Mencari Istri Sholehah Ternyata Bisa Dihitung Dengan Rumus Matematika, Begini!

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 02 May 2018

Mencari Istri Sholehah Ternyata Bisa Dihitung Dengan Rumus Matematika, Begini!
Foto via rumusmatematika.id

Pacar nggak ada, tapi sudah kebelet menikah....

Bingung pilih istri yang paling cocok untuk pasangan hidup selamanya?

Berikut tips mencari calon istri bisa dilihat dan dicari dengan rumus matematika yang diberikan Al Khawarizmi...

Muhammad bin Musa Al Khawarizmi adalah ilmuwan matematika penemu bilangan nol. Ia lahir di Khawārizm (Khiva, Uzbekistan) sekitar tahun 780. Karenanya ia dikenal sebagai Al Khawarizmi.

Al Khawarizmi juga disebut sebagai Bapak Matematika atau Bapak Aljabar. Sebab, aljabar yang hingga kini digunakan berasal dari bukunya, Al-Jabar. Buku karyanya itu membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Selain ahli matematika, Al Khawarizmi juga ahli astronomi dan astrologi.

Baca juga : Istri dalam Masa Menyusui Tapi Suami Kebelet 'Nyetrum', Begini Caranya

Siapa yang tak kenal dengan Kharizmi? Ilmuan Penemu angka nol ini sangat terkenal di kalangan masyarakat.

Ia bernama lengkap Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi. Ia lahir di Khawārizm (Khiva, Uzbekistan) sekitar tahun 780. Karenanya ia dikenal sebagai Al Khawarizmi.

Al Khawarizmi juga disebut sebagai Bapak Matematika atau Bapak Aljabar. Sebab, aljabar yang hingga kini digunakan berasal dari bukunya, Al-Jabar.

Buku karyanya itu membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Selain ahli matematika, Al Khawarizmi juga ahli astronomi dan astrologi.
.
Suatu hari, Al Khawarizmi ditanya tentang calon istri terbaik. Penemu bilangan nol ini kemudian menjawab dengan menggunakan rumusnya.

Agama itu nilainya 1, sedangkan hal lain nilainya 0
Jika wanita itu shalihah dan baik agamanya, maka nilainya 1
Jika dia cantik, tambahkan 0 di belakangnya. Jadi nilainya 10
Jika dia kaya, tambahkan 0 lagi dibelakangnya. Jadi nilainya 100
Jika dia keturunan orang baik-baik dan terhormat, tambahkan 0 lagi. Jadi nilainya 1000
Sebaliknya jika dia cantik, kaya dan nasabnya baik tetapi tidak punya agama, nilainya hanya 0.
Berarapun 0 dihimpun, ia tetap 0

Demikianlah jawaban hebat dengan matematika. Al Khawarizmi mengajarkan kepada kita, mencari istri hendaklah menjadikan agama sebagai pertimbangan utama.

Jika agamanya baik, maka kelebihan-kelebihan yang lain akan menjadi kebaikan yang berlipat ganda. Namun jika agamanya tidak ada, tidak berguna segala kelebihan wanita.

Kepada kita, mencari istri hendaklah menjadikan agama sebagai pertimbangan utama. Jika agamanya baik, maka kelebihan-kelebihan yang lain akan menjadi kebaikan yang berlipat ganda. Namun jika agamanya tidak ada, tidak berguna segala kelebihan wanita.

Baca juga : Allah Melarangnya, 3 Kebiasaan ini Bisa Membawa ke Neraka dan Menimbulkan Penyakit

Yang dimaksud dengan agama bukanlah sekedar pengetahuan. Bukan pula latar belakang pendidikan jurusan agama. Tetapi pemahaman dan pengamalannya. Agamanya baik, artinya ia memahami agama dan mengamalkannya. Agamanya baik, artinya akhlaknya baik. Agamanya baik,
artinya karakternya baik.

Wanita cantik dan agamanya baik, ia akan menggunakan kecantikannya untuk melayani suami. Persis seperti gambaran istri membahagiakan dalam hadits Nabi; jika dipandang ia menyenangkan. Maka ketenangan dan kebahagiaan pun memenuhi kehidupan pernikahan.

Wanita kaya dan agamanya baik, ia akan menggunakan kekayaannya di jalan kebaikan. Seperti bunda Khadijah, ia membantu suami berdakwah, ia menggunakan hartanya untuk perjuangan Rasulullah.

Wanita dari nasab terhormat dan agamanya baik, ia menjadi kehormatan tersendiri bagi suami. Dan juga menjadi saham yang baik bagi anak-anaknya nanti.

Maka jika engkau bertanya wanita manakah yang terbaik untuk menjadi istri, sesuai rumus Al Khawarizmi, jawabannya adalah pertama-tama carilah wanita shalihah barulah engkau perhitungkan kelebihan-kelebihan lainnya.

Sabda Nabi Muhammad SAW;

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعِ خِصَالٍ : لِمَالِهَا
وَجَمَالِهَا وَحَسَبِهَا وَدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ }

Rasulullah menjelaskan bahwasanya "wanita itu dinikahi atas empat perkara: adakalanya karena hartanya, karena kecantikannya, ada juga karena nasabnya, dan karena agamanya."

Namun dalam hadits lanjutannya beliau berkata:

فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

"Maka nikahilah wanita karena agamanya, maka tanganmu akan dipenuhi dengan keberuntungan" .

Wallahu a'lam.
SHARE ARTIKEL