
  • Fase ketiga : Benjolan baru akan terus muncul sepanjang infeksi.

Umumnya, ruam akan berkerak-kerak dan jatuh dengan sendirinya, dan akan membutuhkan waktu sekitar 7-14 hari untuk menghilang sepenuhnya.

Gejala Cacar Air

Meskipun ruam gatal merupakan gejala paling umum dari cacar air, namun ada beberapa gejala non ruam yang dapat berlangsung beberapa hari, diantaranya :

  • Demam
  • Pusing
  • Lemas
  • Tidak nafsu makan
  • Nyeri tenggorokan

Gejala-gejala di atas merupakan gejala yang normal, akan tetapi Anda harus segera berkonsultasi ke dokter apabila :

  • Ruam menyebar hingga ke mata.
  • Ruam menjadi sangat merah.
  • Ruam menjadi lunak dan hangat.
  • Timbul gejala lain seperti pusing atau sesak napas.

Anda juga harus waspada apabila mengalami cacar air saat hamil, pasalnya paparan virus yang terjadi kepada wanita hamil dapat mengakibatkan hal-hal yang sangat fatal, antara lain :

  • Sindrom varicella kongenital, yaitu sindrom yang dapat mengakibatkan kelainan bawaan seperti bekas luka, kelainan otot dan tulang, kelumpuhan, ukuran kepala kecil, kebutaan, kejang atau keterbelakangan mental pada bayi.
  • Pneumonia (radang paru-paru) pada Bumil.
  • Ensefalitis (radang otak) dan hepatitis (radang hati) pada Bumil.
  • Cacar air pada bayi baru lahir yang dapat mengancam nyawa (neonatal varicella).

Apakah Cacar Air Menular?

Cacar air merupakan salah satu penyakit menular, penyakit ini dapat menular kepada orang lain hingga 48 jam sebelum ruam kulit mulai terjadi.

Biasanya cacar air menular melalui kontak dengan orang yang terinfeksi, misalnya lewat  air liur, batuk, bersin, dan kontak dengan cairan dari lepuh cacar. 

Virus cacar akan menular selama satu atau dua hari sebelum lepuhan muncul. Kendati demikian, penyakit ini tetap akan menular hingga seluruh lepuh berkerut.

Apakah Cacar Air Terjadi Sekali Seumur Hidup?

Banyak spekulasi yang beredar bahwa rata-rata orang mengalami cacar air pada anak sekali seumur hidup, lalu apakah hal ini benar? Berikut jawabannya.

Cacar air pada anak merupakan hal yang normal, jadi apabila Anda sudah mengalami cacar air pada masa kanak-kanak, maka sangat kecil kemungkinan Anda terkena penyakit ini lagi.

Akan tetapi tetap saja Anda harus waspada, pasalnya virus varicella ini akan menetap di dalam tubuh. Virus tersebut bisa saja aktif lagi di masa depan serta membuat masalah kesehatan yang lebih serius.

Dalam sebagian kasus, ditemukan beberapa orang yang terkena cacar air pada anak lebih dari satu kali dalam hidupnya. Hal ini disebabkan karena virus cacar kembali aktif menyerang, terutama ketika kondisi sistem imunitas tubuh sedang menurun.

Apabila dalam jangka waktu tertentu virus varicella zoster kembali aktif dalam tubuh, maka biasanya akan muncul pula penyakit herpes zoster, yang mana penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi tersendiri yang disebut dengan postherpetic neuralgia.

Herpes Zoster menimbulkan gejala seperti rasa nyeri dalam jangka waktu yang panjang setelah lepuhan menghilang dan terjadi semakin parah. 

Komplikasi lain yang bisa ditimbulkan adalah infeksi bakteri pada kulit, jaringan lunak, tulang, sendi, bahkan aliran darah (sepsis). Selain itu, cacar kedua ini juga bisa menimbulkan pneumonia, radang otak (ensefalitis), dan juga toxic shock syndrome.

Apakah Cacar Air Boleh Mandi?

Banyak pertanyaan seputar penderita cacar air pada anak apakah boleh mandi? Dilansir dari laman hallosehat, boleh saja penderita cacar air pada anak mandi, asalkan mandi dengan air mengalir dan menggunakan sabun mandi.

Hal ini bertujuan agar higienitas tubuh tetap terjaga, serta mencegah infeksi lain masuk kedalam tubuh di saat kekebalan tubuh sedang menurun akibat terinfeksi virus cacar.

Namun, Anda tetap harus berhati-hati ketika mandi, jagalah agar lepuhan berisi air pada kulit tidak pecah, pasalnya lepuhan tersebut mengandung virus yang dapat menyebabkan penularan lebih lanjut.

Namun jika lepuhan sudah terlanjur pecah, maka untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, Anda bisa memberi salep antibiotik. Untuk mendapatkan obat tersebut, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu.

Sedangkan untuk mengurangi rasa gatal akibat cacar, Anda bisa menggunakan bedak salisil. Bedak ini berfungsi membuat lepuhan kulit agar tetap kering dan mencegahnya agar tidak pecah. 

Pengobatan dan Pencegahan Cacar Air

Pengobatan cacar bukan untuk menghilangkan lepuhan, melainkan bertujuan untuk mengurangi keparahan gejala yang dialami oleh pasien, dengan atau tanpa menggunakan obat. Ada beberapa pengobatan mandiri yang bisa Anda lakukan untuk meringankan gejala, diantaranya :

  1. Memperbanyak minum air putih.
  2. Memperbanyak konsumsi makanan yang lembut.
  3. Tidak menggaruk ruam atau lepuhan luka cacar air.
  4. Mengenakan pakaian yang berbahan lembut dan ringan.

Adapun untuk upaya pencegahan penyakit cacar air, Anda disarankan untuk melakukan vaksinasi cacar air. Di Indonesia sendiri, vaksinasi cacar air tidak termasuk dalam daftar imunisasi rutin lengkap, namun tetap dianjurkan untuk diberikan.

Demikianlah penjelasan seputar cacar air ini, apabila ada pertanyaan terkait penyakit ini, konsultasikanlah dengan dokter. Semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL